TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pelaksanaan program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Timur menjadi perhatian serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim. Menganggapi berbagai persoalan di lapangan, Wakil Ketua DPRD Jatim, Sri Wahyuni, menyoroti pentingnya evaluasi mendalam untuk memastikan kualitas program.
Sementara itu, di sisi eksekutif, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menegaskan perlunya komunikasi satu pintu sebagai kunci keberhasilan.
Berdasarkan laporan kasus keracunan dan keluhan di lapangan, Sri Wahyuni menegaskan bahwa sejumlah kejadian terkait MBG sudah dievaluasi serta menegaskan bahwa program MBG sejatinya baik, namun pelaksanaannya perlu perbaikan.
"Di beberapa kabupaten dikumpulkan untuk dievaluasi," ujar Sri Wahyuni, politisi Partai Demokrat itu.
Ia juga menyebutkan beberapa temuan evaluasi yang harus jadi catatan penting, seperti sterilisasi alat makan dan makanan kemasan yang tidak boleh bercampur.
"Beberapa yang belum memenuhi standar ada catatan-catatan. Peringatannya harus sesuai standar dari pusat. Itu kemarin yang dievaluasi," tutupnya, seraya menekankan perlunya pengawasan ketat untuk menjaga kualitas.
Di sisi lain, Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, membenarkan adanya pengawalan ketat terhadap program ini. Emil menyatakan, saat ini sudah ada 920 dapur MBG yang beroperasi, sementara 2.100 lainnya masih dalam pemantauan. Ia mewanti-wanti, jika ada dapur yang progresnya lambat, pemerintah pusat tidak akan segan melakukan rollback.
"Program MBG ini program strategis yang sangat besar. Kami semua bekerja keras, dan memang perlu komunikasi satu pintu agar tidak simpang siur," jelas Emil, Senin (29/9/2025).
Emil juga menjelaskan bahwa komunikasi intensif terus dilakukan, termasuk dengan Badan Gizi Nasional (BGN).
"Kami rutin berkoordinasi, bahkan lewat WhatsApp, dengan BGN. Jadi mohon dimaklumi, memang komunikasi kita lakukan satu pintu," katanya, memastikan bahwa pendekatan ini dilakukan untuk menjamin koordinasi yang lebih terarah.
Dengan sinergi ini, DPRD Jatim berperan sebagai pengawas kualitas, sementara Pemprov memastikan pelaksanaan program berjalan efisien. Emil optimistis dengan pendekatan ini, MBG bisa sukses dan memberi dampak ekonomi luas, sementara Sri Wahyuni terus mendorong perbaikan demi tujuan program yang berorientasi pada masa depan anak Indonesia. (*)
Pewarta | : Zisti Shinta Maharani |
Editor | : Deasy Mayasari |
Bahan-Bahan Alami Ini Bisa Redakan Gejala Keracunan Makanan
Santri Menangis di Depan Reruntuhan Musala Ponpes Al Khoziny: Teman-Teman Kami Masih di Dalam
Kodim 0833 Kota Malang Gelar Lepas Sambut Dandim, Letjol Dedy Azis Resmi Jabat Komandan Baru
Ponpes Al Khoziny Sidoarjo; Sejarah, Tradisi, dan Tokoh Pendidikan Ulama Nusantara
Politik Dewasa, Prabowo Tegaskan Kerja Sama Pemerintahan Bisa Terjalin Lintas Partai
Polda Jatim: 79 Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jadi Korban Reruntuhan
Puluhan Korban Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Dirawat di RSI Siti Hajar, Satu Santri Meninggal Dunia
Ditunjuk Sebagai Lokasi Simulasi MBG, Begini Respons Siswa SDN Sidorejo 01 Wungu Madiun
11 Perusahaan Antre IPO, BEI Targetkan 1.000 Emiten Tercapai Akhir 2025
Transparansi Jadi Kunci Ketahanan Energi dan Demokrasi