TIMESINDONESIA, MALANG – Pemerintah Indonesia melalui Kementan RI terus mendorong peningkatan populasi dan produktivitas sapi perah nasional melalui kemitraan dengan sektor swasta. Salah satu upaya strategis dilakukan melalui peluncuran U.S.–Indonesia Dairy Partnership Program (USIDP) di Jawa Timur. Program ini dinilai penting dalam memperkuat ekosistem industri susu nasional sekaligus mendukung program prioritas pemerintah, yaitu Makan Bergizi Gratis.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Dr. Drh. Agung Suganda, M.Si., menyatakan bahwa peran swasta sangat diperlukan dalam pengembangan populasi sapi perah, mengingat belum tersedianya alokasi anggaran khusus dari pemerintah.
“Target kita untuk mendatangkan satu juta ekor sapi dalam lima tahun ke depan harus terus didorong. Saat ini belum ada alokasi anggaran khusus dari pemerintah, sehingga keterlibatan swasta sangat penting,” ujarnya, Rabu (23/7/2025).
Hingga Juli 2025, pemerintah mencatat total 14.000 ekor sapi perah telah didatangkan ke Indonesia, termasuk 1.080 ekor dari Australia yang dimasukkan melalui kemitraan PT Greenfield dengan koperasi dan peternak lokal. Secara keseluruhan, sapi indukan yang telah masuk mencapai 25.251 ekor.
Mayoritas sapi yang didatangkan dalam kondisi bunting 3–5 bulan. Pemerintah memberikan pendampingan teknis agar sapi dapat beradaptasi dengan lingkungan setempat dan meningkatkan produksi susu.
Selain meningkatkan populasi, pemerintah juga menekankan pentingnya kepastian pasar bagi hasil produksi susu peternak. Kementan bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan Badan POM untuk menyerap hasil produksi susu ke dalam program nasional Makan Bergizi Gratis.
“Kepala Badan Gizi Nasional sudah menyatakan bahwa selama ada produksi susu dari sapi perah di wilayah tertentu, maka susu harus menjadi bagian dari menu program makan bergizi,” kata Agung.
Pemerintah mendorong pemanfaatan susu pasteurisasi dari peternak rakyat atau koperasi dengan harga terjangkau, sekitar Rp2.000–Rp2.500 per botol, sebagai penyedia gizi bagi anak-anak sekolah. Langkah ini juga dinilai mampu meningkatkan kesejahteraan peternak.
Menurut Agung, keberhasilan program seperti USIDP tidak hanya bergantung pada jumlah sapi yang didatangkan, namun juga pada keberlanjutan rantai pasok dan kepastian pasar di tingkat lokal dan nasional. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |
Pilihan Ide Aktivitas Liburan Seru untuk Anak-Anak
Animasi Panji Tengkorak, Bangkitnya Legenda Gelap di Layar Lebar!
Waspada Paparan Suara Keras, Ini Saran Dokter THT
Proyek Film Crossover Transformers dan G.I Joe Terancam Gagal
Bermodal 2 Single Baru, Aulia Mustika Siap Comeback ke Dunia Musik
Google Uji Fitur Baru Web Guide untuk Hasil Pencarian Lebih Maksimal
Surat Audiensi TPA Winongo Madiun Tak Direspons, Ketua LSM Pedal: Komisi 3 Jangan Banyak Alasan
Korban Pelemparan Batu di Kota Banjar Meninggal Usai Dirawat di RSUD Margono Soekarjo
Bromo Membeku di Tengah Ancaman Api: Pesona Embun Es dan Peringatan Kebakaran Lahan!
Piala AFF U-23: Indonesia Lolos ke Final, Singkirkan Thailand Lewat Drama Adu Penalti