TIMESINDONESIA, CIAMIS – Kasus dugaan keracunan massal menimpa puluhan siswa SMPN 4 Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pada Senin (29/9/2025). Sebanyak 47 siswa dilaporkan mengalami gejala mual, muntah, dan pusing setelah menyantap makanan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan di sekolah.
Dari total siswa yang terdampak, 14 orang masih menjalani perawatan di Puskesmas Pamarican dan 2 lainnya dirawat di RSUD Banjar. Sementara siswa lain yang hanya mengalami gejala ringan telah diobservasi di sekolah sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing.
Mendapat laporan adanya puluhan siswa sakit, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya langsung turun tangan dengan mendatangi Puskesmas Pamarican untuk menjenguk para siswa yang masih dirawat.
Herdiat menyebutkan, meski ada 47 siswa yang mengalami gejala keracunan, penyebab pastinya masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut.
Tercatat ada 47 siswa yang keracunan, tapi belum bisa dipastikan apakah dari MBG atau faktor lain. Penerima manfaat MBG di sekolah ini ada 608 orang, dan sudah didistribusikan kepada 422 siswa kelas 7 dan 8.
"Dari jumlah itu, 47 orang mengalami keracunan. Saat ini, 14 siswa masih dirawat di Puskesmas Pamarican dan 2 siswa di RSUD Banjar," ujarnya dilansir dari detik Jabar.
Bupati menegaskan, apabila hasil investigasi menunjukkan adanya kelalaian dari pihak dapur penyedia MBG, maka tindakan tegas akan diambil sesuai aturan yang berlaku.
"Kalau aturannya harus dihentikan sementara, maka akan dihentikan sementara. Kalau harus ditutup permanen, ya akan ditutup permanen," tegas Herdiat.
Ia juga mengingatkan pengelola dapur MBG agar lebih disiplin menjaga higienitas dan standar sterilisasi makanan.
"Jam masaknya harus sesuai aturan. Kalau distribusi jam 10 atau 11 siang, maka makanan harus dimasak maksimal 4 jam sebelumnya. Kalau masaknya sampai 12 jam sebelumnya atau lebih, itu sudah kelalaian," ungkapnya.
Informasi di lokasi menyebutkan, para siswa mengalami gejala keracunan sekitar setengah jam setelah menyantap menu MBG yang berisi daging bumbu kuning. Beberapa siswa mengaku, daging tersebut dalam kondisi berlendir.
Pihak sekolah segera berkoordinasi dengan Puskesmas Pamarican dan Puskesmas Kertahayu untuk melakukan penanganan darurat, sebelum pemerintah daerah turun langsung mengawasi kasus tersebut.
Kasus ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah, mengingat program MBG merupakan salah satu prioritas nasional dalam mendukung gizi anak sekolah dan membangun generasi sehat di masa depan. (*)
Pewarta | : Jaja Sumarja |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Bahan-Bahan Alami Ini Bisa Redakan Gejala Keracunan Makanan
Santri Menangis di Depan Reruntuhan Musala Ponpes Al Khoziny: Teman-Teman Kami Masih di Dalam
Kodim 0833 Kota Malang Gelar Lepas Sambut Dandim, Letjol Dedy Azis Resmi Jabat Komandan Baru
Ponpes Al Khoziny Sidoarjo; Sejarah, Tradisi, dan Tokoh Pendidikan Ulama Nusantara
Politik Dewasa, Prabowo Tegaskan Kerja Sama Pemerintahan Bisa Terjalin Lintas Partai
Polda Jatim: 79 Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jadi Korban Reruntuhan
Puluhan Korban Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Dirawat di RSI Siti Hajar, Satu Santri Meninggal Dunia
Ditunjuk Sebagai Lokasi Simulasi MBG, Begini Respons Siswa SDN Sidorejo 01 Wungu Madiun
11 Perusahaan Antre IPO, BEI Targetkan 1.000 Emiten Tercapai Akhir 2025
Transparansi Jadi Kunci Ketahanan Energi dan Demokrasi