TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Meski telah ditutup total selama beberapa tahun terakhir, Gunung Piramid di Kecamatan Curahdami tak pernah benar-benar sepi. Dari jalur belakang, para pendaki muda kerap nekat menembus jalur curam tanpa izin, tanpa registrasi, dan tanpa pemandu. Aksi “kucing-kucingan” ini tak jarang berakhir petaka.
Kasus terbaru terjadi beberapa hari terakhir. Muhammad Kamal Arjuna Islamah, seorang pelajar asal Desa Petung, ditemukan lemas akibat dehidrasi setelah nekat mendaki bersama rombongan kecil.
Ia sempat ditinggalkan rekan-rekannya karena tak mampu melanjutkan perjalanan. Beruntung, sekelompok pehobi motor trail menemukannya tergeletak dan segera mengevakuasi ke Puskesmas.
Insiden tersebut menambah daftar panjang tragedi di Piramid. Pada Mei lalu, seorang pendaki bahkan kehilangan nyawa di jalur yang sama.
“Gunung Piramid ini ekstrem. Tidak semua orang bisa naik tanpa trik, metode, dan pendampingan khusus,” ungkap Yuni Dwi Sri Handayani, Kabid Pariwisata Disparbudpora Bondowoso, Senin (29/9/2025).
Menurut Yuni, pemerintah tengah menyusun skema pengelolaan resmi untuk menekan risiko sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi warga sekitar.
Salah satu opsi yang dikaji adalah menyerahkan pengelolaan penuh kepada Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) dengan melibatkan masyarakat setempat. Nantinya, setiap pendaki wajib registrasi, memiliki asuransi, dan didampingi pemandu.
“Kalau legal, aturannya jelas. Tidak semua pendaki harus dipaksa sampai puncak. Ada batas kemampuan yang harus dihormati,” tegasnya.
Selain keamanan, pengelolaan resmi juga diyakini akan membawa dampak ekonomi. Pendaki tentu membutuhkan jasa parkir, penginapan, hingga konsumsi.
“Masyarakat tetap diberdayakan, tapi dengan pola yang lebih tertata,” tambah Yuni.
Hingga kini, Perhutani masih menutup total jalur pendakian dengan memasang larangan di sejumlah titik. Namun faktanya, semakin dilarang justru semakin banyak yang mencoba mendaki secara ilegal.
“Daripada terus kucing-kucingan lalu ada korban, lebih baik dilegalkan dengan manajemen yang tepat. Dengan adanya peralatan safety dan pemandu, risikonya bisa ditekan,” pungkas Yuni.(*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Imadudin Muhammad |
Khofifah Pastikan Evakuasi Korban Ambruknya Musala Ponpes Al-Khoziny Berjalan Maksimal
G30S PKI: Kisah Berdarah, Narasi Berjibaku
Tim SAR Selamatkan 11 Santri dari Reruntuhan Musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo
Update Bangunan Pondok Al-Khoziny Ambruk, 7 Santri Belum Bisa Dievakuasi
Capaian Belanja APBN Kediri Raya Sampai Akhir Agustus Lampaui Nasional
Menengok Karya Seni Rupa Eks ODGJ Asal Bondowoso di Jatim Fest 2025
Napak Tilas MGMP Sejarah Cianjur, Gali Jejak Warisan Para Pendahulu di Jantung Kota
Sekdaprov Jatim: Tujuh Korban Musala Ambruk Masih Berkomunikasi, Evakuasi Terus Dikebut
Dukungan Pemkab Majalengka Berbuah Prestasi, Kontingen Naik Ranking di POPDA Jabar 2025
Tragedi Ponpes Al Khoziny, PCNU Sidoarjo Minta Santri dan Warga Tidak Terprovokasi Isu