TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) memperkuat upaya hilirisasi riset nasional dengan mendanai 794 proposal riset di berbagai bidang strategis. Total dana yang dikucurkan melalui Program Hilirisasi Riset Prioritas (Hiliriset) 2025 mencapai Rp177 miliar.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan, program ini merupakan implementasi dari agenda strategis Astacita Presiden dan Wakil Presiden RI, khususnya dalam memperkuat hilirisasi dan industrialisasi.
“Banyak inovasi berhenti di meja laboratorium karena tidak menemukan jalannya ke pasar. Dalam proses hilirisasi hasil riset, kita perlu aktivitas kolaboratif yang melibatkan para ahli lintas keilmuan,” ujar Brian dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (18/9/2025).
Brian menekankan, Hiliriset hadir sebagai jembatan penting yang menghubungkan penelitian dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Menurutnya, pendanaan ini diharapkan melahirkan komersialisasi produk inovatif yang bisa memberi solusi atas berbagai persoalan publik.
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) Kemdiktisaintek Fauzan Adziman menambahkan, hasil riset perguruan tinggi harus mampu menembus tantangan hilirisasi agar bisa dimanfaatkan industri.
“Kita mencoba membangun ekosistem riset dari yang paling dasar, yakni ekosistem perguruan tinggi. Tujuan akhirnya adalah untuk dapat menyelesaikan masalah yang dialami masyarakat,” ucap Fauzan.
Menurut Fauzan, transfer teknologi menjadi kata kunci. Melalui program ini, ia berharap terjalin sinergi antara peneliti dan mitra industri untuk menghasilkan produk komersial yang relevan dengan kebutuhan pasar.
Program Hiliriset 2025 melibatkan 79 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 72 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, terdapat pula 420 mitra industri yang ikut ambil bagian dalam kolaborasi ini.
Fokus riset paling dominan berada di sektor elektronik dan digital, disusul oleh bidang makanan dan minuman, serta agrikultur berbasis komoditas perkebunan. Pemetaan ini mencerminkan arah strategis riset Indonesia yang semakin selaras dengan kebutuhan industri nasional.
Langkah ini sekaligus meneguhkan komitmen pemerintah bersama perguruan tinggi dan industri untuk mengakselerasi transformasi inovasi menuju Indonesia Emas 2045. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Imadudin Muhammad |
Pemkab Sidoarjo Dapat Bantuan Jargas 7.223 Sambungan Rumah dari Kementerian ESDM
India Memerangi Penyakit Amuba Pemakan Otak, 19 Orang Meninggal
Dua Bibit Siklon Tropis Terpantau, BMKG: Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi
Wujudkan Layanan Humanis, Kapolres Pacitan Suguhkan Kopi untuk Warga Antrean SKCK
BUMDes Binaan Bank UMKM Jangkau Pasar Kalimantan
Kuliah Umum Perdana IAIT Pacitan, Rektor Prof Musa Asy’arie Tegaskan Pentingnya Nalar Attarmasi
Wali Kota Mojokerto Tekankan Profesionalisme dan Tanggungjawab Pengawas Koperasi
BTN Gandeng UM Malang, Dorong Mahasiswa Jadi Agen Perubahan di Era Digital
Pemkab Bondowoso Terus Berupaya Meningkatkan PAD Tanpa Naikkan PBB
Kesaksian Penjaga Klenteng: Bima Pendemo Hilang Berjualan Barongsai di Malang dan Kini Ditangkap Polisi