TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyebut capaian penurunan luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2025 merupakan hasil nyata dari sinergi kuat antara pemerintah dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Kolaborasi tersebut dinilai berhasil menimbulkan efek jera bagi para pelaku pembakaran hutan.
“Penegakan hukum yang tegas dari Polri membuat efek jera di daerah rawan karhutla semakin terasa,” ujar Raja Juli Antoni dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (18/10/2025).
Menurut Raja Juli, luas hutan dan lahan yang terbakar secara nasional turun drastis dari 376 ribu hektare pada 2024 menjadi 213 ribu hektare pada 2025. Penurunan ini juga menunjukkan hasil signifikan dibandingkan puncak karhutla pada 2015 yang mencapai 2,61 juta hektare dan pada 2019 seluas 1,64 juta hektare.
Secara rinci, luas kebakaran di lahan gambut tahun ini mencapai 24.212 hektare, sementara lahan mineral seluas 189.772 hektare. Angka tersebut menjadi catatan terendah dalam 10 tahun terakhir.
Selain itu, jumlah titik panas (hotspot) pada periode 1 Januari–26 September 2025 tercatat sebanyak 2.248 titik, atau turun 23,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 2.954 titik.
Raja Juli menjelaskan, penurunan karhutla 2025 tidak lepas dari kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang memperkuat koordinasi lintas instansi. Ia menegaskan bahwa keberhasilan ini adalah bentuk nyata kolaborasi antara Kementerian Kehutanan, TNI, dan Polri.
“Keberhasilan ini bukan hanya soal cuaca atau faktor alam, tapi hasil dari strategi bersama, termasuk patroli rutin dan penegakan hukum tegas terhadap pelaku pembakaran,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa sepanjang 2025, pihaknya telah menangani 83 tersangka pelaku pembakaran hutan dan lahan, meningkat dibandingkan 47 kasus pada 2024.
“Langkah preventif dan penegakan hukum kami perkuat agar karhutla terus menurun,” tegas Kapolri.
Ke depan, Kementerian Kehutanan dan Polri berkomitmen untuk memperluas sistem deteksi dini serta memperkuat pemantauan berbasis satelit di daerah rawan kebakaran. Upaya ini diharapkan menjaga tren positif penurunan karhutla 2025 sekaligus melindungi ekosistem hutan Indonesia dari ancaman jangka panjang.(*)
| Pewarta | : Rochmat Shobirin |
| Editor | : Imadudin Muhammad |
Bangkutaman 'Mencari', Nada Nostalgia ke Jati Diri Baru
Waspada Kanker Payudara, Deteksi Dini Selamatkan Jiwa
Wadahi 288 Pesilat Muda, MAALMA Cup V di Blitar Jadi Ajang Perekrutan Atlet Berbakat
Hadapi Potensi Karhutla, Kapolri Siap Bersinergi dengan Kementerian Kehutanan
DPRD Jatim Dukung Langkah Menkeu Hapus Tunggakan BPJS Rp20 Triliun
Pelantikan Rektor UNUSA 2025-2030, Gubernur Khofifah Ajak Perkuat Peran Perguruan Tinggi
543 Mahasiswa Bisnis Digital hingga Teknik Logistik Telkom University Surabaya Siap Hadapi Era AI
Mahasiswa FEB UNAIR Raih Juara II Duta Literasi Keuangan OJK
TNI Hadir Menjaga Budaya, Danrem 083/Baladhika Jaya Saksikan Gandrung Sewu 2025 di Banyuwangi
1500 Hektar Lahan Terancam, Darurat Irigasi Siwuluh di Banjarnegara Butuh Penanganan Segera