TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Dinas Bina Marga, Sumber Daya Air, dan Bina Konstruksi (BSBK) Kabupaten Bondowoso mengungkapkan bahwa salah satu faktor dominan penyebab kerusakan jalan adalah kendaraan yang membawa muatan melebihi batas tonase.
Sekretaris Dinas BSBK Bondowoso, Ansori menjelaskan, bahwa setiap jalan memiliki daya tahan tertentu. Ketika terus-menerus dilalui kendaraan bermuatan berat, struktur jalan lebih cepat retak hingga berlubang. Kondisi ini paling sering terjadi pada jalur penghubung antar-kecamatan.
“Kalau tidak diawasi, kerusakan bisa terjadi lebih cepat dari umur jalan yang sudah direncanakan,” ujarnya, Selasa (23/9/2025).
Ansori menyebutkan, umur teknis jalan di Bondowoso diproyeksikan bisa mencapai 10 tahun dengan catatan beban kendaraan yang melintas tidak lebih dari 8 ton. Selain itu, kondisi saluran drainase di sisi jalan juga harus terjaga dengan baik.
“Kalau sesuai ketentuan, InsyaAllah jalan bisa bertahan sampai 10 tahun. Tapi kalau tonase dilanggar, usia jalan jelas lebih pendek,” tegasnya.
Berdasarkan data survei Dinas BSBK tahun 2024, panjang jalan rusak di Bondowoso mencapai 494 kilometer. Kerusakan ini tersebar hampir di seluruh wilayah, meliputi 23 kecamatan dengan kategori ringan, sedang, hingga rusak berat.
Ansori menambahkan, saat ini pihaknya masih terus melaksanakan pekerjaan perbaikan. Evaluasi lebih lanjut akan dilakukan setelah pertengahan tahun anggaran. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Imadudin Muhammad |
Sinta Nuriyah dan Tokoh GNB Siap Jamin Penangguhan Delpedro Cs
Kemenekraf Dorong Pertumbuhan Gig Economy melalui Paket Kebijakan Ekonomi 2025
Waktunya Telah Tiba Negara Palestina
Waspada, Status 24 Gunung Api Indonesia di Atas Normal dan Satu di Level Awas
Livoli Divisi Utama 2025 TNI AU Petik Kemenangan Perdana Usai Tundukkan Pasundan
Imbau Kepala Daerah Tak Flexing, Mendagri RI: Ga Ada Gunanya
Pemimpin Eropa Akui Palestina, Dorong Solusi Dua Negara di PBB
Bupati Bandung Barat Tetapkan Status KLB Imbas 364 Siswa Keracunan MBG
Kemenhut dan SCOPI Luncurkan Kurikulum Agroforestri Berbasis Kopi
Tour de EnTeTe 2025: Sinergi Pariwisata dan Olahraga, Bawa NTT ke Kancah Dunia