TIMESINDONESIA, SURABAYA – Di tengah Persiapan Musyawarah Daerah (Musda) DPD Golkar XI Bojonegoro, Pengurus DPD Golkar Jawa Timur melakukan kunjungan ke beberapa pondok pesantren.
Salah satunya di Pondok Pesantren Al-Fatimah Bojonegoro yang merupakan salah satu boarding school terbaik di Bojonegoro, Minggu (17/8/2025) malam.
Ketua DPD Golkar Jatim Ali Mufthi dan rombongan disambut hangat pengasuh ponpes Al-Fatimah, KH. Tamam Syaifuddin, di Kediaman Jambean, Sukorejo, Bojonegoro.
Setelah ramah tamah, pengasuh dan Pengurus Golkar Jatim menuju komplek masjid yang ada di tengah-tengah area pondok yang berjarak kurang lebih 300 meter dari kediaman Kiai Tamam.
Di depan ratusan santriwati, Ali Mufthi berpesan kepada semua santri untuk meneladani dan meneruskan perjuangan para kiai dan ulama dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
"Kita sebagai santri sudah seharusnya meneruskan perjuangan para kiai dan ulama dalam rangka mendirikan republik ini. Mereka berjuang dengan darah dan air mata, maka kita sekuat tenaga dan semampu kita mengisi kemerdekaan ini," kata Ali Mufthi.
Anggota DPR RI tersebut juga menekankan bahwa para santri harus bergiat dan bersemangat untuk menuntut ilmu sebagi bekal kehidupan mendatang. Ia kemudian menyitir sebuah sebuah hadist yang ditirukan oleh semua santri.
"Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah berilmu. Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu. Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu," tutur Alumni Ponpes Tebu Ireng tersebut.
Selanjutnya Ali berpesan kepada para santri untuk mempertahanan karakter santri di manapun dan di posisi apapun nantinya. Hal ini penting, karena yang menjaga diri santri adalah karakter yang sudah dibina dan dilatih bertahun-tahun di pesantren.
"Sebagai santri harus tetap memiliki dan mempertahankan karakter seorang santri nanti setelah lulus dari kehidupan mondok. Di manapun dan di posisi apapun harus memegang karakter santri," ujar Alumni UIN Satu Tulungagung tersebut.
Terakhir ia juga berpesan kepada seluruh santri tetap teguh memegang akidah dan menjaga akhlak agar tetap menjadi generasi yang baik di masa mendatang.
"Sebagai santri tidak boleh mudah goyah terhadap godaan, akidahnya harus kuat dan juga harus memiliki akhlak yang baik. Punya ilmu dan punya akhlak akan membuat santri siap di masa mendatang," kata Ali. (*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Inspiratif, Putra Majalengka Inisiasi Akses Belajar AI dan Coding Gratis untuk Pelajar
Kakanwil BPN Jatim Kirim Bibit Pohon untuk Penghijauan 1 Dekade TIMES Indonesia
Ketika Gizi Menelan Anggaran Pendidikan
Komisi C DPRD Kota Malang Dito Arief: TIMES Indonesia Jadi Pionir Media Online Berjejaring
Warga Terdampak Banjir di Kota Mojokerto Bebas Pajak PBB-P2
Merdeka: Pribadi Selesai, Lembaga Menuai
Simantek Hadirkan Teknologi Terpadu untuk Bisnis Digital
Pakistan Dilanda Banjir Bandang, 344 Orang Tewas dan 150 Lainnya Hilang
Santri dan Nasi Bungkus Kemerdekaan
Melihat Sajian Kuliner Nusantara dalam HUT ke-80 RI di Istana Merdeka