TIMESINDONESIA, BLITAR – Peringatan Sumpah Pemuda tahun 2025 di Blitar, Jawa Timur terasa berbeda dengan peringatan-peringatan sebelumnya. Kali ini, perayaan terasa spesial dengan prosesi sakral penyatuan tanah dan air dari empat candi bersejarah yang dilaksanakan pada Selasa (28/10/2025) di Makam Bung Karno.
Ritual ini menjadi penanda komitmen pemuda Blitar untuk terus menyalakan api nasionalisme dan menjadi bentuk nyata cinta tanah air dan penghormatan terhadap nilai-nilai Sumpah Pemuda 1928.
Kegiatan dimulai pukul 15.00 WIB secara serentak dari empat lokasi, yakni Candi Penataran, Candi Sawentar, Candi Simping, dan Candi Mleri. Para peserta membawa tanah dan air dari masing-masing titik menuju Makam Bung Karno (MBK) untuk disatukan dalam upacara penyatuan semangat Sumpah Pemuda.
Ritual pengambilan tanah dari Candi Sawentar menjadi simbol ikatan pemuda dengan bumi leluhur. Prosesi ini menandai awal perjalanan spiritual dalam rangkaian peringatan Sumpah Pemuda 2025 di Blitar. (FOTO: Ardana Pramayoga/TIMES Indonesia)
Sekitar pukul 17.00 WIB, seluruh rombongan dari empat titik tiba di kompleks Makam Bung Karno. Mereka kemudian mengikuti prosesi penyatuan tanah dan air yang dibawa dari empat candi bersejarah tersebut. Prosesi ini menjadi simbol kesatuan pemuda Blitar dalam menjaga keutuhan bangsa dan warisan nilai Sumpah Pemuda 1928.
Perwakilan pemuda, Kumara Safa Abhista, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen generasi muda Blitar untuk menjaga semangat kebangsaan. “Kami ingin menunjukkan bahwa pemuda Blitar tidak hanya memperingati Sumpah Pemuda secara seremonial, tetapi dengan tindakan nyata yang mencerminkan cinta tanah air,” ujarnya.
Usai prosesi penyatuan tanah dan air, para peserta melaksanakan pembacaan ulang Ikrar Sumpah Pemuda di area makam Bung Karno. Setelah itu, mereka bersama-sama berziarah dan menabur bunga di pusara sang Proklamator Republik Indonesia sebagai bentuk penghormatan dan refleksi perjuangan.
Menurut Kumara, pengambilan tanah dan air dari empat candi memiliki makna simbolik. “Empat candi yang kami pilih mewakili arah dan nilai kebudayaan Blitar. Tanah dan air kami bawa untuk disatukan di Makam Bung Karno sebagai lambang persatuan yang hidup dari akar sejarah,” katanya.
Peserta dari Candi Penataran antara lain Kholam Shiharta, Ardana Pramayoga, Jagad Nata Shiharta, dan Widia Fitri Susanti. Dari Candi Sawentar hadir Yoni Andika dan Adi Chandi, sementara dari Candi Simping dipimpin Rahmanto Adi, dan dari Candi Mleri oleh Ahmad Huda. Seluruhnya merupakan perwakilan pemuda yang aktif di bidang seni, budaya, dan kegiatan sosial.
Para pemuda dari berbagai komunitas berkumpul di Makam Bung Karno untuk mengucapkan kembali Sumpah Pemuda. (FOTO: Ardana Pramayoga/TIMES Indonesia)
Setelah prosesi di Makam Bung Karno selesai, seluruh peserta melanjutkan perjalanan menuju Istana Gebang, rumah masa kecil Bung Karno, untuk mengikuti Doa Budaya Bersama Lintas Agama dan Deklarasi Kembali Menjadi Bangsa Indonesia.
Menurut Kumara, doa lintas agama ini menjadi simbol penghormatan terhadap keberagaman. “Kami berdoa bersama lintas iman sebagai wujud bahwa semangat Sumpah Pemuda adalah tentang persatuan dalam perbedaan. Ini cara kami merawat nilai Bhinneka Tunggal Ika,” jelasnya.
Prosesi doa di Istana Gebang diikuti oleh tokoh masyarakat, pemuka agama, seniman, dan perwakilan komunitas pemuda. Acara berlangsung khidmat, dengan lantunan doa dari berbagai kepercayaan yang mengalun bergantian.
Kumara menambahkan, kegiatan ini diinisiasi secara mandiri oleh para pemuda dengan dukungan masyarakat dan tokoh budaya setempat. “Kami berkoordinasi tanpa batas organisasi. Semua yang hadir datang dengan kesadaran bersama bahwa persatuan adalah warisan paling berharga dari para pendiri bangsa,” ujarnya.
Seluruh rangkaian acara Peringatan Sumpah Pemuda Blitar berjalan tertib dan kondusif. Jalur menuju Makam Bung Karno dikawal oleh relawan dan komunitas lokal. Para peserta mengenakan pakaian bernuansa merah-putih dan membawa bendera kecil sebagai simbol nasionalisme.
Menutup kegiatan, Kumara menegaskan kembali pesan utama dari prosesi ini. “Tanah dan air yang kami satukan bukan sekadar simbol, tetapi pengingat bahwa Indonesia berdiri atas semangat kebersamaan. Pemuda Blitar akan terus menjaga nilai itu,” katanya.
Peringatan Sumpah Pemuda Blitar tahun 2025 menunjukkan tekad pemuda Blitar untuk terus menjaga api nasionalisme. Melalui prosesi tanah dan air serta doa lintas agama, semangat persatuan dan kebinekaan kembali diteguhkan di kota yang menjadi tempat bersemayamnya Bung Karno. (*)
| Pewarta | : Ardana Pramayoga (MG) |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Menteri LH Ungkap Pesisir Jawa Ambles 10-15 cm Akibat Eksploitasi Air Tanah
Jaga Titik Strategis Perairan, Indonesia Siap Produksi 30 Kapal Selam Nirawak
Viral Mobil Berlogo BGN Angkut Ayam dan Babi, BGN Lapor Polisi
Kemenkes Buat Kajian Vaksin Influenza sebagai Program Imunisasi Nasional
Presiden Tak Temui Aksi Guru Madrasah Swasta di Jakarta, Pemerintah Janji Percepat Kebijakan
Gus Dewan Ajak Warga Banyuwangi Ikut Awasi Program Makan Bergizi Gratis
5 Pelaku Perampokan Museum Louvre Paris Ditangkap
Bahasa Indonesia Resmi Digunakan di Forum Rapat UNESCO
Perkuat Program Jaga Desa dan Keadilan Restoratif, Kajati Jateng Lantik 23 Kajari Baru
Didukung Golkar Ambon, Boy Sangadji Bidik Puncak Kepemimpinan Golkar Maluku