Sosok

Kisah Perjuangan Ikta Falah Maulida, Raih Impian Jadi Pramugari Tanpa Sekolah Khusus

Minggu, 09 November 2025 - 09:16 | 898
Foto: Pramugari Kereta Api Indonesia, Ikta Falah Maulida. (FOTO: Ikta for TIMES Indonesia)
Foto: Pramugari Kereta Api Indonesia, Ikta Falah Maulida. (FOTO: Ikta for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PEMALANG – Kisah inspiratif datang dari Ikta Falah Maulida, seorang wanita asal Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, berusia 21 tahun yang berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi pramugari di Kereta Api Indonesia (KAI). 

Menariknya, Ikta meraih posisi bergengsi ini tanpa harus menempuh pendidikan di sekolah pramugari khusus, yang lazim diikuti oleh para pelamar lain. Ia adalah lulusan dari SMK Texmaco Pemalang dengan jurusan Teknik Komputer Jaringan. 

Advertisement

Saat ini, sambil menjalani karirnya, Ikta tetap semangat melanjutkan pendidikannya sebagai mahasiswa di Universitas Terbuka Semarang. Ia dikenal memiliki gaya hidup aktif dengan hobi berolahraga seperti lari dan badminton, di samping kegemarannya traveling.

Latar Belakang Pendidikan dan Prestasi

Sejak sebelum menamatkan studi di SMK, Ikta sudah menunjukkan etos kerja yang tinggi. Ia mengungkapkan bahwa ia bukan tipe orang yang ingin menganggur dan selalu ingin bekerja keras demi membantu kedua orang tua dan adik-adiknya. 

Sebelum diterima sebagai pramugari, Ikta pernah bekerja di kantor cabang BRI. Semasa sekolah, dedikasinya tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga non-akademik. Di mana dia mencatatkan sejumlah prestasi gemilang. 

Contohnya, Ikta pernah meraih juara 1 bola basket, juara 2 pencak silat, dan berprestasi sebagai model baju adat berpasangan. Selain itu, ia juga merupakan satu-satunya siswa dari sekolahnya yang terpilih menjadi perwakilan Paskibraka tingkat kabupaten.

Modal Nekat dan Tekad Kuat

Menjadi pramugari sudah menjadi cita-cita Ikta sejak lama. Ketika lowongan dibuka, ia memutuskan untuk mencoba mendaftar. "Saya lihat teman-teman saya yang daftar pramugari kebanyakan dari mereka sekolah pramugari dulu di Bina Avia, tapi saya tidak sama sekali," tutur Ikta, Minggu (9/11/2025).

Berbekal ijazah SMK, tekad yang kuat, niat, usaha, dan yang paling utama adalah doa restu dari orang tua, ia berjuang keras. Meski sempat mengalami kegagalan pada percobaan pertama, ia tak menyerah.

"Walaupun saya pernah gagal sekali, namun saya tidak menyerah. Saya tetap mencoba daftar kembali hingga saya bisa keterima," katanya, menekankan bahwa ia diterima langsung tanpa menggunakan orang dalam.

Peluang, Tantangan, dan Dukungan Keluarga

Selain aktif sebagai pramugari KAI, Ikta kini menyempatkan diri untuk membantu usaha keluarga di rumah dan menyelesaikan kuliahnya. Ia melihat peluang besar dari perannya saat ini, yaitu bisa mengajak dan memberikan motivasi kepada teman-teman lain yang ingin berkarir dan menjadi wanita karir yang mandiri. 

Dalam hal ini lebih jauh dirinya sangat menyadari perihal tantangan yang ada sebanding dengan manfaatnya. Ikta menegaskan bahwa dukungan terbesar dalam prosesnya selalu datang dari keluarga dan teman-teman di sekitarnya. 

"Dukungan pasti dari orang tua, terutama doa ridho dari kedua orang tua saya dan teman-teman lainnya yang suka membantu dalam proses saya," tutupnya, menggarisbawahi peran penting restu orang tua dalam mencapai keberhasilan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES