TIMESINDONESIA, MALANG – Empat tentara Israel mati dan tiga lainnya terluka dalam serangan bom pinggir jalan di Rafah, Gaza selatan pada Kamis pagi, militer mengumumkan beberapa jam kemudian.
Keempat tentara Israel yang mati itu adalah Mayor Omri Chai Ben Moshe, 26 tahun, Letnan Eran Shelem, 23 tahun, Letnan Eitan Avner Ben Itzhak, 22 tahun, dan Letnan Ron Arieli, 20 tahun.
Dengan kematian empat tentara itu, kini jumlah tentara Israel yang mati di Gaza menjadi 469 orang. Jumlah itu sudah termasuk dua petugas polisi dan tiga kontraktor sipil Kementerian Pertahanan.
Para prajurit yang terbunuh tersebut diidentifikasi oleh IDF sebagai Mayor Omri Chai Ben Moshe, 26, dari Tzafria; Letnan Eran Shelem, 23, dari Ramat Yohanan; Letnan Eitan Avner Ben Itzhak, 22, dari Har Bracha; dan Letnan Ron Arieli, 20, dari Hadera.
Kematian empat tentara Israel pada hari Kamis kemarin menambah jumlah korban tewas di pihak Israel saat dilakukan serangan darat terhadap Hamas di Gaza dan operasi militer di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza menjadi 469. Jumlah korban tewas termasuk dua petugas polisi dan tiga kontraktor sipil Kementerian Pertahanan.
Empat prajurit yang mati itu, seperti dilansir Times of Israel, bertugas di Batalyon Dekel, Sekolah Perwira Bahad 1. Ben Moshe adalah komandan kompi, sementara tiga prajurit lainnya adalah kadet dan dipromosikan secara anumerta menjadi letnan.
Sebelum bergabung dengan kursus perwira, Ben Moshe adalah komandan kompi di Brigade Pasukan Terjun Payung; Shelem adalah prajurit di unit elit Sayeret Matkal, Ben Itzhak bertugas di Brigade Komando sedangkan Arieli bertugas di Brigade Golani.
Menurut penyelidikan awal IDF, insiden itu terjadi selama operasi di lingkungan Jenina Rafah sekitar pukul 9:30 pagi, saat buldoser lapis baja D9 sedang membersihkan rute sementara dua Humvee melaju di belakangnya.
Salah satu Humvee kemudian menepi di pinggir jalan, dan di sana ia terkena ledakan bom. Ledakan tersebut menyebabkan empat tentara Israel mati dan melukai tiga lainnya, termasuk satu orang luka berat dan dua luka sedang.
Militer masih menyelidiki jenis bahan peledak yang digunakan, bagaimana cara mengaktifkannya, dan kapan bahan peledak itu ditempatkan di sana.
Gambar yang beredar di media sosial pada hari Kamis menunjukkan akibat serangan bom pinggir jalan yang mematikan dan Humvee IDF yang rusak parah.
Meskipun Rafah sebagian besar telah dibersihkan dari operasi Hamas dan infrastruktur teror, IDF yakin masih ada puluhan operasi di sana, sebagian besar di wilayah Jenina.
Berbicara dalam konferensi pers pada Kamis malam, Juru Bicara IDF Brigjen Effie Defrin mengatakan bahwa pasukan IDF masih beroperasi di wilayah Jenina dan menghancurkan infrastruktur Hamas.
Defrin menambahkan bahwa masih ada infrastruktur bawah tanah di wilayah tersebut yang belum dihancurkan. "Pasukan kami sedang berupaya untuk melakukannya," katanya.
Keempat korban yang diumumkan pada hari Kamis adalah korban mati pertama dari pihak Israel di Gaza sejak empat tentara tewas 10 hari lalu dalam serangan Hamas di pinggiran Kota Gaza.
Sejak itu, IDF melancarkan serangan darat besar-besaran di Kota Gaza pada awal minggu, melanjutkan rencana untuk menaklukkan kota di utara Jalur Gaza setelah berminggu-minggu persiapan.
Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Eyal Zamir mengatakan pada hari Selasa bahwa tujuan mereka adalah untuk memperdalam serangan terhadap Hamas hingga kekalahannya.
Ia menegaskan bahwa Hamas telah menerima pukulan berat: “Kami telah mengalahkan sebagian besar kekuatan militernya, dan kini kami sedang memperdalam pencapaian yang akan memungkinkan kami untuk semakin mendekatkan akhir perang.”
Perang antara Israel dengan Hamas dimulai ketika militan Palestina itu menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023, dan menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, serta menyandera 251 orang ke Gaza.
Kelompok-kelompok militan Hamas masih menyandera 47 orang di Gaza, termasuk 25 jenazah yang telah dikonfirmasi tewas oleh otoritas Israel.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan lebih dari 65.000 orang di Jalur Gaza telah meninggal dunia oleh pembalasan Israel, meski jumlah itu tidak bisa diverifikasi antara warga sipil dan pejuang.
Namun Israel mengklaim telah menewaskan lebih dari 22.000 kombatan dalam pertempuran hingga Agustus dan 1.600 lainnya di Israel selama serangan 7 Oktober.
Israel selalu berdalih pihaknya berupaya meminimalkan korban jiwa warga sipil dan menuduh Hamas menggunakan warga sipil Gaza sebagai tameng manusia, bertempur dari wilayah sipil, termasuk rumah, rumah sakit, sekolah, dan masjid. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Imadudin Muhammad |
Kementerian PU Siapkan Sekolah Rakyat Baru untuk Kupang
Gubernur Khofifah Gelar Pasar Murah di Sidoarjo, Pastikan Distribusi Bapok Tepat Sasaran
World Cleanup Day, Bupati Ipuk Bersama Ratusan Warga Bersihkan Sampah di Destinasi Wisata Pantai Seranite
Bulog Pastikan Stok Beras Maluku dan Malut Aman untuk 4 Bulan ke Depan, Gula dan Minyak Tersedia
BPBD Kabupaten Malang Catat 753 Kejadian Bencana, Terdampak Capai Rp 729 Juta
PPPK Kabupaten Malang Bakal Ditempatkan Bertugas di Kopdes Merah Putih
Politik yang Kian Kehilangan Etika
Judi Online Marak, Ratusan Penerima Bansos di Tasikmalaya Dicoret
Kasus Aduan Wali Murid SMPN 1 Pacitan, Guru Dipindahkan Sementara Menunggu Proses
Polres Probolinggo Kunjungi Keluarga Korban Penembakan KKB Papua