TIMESINDONESIA, SURABAYA – Semangat Hari Pahlawan turut digalakkan oleh Universitas Ciputra (UC) Surabaya dengan menyalakan api kepedulian melalui aksi nyata kolaborasi lintas disiplin ilmu untuk warga di Jalan Plampitan, Kelurahan Peneleh.
Berangkat dari isu stunting yang masih menjadi tantangan nasional, kegiatan bertajuk 'Mural Matahari dan TempeMas (Tempe untuk Generasi Emas)' ini menggabungkan edukasi, seni dan kuliner sebagai sarana membangun kesadaran masyarakat bahwa 'sehat tidak harus mahal'.
Pandu Rukmi Utomo, dosen Program Studi Visual Communication Design (VCD) mengatakan, karya seluruh mahasiswa semester 1 Program Studi VCD UC menciptakan mural bertema Matahari sebagai simbol kehidupan, harapan, dan semangat juang.
Mural tersebut menggambarkan identitas kampung, pesan acara, serta ajakan untuk memerangi stunting.
“Kami ingin menciptakan hubungan emosional antara warga dan pesan yang disampaikan. Ketika mereka melihat mural ini, mereka akan teringat bahwa gizi seimbang adalah pondasi bagi generasi emas,” ungkapnya yang juga pelopor kegiatan tersebut.
“Kami memilih untuk tidak hanya menjadi penonton, tapi turun langsung ke lapangan. Bagi kami, entrepreneurship bukan sekadar profit, tapi dampak bagi lingkungan. Generasi muda perlu belajar berempati dan berkolaborasi agar bisa tumbuh menjadi pahlawan masa kini," ujar Christian Anggrianto, Kepala Prodi VCD UC menambahkan.

Dari sisi kesehatan, mahasiswa Fakultas Kedokteran UC memberikan penyuluhan tentang pentingnya gizi seimbang dan langkah nyata mencegah stunting. Mereka menekankan pentingnya pemenuhan gizi sejak masa kehamilan hingga usia balita.
Edukasi ini menjadi langkah awal membangun kesadaran bahwa stunting bukan sekadar isu fisik, melainkan juga berdampak pada masa depan bangsa.
Sementara Program Studi Culinary Business (CB) UC menghadirkan sesi pelatihan pembuatan kudapan dan masakan modern berbahan tempe bersama Chef. Otje Herman Wibowo. Melalui kegiatan ini, warga diajak berkreasi dengan bahan pangan lokal yang mudah ditemui dan bergizi tinggi.
“Tempe adalah bahan yang sederhana namun sarat gizi. Dari bahan murah ini, bisa lahir makanan enak, bergizi. Dengan Teknik pengolahan sederhana dengan alat-alat masak yang dimiliki oleh warga, saya coba ajarkan pembuatan kudapan dan lauk enak,” kata Chef Otje.
Lebih lanjut, Wakil Rektor I Universitas Ciputra Surabaya, Dr. Astrid berharap kegiatan ini menjadi awal dari program berkelanjutan UC untuk terus menginspirasi semangat kepahlawanan modern, berjuang melalui ilmu, kreativitas, dan kepedulian sosial.
"Kegiatan lintas bidang ini membuktikan bahwa kolaborasi ilmu dan empati sosial dapat menghasilkan solusi nyata bagi permasalahan masyarakat," pungkasnya. (*)
| Pewarta | : Siti Nur Faizah |
| Editor | : Ronny Wicaksono |
POCO F8 Pro Gandeng Bose, Hadirkan Audio Premium tanpa Charger
Jaga Fisik di Tengah Polusi dan Cuaca Ekstrem, Perhatikan Tips Berikut
Tips Memasak Ikan Bebas Amis, Dijamin Enak dan Lezat
Mengenal Sosiopat, Gangguan Kepribadian yang Dilanda Kim Yoo Jung
Cristiano Ronaldo Cetak Gol ke-953, Kini Hanya 47 Langkah Menuju 1.000 Gol
Hamas Sisakan Empat Sandera untuk Menuju Gencatan Senjata Tahap Berikutnya
Terpikat ICCF 2025 Kabupaten Malang, Wamenbud Giring: Sinergi Kreativitas Wisata Budaya
Perkuat Jaringan Perlindungan, LKP3A Fatayat NU Jombang Kukuhkan 38 Kader Pendamping
Usai OTT Sugiri Sancoko, Wabup Lisdyarita Resmi Ditetapkan Jadi Plt Bupati Ponorogo
Seleksi 6 Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Ini Posisi yang Dibutuhkan di Pemkot Surabaya