TIMESINDONESIA, MALANG – Wawasan kebangsaan menjadi salah satu materi penting dalam rangkaian Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus (OSHIKA) bagi Mahasiswa Baru (MABA) 2025 Universitas Islam Malang (Unisma). Materi ini disampaikan langsung oleh Anggota DPR RI sekaligus alumni Unisma, Aqib Ardiansyah, M.Si pada Rabu (24/9/2025). Aqib merupakan alumni jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam Unisma angkatan 1999.
Dalam paparannya, Aqib berbagi pengalaman masa kuliah yang penuh dengan keterlibatan organisasi, khususnya di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Menurutnya, peran organisasi sangat penting dalam membentuk karakter mahasiswa sekaligus menambah pengalaman di luar kelas.
“Kalau kuliah saja tidak akan cukup ilmunya. Karena itu mahasiswa harus ikut organisasi, supaya lebih banyak belajar, berinteraksi, dan mengasah kemampuan,” ujarnya di hadapan ribuan mahasiswa baru.
Dalam kesempata itu, Aqib mengutip pemikiran Eleanor Roosevelt, istri Presiden AS ke-32 Franklin D. Roosevelt, tentang tiga cara berpikir manusia. Yakni Small mind yang cenderung hanya membicarakan atau menyalahkan orang lain.
"Sebagai contoh, andai dia kejatuhan apel, maka yang dia fikirkan hanya siapa yang melempar saya. Cenderung hanya menyalahkan orang lain," ucapnya.
Kedua yakni average mind. Orang dengan pemikiran ini lebih suka membahas peristiwa, tetapi tidak menghadirkan solusi. Yang yang ketiga adalah Great mind yang cenderung fokus pada pemecahan masalah dan melahirkan ide-ide baru.
"Karena peristiwa kejatuhan apel, Isaac Newton bahkan berhasil menciptakan teori gravitasi. Inilah yang dilakukan oleh orang dengan great mind. Yang fokus pada ide, gagasan, dan pemecahan masalah," lanjutnya.
“Mahasiswa Unisma harus menjadi bagian dari great mind, bukan sekadar pengamat, tapi pencipta solusi,” tegasnya.
Sebagai alumni yang kini duduk di Senayan, Aqib menyampaikan kebanggaannya melihat antusiasme mahasiswa baru Unisma. Menurutnya, kehadiran mereka menjadi bukti meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kampus hijau tersebut.
“Mahasiswa Unisma penuh semangat dan optimisme. Tahun ini jumlah mahasiswa baru naik 10 persen dibanding tahun lalu. Ini menunjukkan kepercayaan masyarakat kepada Unisma semakin tinggi. Prestasi luar biasa untuk kampus ini,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa Tridharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, harus menjadi pijakan mahasiswa dalam menjawab persoalan bangsa.
“Saya berharap Tridharma di Unisma bisa melahirkan solusi atas persoalan kebangsaan. Dengan begitu, lulusan Unisma akan selalu relevan dan berkontribusi nyata bagi bangsa dan negara,” tambahnya.
Menjawab pertanyaan soal peluang mahasiswa Unisma menapaki karier strategis, Aqib menegaskan bahwa jalannya sudah terbuka lebar.
“Sekarang alumni Unisma sudah banyak yang berada di posisi penting. Ada yang di kementerian, BUMN, DPR, bahkan kepala daerah. Ke depan, insya Allah lebih banyak lagi alumni Unisma yang berkontribusi nyata terhadap bangsa,” tutupnya.
Melalui Oshika Maba 2025 ini, Aqib berharap mahasiswa baru tidak hanya bangga menjadi bagian dari Unisma, tetapi juga siap mengasah kapasitas diri, menjaga semangat kebangsaan, dan menyiapkan diri menjadi kader bangsa di masa depan. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Limbah PLTU Paiton Jadi Berkah, Paving FABA Percantik Kawasan Festival 7 Ranu
Perpustakaan Sunyi, Literasi yang Terlupakan
Penolakan di Malang Bayangi Peluncuran Bus TransJatim, DPRD Jatim Desak Masalah Tuntas Sebelum November
Hilirisasi Perkebunan, Mentan RI Gelontorkan Rp9,95 Triliun untuk Petani
Alhamdulillah, Kemenag RI Mengklaim 40 Pesantren Sudah Miliki SPPG
Livoli Divisi Utama 2025, TNI AU Electric Menangkan Laga Lawan Ganeksa
DPR RI Tunggu Hasil Komisi Reformasi Sebelum Bahas Revisi UU Polri
Dafam Pacific Caesar Surabaya Hadirkan Pengalaman Menginap dan Kuliner dalam Paket 'STAY & BITE'
Tips Jaga Kualitas Makanan Bergizi Aman untuk Penerima Manfaat MBG
Konsisten Jaga Mutu, Prodi Magister Ilmu Komunikasi Untag Surabaya Terakreditasi Unggul