TIMESINDONESIA, PONOROGO – Yayasan Menabung Air bersama Maesa Group dan Pemerintah Kabupaten Ponorogo secara resmi meluncurkan Program Desa Menabung Air, sebuah inisiatif yang bertujuan mendorong kesadaran lingkungan dan pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.
Acara dibuka dengan sambutan inspiratif CEO Maesa Group Bobby Wibowo, yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.
"Hari ini bukan sekadar seremonial, tetapi langkah nyata dari kita semua untuk mewariskan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Desa Ngunut menjadi simbol bahwa perubahan besar bisa dimulai dari komunitas lokal,” ujarnya, Sabtu (16/8/2025).
Boby Wibowo juga menegaskan, bahwa menabung air, mengelola sampah, menjaga alam, adalah langkah-langkah konkret yang akan dijalankan.
"Ini untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga sumber daya air dan lingkungan.
Penerapan dan pemeliharaan 1.000 Lubang Resapan Biopori (LRB) dan 5 unit sumur resapan untuk mendukung ketahanan air desa," tandasnya.
Lebih lanjut Boby Wibowo menyampaikan, pengelolaan sampah organik menjadi kompos guna mengurangi pencemaran lingkungan, juga untuk mewujudkan Desa Ngunut sebagai desa percontohan berketahanan iklim di Ponorogo.
Hadir dalam acara tersebut berbagai tokoh penting, termasuk Ribkah Sylvilia Komisaris Maesa, Yulia Ayu Srikanthi (Ketua Yayasan Menabung Air Fondation), Bambang Irianto (Aktivis Lingkungan dari Glintung Malang), Agoes Tinus Lis Indrianto (Advisor Menabung Air Foundation), Dimas Ardi Prasetya (Ketua Tim Ahli Sekolah Vokasi IPB Bogor).
Hadir pula Bambang Suhendro (Asisten 1 Kab Ponorogo), Marjono (Plt Kepala Dinas LH Kab Ponorogo), Kepala Desa Ngunut, Camat Babadan, Kapolsek Babadan, Danramil babadan, , Kepala Dinas PMD, Kepala Dinas LH, serta mitra dan organisasi pendukung lainnya.
Ketua Yayasan Menabung Air Yulia Ayu Srikanthi menambahkan, “Kolaborasi ini menunjukkan bahwa kepedulian lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama yang bisa dimulai dari desa," ungkapnya.
Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kabupaten Ponorogo dan wilayah sekitarnya. Dengan langkah-langkah nyata seperti pembuatan lubang resapan biopori, sumur resapan, dan pengelolaan sampah organik, Desa Ngunut diharapkan bisa menjadi model desa berketahanan iklim yang memadukan inovasi, partisipasi masyarakat, dan keberlanjutan lingkungan. (*)
Pewarta | : M. Marhaban |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Persik Kediri Raih Hasil Negatif di Pekan Kedua Super League
Eddy Soeparno: Capaian Pemerintahan Prabowo Melebihi Ekspektasi
Pemkab Banyuwangi Kucurkan Reward Rp1,7 Miliar untuk 385 Atlet dan Pelatih Berprestasi
Rayakan HUT ke-80 RI, Polres Probolinggo Kota Tebar Aksi Nyata di Gili Ketapang
Mikul Duwur Mendhem Jero: Ala Presiden Prabowo Dalam 80 Tahun Indonesia
Sidang Tahunan MPR 2025: Ketua MPR Apresiasi Capaian Pemerintah
Pemkot Mojokerto Raih Nilai Tertinggi IPKD-MCSP Jatim, Tegaskan Kunjungan ke KPK Bukan untuk Pemeriksaan
PMII Resmi Berdiri di STIKES Husada Jombang, Jadi Komisariat Pertama di Kampus Kesehatan
80 Sembako dari Laziznu Banyuwangi untuk 80 Tahun Kemerdekaan RI
SMK Telkom Malang Raih Juara 1 Kompetisi Standardisasi Nasional, Wakili Indonesia ke Korea Selatan