TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan dukungan penuh terhadap rencana gencatan senjata Hamas–Israel yang diusulkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dukungan ini muncul setelah Hamas mengumumkan kesediaannya menerima proposal perdamaian tersebut, termasuk pertukaran sandera.
“Kita punya peluang untuk membuat kemajuan nyata menuju perdamaian,” tulis Macron di akun resminya di platform X, Jumat malam (3/10/2025).
Macron menegaskan bahwa Prancis akan memainkan peran aktif dalam upaya diplomasi, bekerja sama dengan Amerika Serikat, Israel, Palestina, serta mitra global lainnya.
Ia juga memuji Donald Trump dan timnya atas komitmen dalam mendorong solusi damai. “Saya mendesak agar respons Hamas segera ditindaklanjuti. Gencatan senjata dan pembebasan sandera kini dalam jangkauan,” ujarnya.
Hamas sebelumnya menyatakan kesediaannya menerima rencana Trump. Isi proposal itu mencakup Pembebasan seluruh sandera Israel dalam waktu 72 jam setelah persetujuan, ditukar dengan ratusan tahanan Palestina di penjara Israel. Penyerahan jenazah korban yang masih ditahan.
Kemudian, Penyerahan pemerintahan Gaza kepada otoritas teknokrat independen Palestina. Gaza ditetapkan sebagai zona bebas senjata dengan pemerintahan transisi di bawah pengawasan badan internasional baru yang dipimpin Trump. Penghentian permusuhan, perlucutan senjata kelompok bersenjata, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza.
Trump memberi tenggat hingga Minggu pukul 18.00 waktu Washington (22.00 GMT) bagi Hamas untuk mengonfirmasi persetujuan penuh terhadap rencana tersebut.
Gaza, wilayah kantong Palestina berpenduduk hampir 2,4 juta orang, telah diblokade Israel selama hampir 18 tahun. Sejak Maret 2025, blokade diperketat dengan penutupan perbatasan dan larangan masuknya bantuan pangan serta obat-obatan. Kondisi ini membuat wilayah tersebut berada di ambang kelaparan.
Sejak Oktober 2023, serangan udara Israel telah menewaskan hampir 66.300 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak. Laporan PBB dan kelompok HAM menyebut Gaza kini nyaris tak layak huni, dengan kelaparan dan penyakit yang kian meluas di tengah pengungsian massal.(*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Imadudin Muhammad |
Terima Insentif, Guru Kitab di Ambulu Doakan Bupati Jember
Unisla Menapaki Panggung Global Lewat Academic Journey ke Eropa Barat
Pemkab Garut Evaluasi Menu Pasca Banyak Korban Keracunan MBG
Kodim Ponorogo Gelar Kejuaraan Karate Piala Dandim 0802
Terinspirasi Batik Surabaya, Gita Orlin Hadirkan “Culture Highclere" di IN2MF 2025
Aksi Heroik Polisi di Majalengka Antar Jenazah Balita Saat Ambulans Pecah Ban
Kali Pertama Jepang Akan Dipimpin Perdana Menteri Wanita, Sanae Takaichi
Umbul Dungo Sukowilangun, Tradisi Sungai Brantas yang Hidup Kembali Setelah 60 Tahun
Mendagri Tito Karnavian Tekankan Peran Pemda dalam Penguatan PPDS melalui RSUD
PWI Pusat 2025-2030 Berkomitmen Perkuat Ekosistem Pers Nasional