OLIVIA X 2025: Di Balik Panggung Kompetisi, Ada Harapan Besar untuk Gen Z Vokasi

TIMESINDONESIA, MALANG – Ratusan mahasiswa vokasi dari seluruh Indonesia memadati Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, dalam ajang Olimpiade Vokasi Indonesia (OLIVIA) X 2025. Bukan sekadar adu kreativitas dan inovasi, kompetisi tahunan ini menjadi panggung pembuktian bahwa generasi Z dari jalur vokasi tak kalah berdaya saing. Mereka tampil sebagai wajah masa depan Indonesia muda, berkarya, dan berdaya.

Ajang yang berlangsung pada 30–31 Juli 2025 ini diikuti oleh lebih dari 400 kelompok mahasiswa vokasi yang berhasil lolos dari seleksi ketat. Sebelumnya, panitia menerima sebanyak 1.043 proposal dari berbagai kampus vokasi di Indonesia yang tersebar dalam 7 kategori dan 24 tangkai lomba. Setiap tim hadir membawa karya terbaik mulai dari desain digital, aplikasi berbasis teknologi, ide bisnis, hingga inovasi hospitality.

Para jajaran berfoto bersama diatas panggung, Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya (FOTO: Almas Elmadina Aisyah/TIMES Indonesia)

Menurut Dekan Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya, Dr. Mukhammad Kholid Mawardi, S.Sos., M.A.B., Ph.D., OLIVIA tidak hanya menjadi ajang perlombaan biasa, tetapi juga ruang aktualisasi talenta Gen Z vokasi dalam menjawab tantangan zaman.

“Dengan mengikuti OLIVIA itu, mereka akan menunjukkan kompetensi mereka, talenta mereka, dan sesuai dengan topiknya adalah bagaimana inovasi itu juga bisa memberikan alternatif solusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan,” jelasnya.

Pelaksanaan OLIVIA X tahun ini juga menjadi momentum penting bagi UB sebagai tuan rumah. Selain menggelar Grand Final lomba, panitia menyelenggarakan seminar nasional, pameran inovasi, dan sesi creative games. Tak hanya meriah, acara ini juga dinilai strategis oleh pihak Kementerian karena hasil OLIVIA akan tercatat dalam SIMKATMAWA dan menjadi indikator kinerja kampus vokasi di tingkat nasional.

Para peserta yang mengikuti OLIVIA X 2025 di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya (FOTO: Almas Elmadina Aisyah/TIMES Indonesia)

 Dr. Kholid Mawardi menyebut, capaian ini mencerminkan kualitas pendidikan vokasi yang semakin relevan dengan kebutuhan industri.

“Apa yang diselenggarakan di pendidikan vokasi itu relevan dengan kebutuhan industri. Terbukti, 80 persen lulusan kita terserap di dunia kerja sesuai karakteristik bidangnya,” ujarnya menegaskan hubungan erat antara kampus dan industri.

Di tengah perubahan zaman yang begitu cepat, mahasiswa vokasi tak lagi hanya disiapkan untuk siap kerja, tetapi juga untuk mampu berkarya dan menjawab tantangan nyata. Melalui OLIVIA X, mereka diberi ruang untuk menunjukkan bahwa gagasan dan inovasi yang mereka bawa bukan sekadar tugas kampus, tetapi bisa menjadi kontribusi konkret bagi masa depan Indonesia. Dari ajang inilah, harapan itu tumbuh bahwa generasi vokasi mampu menjadi bagian penting dalam arah pembangunan bangsa.

Lebih dari itu, OLIVIA X juga menjadi cermin bagaimana pendidikan vokasi terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan zaman. Bukan hanya membentuk lulusan yang terampil, tapi juga individu yang visioner, solutif, dan punya kesadaran sosial. Dengan semangat kolaboratif dan jiwa inovatif yang ditunjukkan para peserta, ajang ini membuktikan bahwa vokasi bukan sekadar jalur alternatif, melainkan bagian penting dari masa depan pendidikan tinggi Indonesia. (*)