TIMESINDONESIA, MALANG – Pemkab Malang melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Malang memberikan apresiasi bagi kelompok tani, Rabu (27/8/2025).
Apresiasi ini sebagai upaya penguatan terhadap eksistensi para petani kopi sekaligus mendorong peningkatan keunggulan potensi kopi hasil budidayanya.
"Pada prinsipnya, budidaya kopi di Kabupaten Malang ini punya prospek menjanjikan bagi kesejahteraan petani. Tinggal bagaimana ekosistemnya bisa lebih mendukung untuk menambah nilai ekonomi bagi petani kopi," terang Kepala Dinas TPHP Kabupaten Malang, Avicenna Medisca SP," usai menyerahkan simbolis hadiah bantuan apresiasi kelompok tani, di Hall Unira Malang, Rabu (27/8/2025).
Dalam acara Apresiasi Kelompok Tani Kopi ini, dihadiri perwakilan semua kelompok petani kopi semua kecamatan, juga tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) se Kabupaten Malang.
Tak hanya itu, para kelompok tani kopi ini juga dipertemukan dengan para calon buyer serta pengusaha yang tergabung dalam HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia).
Dalam acara ini, terpilih 6 (enam) kelompok tani kopi yang telah mendapatkan penilaian adminitrasi dan lapangan oleh tim juri beranggotakan tiga orang.
Berturut-turut, yakni Kelompok Tani Unggul dari Desa Sumbertangkil Tirtoyudo (juara 1), Kelompok Tani Maju dari Desa Srimulyo Dampit (juara 2), dan Kelompok Tani Kopi Sari Desa Plaosan Wonosari (juara 3).
Juga, tiga kelompok tani kopi yang menjadi juara harapan 1-3, berturut-turut dari Desa Harjokuncaran Sumbermanjing Wetan, Desa Ngajum dan Desa Ketindan Lawang.
Acara pemberian apresiasi tersebut juga diramaikan dengan praktik cicip cita rasa kopi public cupping.
Juga, bursa kopi di sejumlah stan gabungan dari empat lereng, dengan kekhasan produk kopi masing-masing. Yakni, kopi Lereng Kawi, Lereng Semeru, Lereng Arjuno dan Lereng Bromo.
Disinggung soal produksi kopi di Kabupaten Malang, Avicenna menyebut bahwa penurunan produksi kopi itu bisa terjadi karena kondisi musim.
"Jadi tergantung kalau musim bagus, tentu petani kopi diuntungkan. Akan tetapi, petani itu sempat ada yang beralih, ketika harga kopi kurang bagus dan kalah bersaing dengan komoditas lain," terangnya.
"Makanya, harapannya ke depan pengusaha-pengusaha besar yang ada termasuk PTPN itu bisa bermitra dengan tepat untuk petani sekitarnya. Sehingga, nanti perluasan-penguatan kopi terjadi, dan nilai ekonomis kopi semakin bertambah," demikian Avicenna Medisca. (*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Imadudin Muhammad |
iPhone 17 akan Diperkenalkan 9 September, Publik Menunggu Bocoran iPhone Lipat
Rangga & Cinta Reborn: Dari Layar Kaca Langsung ke Panggung Film Internasional Korea
Picu Kanker Usus di Usia Muda, PAPDI Ingatkan Bahaya Makanan Ultra-Proses
Membubarkan DPR atau Membubarkan Demokrasi?
Princess Mononoke dari Studio Ghibli Kembali Tayang di IMAX
ITSEC Asia and Qrypt Join Forces to Bring Quantum-Safe Security to Indonesia
Biaya Isbat Nikah Massal di Surabaya Tanpa Bebankan APBD
Kejari Rote Ndao Tetapkan Dua Tersangka di Kasus Korupsi UPI
Kemenperin Jajal Lineup GAC Indonesia di GIIAS Surabaya 2025
BAHU NasDem Soroti Aksi Demo Gubernur Jatim, Pemakzulan Tak Bisa Lewat Jalanan