TIMESINDONESIA, PONOROGO – Artis ternama Vino G Bastian hadir sebagai pembicara utama dalam Seminar Perfilman Islami yang menjadi bagian dari rangkaian Festival Film Santri 2025 di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo.
Acara ini digelar dalam rangka memperingati 100 tahun berdirinya Gontor dan berlangsung meriah dengan partisipasi santri dari berbagai pesantren di seluruh Indonesia.
Dalam sesi seminar, Vino menyampaikanbahwa film bukan sekadar hiburan, "Melainkan bisa menjadi media dakwah dan edukasi yang efektif," ujarnya Jumat (26/9/2025).
Ia juga membagikan pengalaman tentang seni berakting, membentuk karakter, dan menggali emosi dalam dunia perfilman. Vina mengaku bangga bisa hadir di Gontor, karena pondok ini dipilih orang tuannya sebagai tempat ideal untuk menimba ilmu.
Selain Vino G Bastian, Festival Film Santri ini juga menghadirkan sinematografer Yudi Datau dan sutradara Archie Hekagery, serta menampilkan karya film santri bertema Indahnya Kehidupan di Pesantren, yang diperlombakan dalam berbagai kategori seperti film terbaik dan sutradara terbaik.
Festival Film Santri ini juga mendapat perhatian khusus dari Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH Hasan Abdullah Sahal. Ia menyampaikan pandangan yang sangat mendalam terhadap Festival Film Santri dalam rangka 100 tahun Gontor.
"Film adalah media dakwah yang sangat efektif sekarang. Santri harus bisa berdakwah lewat film, bukan hanya lewat mimbar," kata KH Hasan Abdullah Sahal.
Menurutnya, bahwa festival film ini bukan sekedar ajang seni, tetapi merupakan manifestasi dari semangat santri untuk berkontribusi dalam peradaban, "Khususnya melalui media yang relevan dengan zaman," tutur KH Hasan Abdullah Sahal.
Putra dari pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor KH Ahmad Sahal ini juga berharap, para santri mampu mengemas nilai-nilai pesantren dalam bentuk sinema yang menyentuh hati dan menginspirasi masyarakat.
KH Hasan Abdullah Sahal juga menegaskan, bahwa Gontor selalu terbuka terhadap inovasi yang tetap berpijak pada nilai-nilai Islam dan keikhlasan. "Festival ini menjadi bukti bahwa pesantren bukan tempat yang tertutup, tetapi pusat kreativitas dan pembaruan," tegasnya.
Pewarta | : M. Marhaban |
Editor | : Faizal R Arief |
Konsolidasi dan Sinergi Petani Milenial Jawa Timur Sukses Digelar di Polbangtan Malang
Polda Metro Jaya Tegaskan Hoaks Larangan Isi BBM untuk Kendaraan dengan Pelat Mati
WNA Inggris Tenggelam di Pantai Legian Ditemukan Meninggal pada Hari Ketiga Pencarian
Polda Metro Jaya Janjikan Rp500 Ribu untuk Ojol Pelapor Aksi Kriminal
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Optimistis Rupiah Menguat Pekan Depan
Dilema Tanggung Jawab Guru
Blitar Dijadikan Living Laboratory Demokrasi Digital, Bawaslu Dorong Literasi Politik Warga
Polres Probolinggo Amankan Tetangga Pelaku Pelecehan Usai Ancaman
Balita Penderita Sindrom Langka di Probolinggo Terlantar, Orang Tua Pasrah Tak Ada Bantuan
Antisipasi Trauma, Pendampingan Psikososial Diberikan untuk Anak Terdampak Banjir Sitiarjo Malang