Sinergi PMI dan Paiton Energy Bangun Probolinggo Tangguh Bencana

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Palang Merah Indonesia (PMI) dan PT Paiton Energy meluncurkan Program CSR Paiton Energy, Selasa (29/7/2025). Lewat program ini, kedua institusi akan mendukung pembangunan berkelanjutan dan ketangguhan masyarakat di wilayah Kabupaten Probolinggo, Jatim.

Program dititik beratkan pada peningkatan ketangguhan bencana, penguatan kesehatan masyarakat, pencegahan bencana berbasis alam serta pelatihan dan tanggap darurat bersama.

Kolaborasi sektor kemanusiaan dan dunia usaha itu pun mendapat apresiasi dari Bupati Probolinggo, dr. Mohammad Haris atau Gus Haris, yang hadir langsung di acara peluncuran program.

”Ini mencerminkan sinergi yang kuat antara sektor swasta, lembaga kemanusiaan, dan pemerintah daerah dalam memperkuat ketangguhan masyarakat,” kata Gus Haris dalam acara yang digelar di Recreation Hall, Paiton, kabupaten setempat itu.

Menurut Gus Haris, pendekatan seperti ini selaras dengan arah pembangunan Kabupaten Probolinggo yang mendorong keterlibatan semua pihak untuk menjawab tantangan kebencanaan, sosial, dan lingkungan secara berkelanjutan.

Sebagai daerah dengan bentan alam yang komplit, kata Gus Haris, Kabupaten Probolinggo termasuk daerah rawan bencana. Daerah yang dipimpinnya memiliki gunung api, sungai, pantai, hingga pulau kecil.

Lewat kolaborasi sektor swasta, lembaga kemanusiaan, dan pemerintah daerah yang diluncurkan, Gus Haris berharap PMI Kabupaten Probolinggo tumbuh menjadi lembaga kemanusiaan yang unggul.

Dari Ketangguhan Bencana Hingga Tanggap Darurat

Program CSR kolaborasi PMI dan Paiton Energy mencakup berbagai inisiatif yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat Probolinggo. Fokusnya pada perihal ketangguhan, kesehatan, dan keberlanjutan masyarakat, serta berkontribusi pada tujuan Pembangunan berkelanjutan (atau sustainable development goals-SDG) di Indonesia.

Program CSR kolaborasi PMI dan Paiton Energy dititik beratkan pada empat hal.

Pertama, peningkatan ketangguhan bencana, dengan membentuk relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di sekolah dan pondok pesantren.

Kedua, penguatan kesehatan masyarakat, dengan kampanye promosi kesehatan terkait isu stunting dan endemi lokal, serta pelaksanaan operasi katarak bagi masyarakat.

Ketiga, pencegahan bencana berbasis alam, melalui penghijauan tanaman produktif di wilayah hulu dan pesisir yang mendukung pengembangan Nature-Based Solutions, sekaligus mengintegrasikan pendekatan livelihood dan ekowisata

Keempat, pelatihan dan tanggap darurat bersama, dengan keterlibatan aktif tim rescue dari Paiton Energy yang telah tergabung dalam Emergency Response Group Kementerian ESDM dan memiliki pengalaman penanggulangan bencana di berbagai wilayah Indonesia

Sinergi dengan Prioritas Pembangunan Daerah

Selain Bupati Probolinggo, sejumlah tokok penting hadir dalam peluncuran program. Antara lain Sekretaris Jenderal PMI, A.M Fachir; Ketua PMI Jawa Timur, Imam Utomo; Presiden Direktur PT Paiton Energy Fazil Erwin Alfitri; dan CFO, Bayu A. Widyanto.

Seluruh program ini dirancang untuk sejalan dan bersinergi dengan prioritas pembangunan Kabupaten Probolinggo. Sehingga kerjasama ini menjadi model kemitraan antara dunia usaha dan lembaga kemanusiaan yang berbasis kebutuhan nyata masyarakat.

“Kami percaya bahwa ketangguhan masyarakat dimulai dari kolaborasi dan kepercayaan antar pemangku kepentingan. PMI menyambut baik dukungan PT Paiton Energy untuk membangun kapasitas lokal yang tangguh dan berkelanjutan,” ujar A.M. Fachir.

Fazil Erwin Alfitri mengatakan, kerja sama dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat di aspek kesiapsiagaan bencana, serta peningkatan kesejahteraan sosial. 

“Sinergi ini juga dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan di aspek lingkungan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat,” katanya.  

Kerjasama antara PMI dan PT Paiton Energy melalui program CSR ini diharapkan dapat menjadi praktik baik (best practice) kemitraan sektor privat dan kemanusiaan dalam mendukung ketahanan masyarakat, terutama di daerah rawan bencana seperti Probolinggo. (*)