TIMESINDONESIA, KEDIRI – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Arifah Fauzi menegaskan bahwa pesantren memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam menyiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Untuk itu, pemerintah terus mendorong terciptanya pesantren yang ramah anak, aman, serta mendukung tumbuh kembang santri, baik dari sisi keilmuan maupun karakter.
Hal tersebut, diungkapkan Menteri PPPA dalam seminar Pesantren Ramah Anak yang diikuti oleh para santriwati Pondok Pesantren Lirboyo.
Seminar yang digelar dalam rangka Hari Santri Nasional 2025 tersebut mengusung tema “Dari Pesantren untuk Anak: Membangun Lingkungan Aman dan Bermartabat.”
"Karena itu, kolaborasi dengan pesantren menjadi langkah penting untuk memastikan setiap anak terlindungi dan mendapatkan haknya atas pendidikan yang aman dan bermartabat,” ujar Menteri Arifah, Jumat, (24/10/2025).
Lebih lanjut, Menteri PPPA menjelaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia masih berada pada tingkat yang memprihatinkan.
Berdasarkan survei pengalaman hidup perempuan nasional, yang dilakukan Kementrian PPPA bersama UNFPA, BPS, dan Universitas Indonesia, tercatat 1 dari 4 perempuan Indonesia pernah mengalami kekerasan, dengan kasus terbanyak terjadi di lingkungan rumah tangga.
Sementara dari survei nasional pengalaman hidup anak dan remaja, ditemukan bahwa 1 dari 2 anak di Indonesia pernah mengalami kekerasan.
“Kami menganalisis sedikitnya ada lima faktor penyebab kekerasan, yaitu masalah ekonomi, pola asuh dalam keluarga, pengaruh gadget dan media sosial, lingkungan, serta pernikahan usia anak. Karena itu, penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak memerlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan pondok pesantren," jelasnya.
Menteri PPPA RI menegaskan bahwa penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri, melainkan memerlukan kolaborasi dan kerja sama dari seluruh pihak.
Karena itu, seminar ini juga sebagai upaya memperkuat peran pesantren dalam menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan berdaya bagi anak-anak, khususnya santri.
Menteri PPPA mengajak semua elemen untuk bersinergi dalam upaya pencegahan agar kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak terjadi di lingkungan pesantren maupun di tempat lainnya. "Kekerasan tidak boleh terjadi kapan pun, di mana pun, dan oleh siapa pun," tegasnya.
Hal senada juga dituturkan Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati. Mbak Wali, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa pondok pesantren memiliki peran penting dalam membentuk karakter generasi beriman dan berilmu.
Wali Kota termuda ini menegaskan, upaya melindungi anak di lingkungan pesantren adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah Kota Kediri siap bersinergi dengan pondok pesantren untuk mewujudkan lingkungan belajar yang aman dan bermartabat.
“Kita ingin setiap santri dan santriwati dapat belajar dengan tenang, tumbuh percaya diri, dan dibimbing dengan kasih sayang. Anak yang tumbuh di lingkungan aman akan menjadi generasi yang kuat, berilmu, dan berakhlak mulia,” pungkasnya. (*)
| Pewarta | : Yobby Lonard Antama Putra |
| Editor | : Imadudin Muhammad |
Bagnaia Catat Hat-Trick Pole Position di MotoGP Malaysia 2025
Menlu Tegaskan Persatuan ASEAN di Tengah Dinamika Global
Layanan Drive Thru di SPP Menur, Warga Surabaya Urus IPT dan SIP Makin Cepat
Umrah Mandiri Masuk UU Haji 2025, Jemaah Kini Bisa Berangkat Tanpa Biro Perjalanan
Poster Baru Dear X, Hadirkan Pose Tiga Pemeran Utama
Timor Leste Masuk ASEAN, Perkuat Zona Bebas Nuklir
Donald Trump Isyaratkan Pertemuan dengan Kim Jong Un Saat Kunjungan ke Asia
Orang Tua Terima Ijazah Putri yang Telah Tiada, Momen Haru Iringi Wisuda ke-90 UIN Malang
Prabowo Bentuk Ditjen Pesantren, Santri Jadi Prioritas Strategis Pemerintah
5 Persen Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Prof Widodo: Siapa yang Paling Menikmati?