TIMESINDONESIA, BLORA – Sebuah video berdurasi 25 detik yang memperlihatkan dugaan aksi perundungan antar siswa SMP di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, beredar luas di salah satu aplikasi berbayar. Rekaman itu sontak mengundang keprihatinan publik.
Peristiwa tersebut diketahui terjadi pada Jumat (8/11/2025), saat jam istirahat di dalam kamar toilet sekolah. Dalam video itu tampak seorang siswa menjadi korban pemukulan dan ejekan oleh sejumlah temannya, sementara siswa lain hanya menonton tanpa berupaya melerai.
Menanggapi hal ini, Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Pendidikan bergerak cepat. Kepala Dinas Pendidikan, Sunaryo, membenarkan adanya laporan terkait kasus tersebut.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah dan orang tua siswa. Kasus ini akan ditangani secara serius agar tidak terulang lagi,” tegasnya, Sabtu (8/11/2025).
Pihak sekolah juga langsung mengambil langkah pembinaan. Para siswa yang terlibat, baik korban maupun pelaku, dipanggil bersama orang tua masing-masing untuk dilakukan mediasi.
Kepala sekolah menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang mencoreng nama baik lembaga pendidikan itu. “Kejadian ini terjadi pada Jumat (8/11) saat jam istirahat. Kami sudah mempertemukan orang tua pelaku dan korban, serta berkoordinasi dengan Polsek, Unit PPA Polres Blora, Dinas Pendidikan, dan Dinas Sosial untuk langkah pembinaan selanjutnya. Sekolah sangat prihatin atas kejadian ini,” ujarnya.
Langkah cepat tersebut menunjukkan keseriusan berbagai pihak dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan. Koordinasi lintas sektor pun menjadi kunci penanganan kasus ini, tidak hanya untuk menegakkan keadilan bagi korban, tetapi juga memberikan pembinaan kepada pelaku.
Dari sisi penegakan hukum, Kapolsek Blora Kota AKP Rustam memastikan pihaknya telah turun langsung ke lokasi kejadian untuk meminta klarifikasi. “Senin besok kami akan panggil semua yang terlibat untuk dimintai keterangan,” ujarnya.
Sementara itu, perhatian terhadap kondisi psikologis anak-anak juga menjadi prioritas. Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Blora, Luluk Kusuma Agung Ariadi, mengatakan bahwa pendampingan psikososial akan diberikan baik kepada korban maupun pelaku.
“Fokus kami adalah pemulihan kondisi psikologis anak dan pembinaan karakter bagi seluruh pihak yang terlibat,” jelasnya.
Tim pekerja sosial telah diterjunkan untuk melakukan asesmen awal dan memastikan proses pemulihan berjalan optimal.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak guru, orang tua, hingga sesama siswa bahwa pencegahan perundungan memerlukan perhatian bersama. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman, ramah, dan menumbuhkan empati antarsesama. (*)
| Pewarta | : Ahmad Rengga Wahana Putra [MG-301] |
| Editor | : Faizal R Arief |
Larung Sesaji: A Sacred Prelude to the Seven Lakes Festival 2025 in Probolinggo
Mengenal Desa Pemuteran Bali yang Diakui PBB sebagai Desa Wisata Terbaik Dunia
Densus 88 Dalami Jejak Teror di Balik Ledakan SMAN 72
Jasad Demonstran yang Hilang dan Ditemukan Tinggal Kerangka Tiba di Surabaya
Penumpang Bandara Dhoho, Bisa Gratis Tiket Wisata - Diskon Akomodasi di Kabupaten Kediri
Rem Blong Penyebab Dominan Kecelakaan, Dishub Malang Sosialisasi Prosedur Pengereman Aman
Korban Ledakan SMAN 72 Melonjak Jadi 96 Orang, 29 Masih Dirawat di RS
Polisi Temukan Serbuk Diduga Bahan Peledak di Rumah Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72
Publik Diimbau Cerdas Menerima Informasi, Kasus Tarman Tetap Ditangani Polres Pacitan
Langkah Preventif Pemdes Bojong Cianjur Antisipasi Pohon Tumbang Akibat Cuaca Ekstrem