TIMESINDONESIA, ISTANBUL – Dewan Menteri Spanyol pada Selasa (23/9/2025), menyetujui embargo senjata "total" terhadap Israel, yang meningkatkan tekanan terhadap pemerintahan Zionis yang dipimpin Benjamin Netanyahu atas pembantaian warga Palestina di Gaza.
Menteri Ekonomi Carlos Cuerpo mengatakan keputusan tersebut merupakan "bukti lebih lanjut dari komitmen politik pemerintah dan kepemimpinan internasional Spanyol serta perdana menteri untuk menghormati hak asasi manusia," lapor El Pais.
Embargo tersebut, yang diumumkan sebelumnya oleh Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, melampaui pembatasan parsial yang telah diberlakukan sebelumnya dan mencakup larangan ekspor senjata, transit bahan bakar, dan impor produk serta jasa dari wilayah pendudukan.
"Spanyol sebelumnya telah menerapkan larangan parsial, seperti Slovenia, Belgia, dan Belanda. Namun dengan langkah ini, kami menjadi negara pertama yang melarang ekspor senjata, transit bahan bakar, dan impor ... yang membuka jalan bagi Uni Eropa," ujar mitra koalisi sayap kiri partai politik Sumar dalam sebuah pernyataan.
Namun, pemimpin Podemos, Ione Belarra, mengkritik waktu pelaksanaannya, dengan mengatakan bahwa langkah tersebut datang terlambat. "Embargo senjata diberlakukan sebelum kejahatan perang dilakukan, bukan setelah 60.000 korban tak berdosa," ujarnya.
Partai Rakyat (PP) yang beroposisi konservatif masih belum jelas dukungannya terhadap embargo tersebut, dengan juru bicara parlemen Ester Munoz mengatakan partainya akan menunggu untuk melihat teks dekrit kerajaan.
Munoz memperingatkan potensi risiko terhadap "keamanan" Spanyol, dengan mencatat bahwa "banyak komponen" yang digunakan oleh pasukan keamanan Spanyol berasal dari Israel.
"Saya meminta agar masalah ini tidak dianggap remeh; ini adalah masalah yang kompleks," tambahnya.
Juru bicara pemerintah sekaligus Menteri Pendidikan Pliar Alegria menegaskan kembali sikap Spanyol dalam mengakui Palestina, mengingat pernyataan Sanchez di PBB.
"Spanyol telah melakukannya pada Mei, dan sekarang kita melihat banyak negara seperti Prancis, Portugal, Kanada, Inggris, dan Australia mengikutinya. Spanyol telah memainkan peran kunci sejak awal dalam mendukung koeksistensi melalui solusi dua negara," ujar Alegria.
Spanyol sebelumnya telah meluncurkan paket sanksi sembilan poin terhadap Israel pada 9 September, tetapi menunda persetujuan embargo senjata penuh dan langkah-langkah terkait karena "alasan teknis dan hukum" hingga Selasa. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Bukan dari Semarang, Sesuai Namanya Wingko Babat dari Babat Lamongan
Terungkap! Kisah Nyata Farel Prayoga Warnai Air Mata di Ujung Sajadah 2
Raih Miss Universe Indonesia 2025, Sanly Liu: Kemenangan Bukan Sekadar Mahkota
Tim Kemenbud RI Tinjau Kerusakan Museum Bagawanta Bhari Kediri
Konsekuensi Menjadi Sarjana
Hong Kong Lumpuh, Ribuan Penerbangan Batal Akibat Terjangan Topan Super Ragasa
Tancap Gas! Askab PSSI Banyuwangi Siapkan Tiga Kegiatan Pembinaan dan Kompetisi
Spanyol Jadi Negara Eropa Pertama Terapkan Embargo Senjata Total ke Israel
Susunan Pengurus Golkar Pacitan Masih dalam Proses Penyusunan
Disamarkan dengan Jagung dan Sawi, 297 Batang Ganja Terungkap di Papua