TIMESINDONESIA, BANJAR – Langkah Desa Kujangsari, Kota Banjar, dalam memanfaatkan limbah feses dari kotoran hewan ternak menjadi inovasi baru bagi penyediaan gas rumah tangga memang luar biasa.
Pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi energi terbarukan tersebut lahir dari inovator yang dikenal sebagai akademisi, Aino Sukirno. Berkat inovasinya, kini warga di RT 3 RW 7 Dusun Kalapasebrang, Desa Kujangsari Kecamatan Langensari.
Ide brilian dari putra daerahnya ini langsung digandeng Pemerintah Desa Kujangsari dengan berkolaborasi antara Bumdes Kujangsari dengan Komunitas Pecinta Lingkungan Biru Karbon Nusantara.
"Pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas tersebut dilakukan melalui proses fermentasi dan sudah dilakukan proses uji coba sehingga aman digunakan," ungkapnya saat diwawancara sejumlah awak media.
Kapasitas biogas yang sudah diujicobakan ini mencapai 12 kubik, dapat mencukupi kebutuhan gas rumah tangga untuk 5-6 rumah warga hingga 6 bulan.
Ketika dinyalakan, kualitas api yang dihasilkan dari Biogas ini terlihat saat digunakan, selain tidak mengeluarkan bau kotoran juga dapat digunakan secara normal.
Adapun instalasi penyaluran gas tersebut sudah terjamin aman karena dilengkapi dengan filter atau penyaring gas metana dan tidak menyebabkan ledakan apabila terjadi kebocoran.
"Tidak meledak, hanya mengeluarkan api kecil," imbuhnya.
Dengan adanya sistem Biogas ini, warga juga tidak lagi khawatir ketika terjadi kelangkaan gas karena sudah memiliki pengelolaan gas secara mandiri.
"Tinggal perluasan di level kelompok yang lain agar warga di Kujangsari ini memiliki kemandirian gas. Tidak bergantung pada Pertamina," katanya.
Biogas adalah gas alam yang dihasilkan dari proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme dalam kondisi lingkungan tanpa oksigen, disebut juga sebagai kondisi anaerobik.
Gas-gas yang terbentuk pada suatu pembuatan biogas adalah metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dengan sedikit kandungan gas lainnya seperti hidrogen sulfida (H2S), nitrogen (N2), dan uap air.
Biogas merupakan sumber energi terbarukan yang memiliki manfaat besar dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar memasak, pembangkit listrik, dan bahkan sebagai bahan bakar kendaraan.
Kepala Desa Kujangsari, Ahmad Mujahid, mengatakan, inovasi biogas tersebut diharapkan menjadi alternatif masyarakat dalam memenuhi kebutuhan gas rumah tangga.
"Sebelumnya kan limbah kotoran sapi ini menjadi permasalahan lingkungan karena baunya ya tapi setelah memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi energi gas tersebut, dapat mengurangi pencemaran lingkungan," katanya.
Selain untuk biogas, nantinya pemanfaatan sisa proses dari limbah kotoran sapi tersebut juga dapat digunakan menjadi pupuk alami.
"Tadi sudah uji coba. Nanti akan kita evaluasi dan kita kembangkan di lokasi yang lain karena kami juga punya beberapa beberapa kelompok pembudidaya," katanya.
Mujahid juga berharap Biogas ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi dampak lingkungan dari limbah feses sapi. Selain itu, proyek ini juga dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan teknologi biogas dari limbah ternak. (*)
| Pewarta | : Sussie |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Fitur Terbaru iPhone Bakal Berbasis Satelit, Ini Bocorannya
Kim Seon Ho Naik Panggung Teater, Mainkan Secret Passage
Timnas Indonesia Catat Kemenangan Pertama di Piala Dunia U-17
Nagelsmann Fokus Sapu Bersih Dua Laga Terakhir, Jerman Bidik Tiket Piala Dunia 2026
Fazya Mutia Angkat Kain Besurek, Menenun Kebanggaan Generasi Milenial Bengkulu
GoTo Dukung Langkah Pemerintah Dorong Merger dengan Grab
Gattuso Umumkan 27 Pemain Timnas Italia, Fokus Raih Tiket Piala Dunia 2026
Ketua MPR Nilai Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto sebagai Tradisi Baik
Tangis Bahagia di Pelukan Ibu, Bocah Bilqis Hilang di Makassar Ditemukan di Jambi
Jasad Ibu Hanyut di Sungai Glidik Ditemukan di Pantai Alas Purwo Banyuwangi, Sang Anak Masih Hilang