HiJack, Jaket Cerdas Penjaga Nyawa di Gunung Karya Mahasiswa Polinema Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Lima mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) mengembangkan inovasi yang bisa menyelamatkan nyawa para pendaki gunung. Mereka mengembangkan HiJack, jaket pintar berbasis Internet of Things (IoT) yang mampu mengirimkan sinyal darurat (SOS) hanya dalam delapan detik.
Teknologi ini diklaim dapat mempercepat operasi penyelamatan di gunung hingga 450 kali lebih cepat dibandingkan metode konvensional.
Advertisement
HiJack merupakan karya tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) Polinema. Produk ini memadukan tiga sistem utama: deteksi hipotermia, GPS tracking, dan sinyal SOS berbasis LoRa (Long Range). Inovasi tersebut dirancang khusus untuk mendukung keselamatan pendaki dan mempermudah kerja tim pencarian dan pertolongan (SAR).
“Selama ini, pendaki yang mengalami kondisi kritis harus menunggu rekannya turun ke basecamp untuk meminta bantuan. Proses ini bisa memakan waktu hingga satu jam. Dengan HiJack, sinyal SOS bisa langsung diterima hanya dalam hitungan detik,” jelas Fajar Bayu Kusuma, ketua tim HiJack, Jumat (10/10/2025).
Kolaborasi Lintas Disiplin
Tim HiJack PKM-KC Politeknik Negeri Malang yang terdiri dari Fajar Bayu Kusuma, Della Farahita Zein, Putra Zakaria Muzaki, Wiradarma Nurmagika, dan Muhammad Syahril Eka Pratama.
Tim HiJack beranggotakan mahasiswa dari dua jurusan, yakni Teknologi Informasi dan Teknik Elektro. Mereka adalah Fajar Bayu Kusuma, Della Farahita Zein, Putra Zakaria Muzaki, Wiradarma Nurmagika, dan Muhammad Syahril Eka Pratama, dengan bimbingan Vivi Nur Wijayaningrum, S.Kom., M.Kom.
Kolaborasi lintas disiplin ini menghasilkan sistem terintegrasi antara perangkat lunak, sensor suhu tubuh, dan perangkat keras berteknologi tinggi. Pendekatan tersebut memastikan bahwa setiap fitur HiJack benar-benar berfungsi optimal di medan ekstrem seperti pegunungan.
Deteksi Hipotermia dan Pemanas Otomatis
Salah satu fitur utama HiJack adalah sensor suhu tubuh yang bekerja secara real-time. Ketika suhu tubuh pengguna turun di bawah ambang batas aman (indikasi hipotermia), sistem otomatis akan:
-
Mengaktifkan pemanas internal (heating system) untuk menstabilkan suhu tubuh.
-
Menyalakan buzzer alarm agar pendaki lain di sekitar mengetahui adanya situasi darurat.
Dengan mekanisme ini, risiko keterlambatan penanganan pendaki yang mengalami hipotermia dapat diminimalisasi secara signifikan.
Tombol Darurat dengan Teknologi LoRa
HiJack juga dilengkapi tombol darurat yang mengirimkan sinyal SOS melalui jaringan LoRa, sebuah sistem komunikasi berjangkauan jauh yang tidak bergantung pada sinyal internet. Data yang dikirim mencakup koordinat lokasi (latitude dan longitude) pengguna, sehingga tim SAR atau petugas basecamp dapat segera menuju lokasi dengan akurasi tinggi.
Teknologi LoRa memungkinkan HiJack tetap berfungsi di area terpencil yang tidak memiliki jaringan seluler, menjadikannya solusi tepat bagi pendaki gunung di Indonesia yang topografinya menantang.
Tim HiJack melakukan pengujian jaket pintar berbasis Internet of Things (IoT) kepada pendaki di Gunung Bokong, Sabtu (20/09/2025).
Diuji di Gunung Bokong
Sebelum diluncurkan, HiJack telah melalui serangkaian uji coba laboratorium di kampus Polinema dan uji lapangan di Gunung Bokong, Batu, Jawa Timur. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem dapat bekerja dengan stabil dan akurat, baik dalam mendeteksi suhu tubuh maupun mengirimkan sinyal SOS—dengan waktu pengiriman hanya delapan detik.
Sebagai perbandingan, metode konvensional yang mengandalkan laporan manual ke basecamp bisa memakan waktu sekitar 60 menit.
Kontribusi untuk Keselamatan Pendaki
Bagi tim HiJack, inovasi ini bukan sekadar karya akademik, melainkan kontribusi nyata mahasiswa Indonesia terhadap keselamatan di alam bebas. Mereka berharap teknologi ini dapat digunakan secara luas oleh para pendaki, tim penyelamat, maupun pengelola wisata alam di berbagai daerah.
“Kami ingin HiJack menjadi solusi nyata dalam pencegahan hipotermia dan percepatan evakuasi. Semoga bisa bermanfaat bagi banyak orang,” kata Fajar. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |