TIMESINDONESIA, GRESIK – Kabupaten Gresik kini memiliki galeri benda pusaka pertama yang diinisiasi oleh Yayasan Samuhita yang didirikan oleh para kolektor keris dan pecinta beda pusaka di Kota Pudak.
Galeri ini terbuka untuk umum setiap hari dan siap menjadi destinasi wisata edukasi baru. Lokasinya berada di Jalan Nasrun Baru Gang 318 Proklamasi Kabupaten Gresik.
Salah satu koleksi paling mencuri perhatian adalah keris bernilai Rp500 juta yang dilapisi emas hingga bilah keris yang diperkirakan berasal dari abad ke-9.
Sudarto, penasihat Yayasan Samuhita mengatakan galeri yang baru saja diresmikan ini menampilkan lebih dari puluhan pusaka, mulai keris klasik hingga keris modern juara nasional.
Seluruh koleksi merupakan warisan turun-temurun dan dirawat secara khusus. Keris yang dipamerkan ini merupakan milik para kolektor.

Tamu undangan saat mendapatkan cindera mata keris yang diberikan usai seremonial pembukaan galeri benda pusaka. (FOTO: Akmal/TIMES Indonesia)
“Perawatannya cukup diberi minyak, tidak mesti sebulan sekali. Kalau kotor baru dicuci. Total ada 50 yang dipamerkan disini,” ujarnya pada Jumat (31/10/2025).
Sudarto menambahkan, koleksi yang dipamerkan termasuk keris Naga Sapto emas dan berlian itu pernah menjadi yang terbaik dalam ajang yang digelar di Solo Jawa Tengah.
“Keris itu ditaksir mencapai Rp500 Juta. Koleksi ini bukan hanya dipamerkan, tapi untuk memberi pemahaman tentang nilai seni dan sejarah keris,” katanya.
Ketua Yayasan Samuhita, Rio menyampaikan bahwa galeri ini dibangun sebagai ruang kreasi untuk generasi muda. Utamanya, para siswa yang ingin belajar lebih jauh soal benda pusaka.
“Seni budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu, tapi sumber inspirasi dan identitas. Melalui yayasan ini, kami ingin menyediakan ruang kolaborasi, tempat berkumpul, belajar, dan berkarya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disparekrafbud Kabupaten Gresik, Saifuddin Ghozali, mengapresiasi hadirnya galeri pusaka tersebut.
Menurutnya, keberadaan galeri ini meneguhkan komitmen Gresik sebagai daerah yang peduli terhadap pelestarian kebudayaan.
“Apalagi Gresik memiliki sejarah panjang mengenai keris. Di Panceng, terdapat makam Empu Supo, empu terkenal pada masa Majapahit,” ujarnya.
Pengunjung Bisa Menikmati Kafe
Usai menikmati koleksi pusaka, pengunjung juga bisa bersantai di kafe yang berada tepat di samping galeri pusaka.
Dengan konsep suasana desa, kafe ini menjadi warna baru di tengah Kota Gresik "Seru, selain bisa lihat keris kita juga bisa nongkrong disini," kata Diah, salah satu pengunjung.
Sementara itu, konsep kafe ini didesain khusus seperti di pedesaan. Ornamennya mirip seperti tempo dulu. Meski begitu, menu yang ditawarkan pun bervariasi, mulai wedang hingga masakan modern.
“Konsepnya kami ambil dari budaya kumpul di kampung. Ada menu tradisional seperti wedang-wedangan, sampai kopi dan minuman modern. Semua kalangan kami layani,” ungkap Riri Rio, owner Titik Kumpul.
Dia mengungkap harga yang ditawarkan pun bervariasi serta dijamin ramah di kantong. "Kami berharap kafe ini menjadi titik kumpul semua kalangan," tutupnya. (*)
| Pewarta | : Akmalul Azmi |
| Editor | : Deasy Mayasari |
Riset Harvard: Jalan Kaki 5 Jam per Minggu Bisa Turunkan Risiko Kanker Pencernaan hingga 17 Persen
Megawati Serukan Tatanan Dunia Baru Berbasis Pancasila
Harga Ayam dan Telur Naik Imbas Program Makan Bergizi Gratis, Zulhas: Tanda Programnya Berhasil
Menaker Yassierli Tegaskan Pengawasan Ketat agar Program Magang Nasional 2025 Tak Disalahgunakan
TNI AD Siapkan Ribuan Hektare Lahan untuk Dukung Program MBG
Wamenkop Dorong Kopdes Merah Putih Jadi Pelaksana Dapur Makan Bergizi Gratis di Daerah Kepulauan
Lyon Dikabarkan Incar Endrick dari Real Madrid, Fonseca: Kami Sambut Pemain Bagus
Tiga Clean Sheet Beruntun, Emil Audero Siap Hadapi Ujian Berat dari Juventus
KWK Genk Ponorogo Lolos ke Semifinal Livoli 2025, Tiket Promosi ke Divisi Utama
Festival Tunas Bahasa Ibu di Gresik, Pelajar Didorong Lestarikan Bahasa Jawa