TIMESINDONESIA, JAKARTA – Rumah sakit di Jalur Gaza kembali melaporkan tujuh kematian dalam satu hari, termasuk dua anak-anak. Laporan tersebut menambah daftar korban kelaparan dan malnutrisi menjadi 251 jiwa, dengan 110 di antaranya adalah anak-anak.
Situasi kemanusiaan di Gaza semakin parah akibat blokade Israel yang ketat, ditambah dengan kelangkaan pasokan makanan dan obat-obatan.
Sejak 2 Maret lalu, Israel menutup seluruh akses perbatasan ke Gaza dan membatasi bantuan kemanusiaan, memicu bencana kelaparan yang meluas di wilayah tersebut.
UNRWA mengungkapkan bahwa kasus malnutrisi pada anak di bawah 5 tahun meningkat dua kali lipat antara Maret hingga Juni akibat pengepungan yang masih berlangsung.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tingkat malnutrisi di Gaza telah mencapai tahap mengkhawatirkan, dengan 1 dari 5 balita mengalami kekurangan gizi akut.
Sejak agresi Israel dimulai pada Oktober 2023, jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai 61.897 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Sedikitnya 155.660 lainnya mengalami luka-luka.
Data ini belum mencakup seluruh korban karena banyak yang masih terperangkap di bawah reruntuhan dan tidak dapat dijangkau tim penyelamat. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |
Amendemen UUD 1945 Bukan Solusi Instan, MPR RI Tekankan Perlunya Proses Partisipatif dan Transparan
Krisis Personel Militer, Israel Rencanakan Rekrutmen Pemuda Yahudi dari Luar Negeri
Gubernur Khofifah Kembali Sematkan Satyalancana Karya Satya 576 ASN Jatim
KKN Unitomo dan BUMDes Jatiurip Kolaborasi Kembangkan Budidaya Lele, Ayam Petelur, dan Kelengkeng Berkelanjutan
Peringati 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia, Kemenag dan UIN Syarif Hidayatullah Perkuat Kerukunan dan Ekoteologi
Implementasi 'Circular Economy' dan LEISA Unwar Beri Solusi Pangan
Asketisme dan Ortodoksi dalam Pusaran Sejarah Jawa
Tokoh Malang Raya Kirim Bibit Pohon untuk 1 Dekade TIMES Indonesia
CCTV Pengawas Pajak di Tempat Usaha, Pemkot Surabaya: Hanya di Area Parkir
UB Sambut 2.255 Mahasiswa Baru Pascasarjana Lewat ORDIK 2025, Tekankan Inovasi dan Keberlanjutan