TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Jennifer Henry Sutrisno, akrab disapa dengan Jeje, adalah mahasiswi berusia 18 tahun asal Daerah Istimewa Yogyakarta. Anak pertama dari tiga bersaudara ini tengah menempuh perkuliahan S1 Pendidikan Teknik Busana di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Selain kuliah, ia aktif sebagai freelancer talent dan juga bekerja paruh waktu sebagai pelayan. Di balik aktivitas padatnya, Jeje memiliki hobi mendengarkan musik serta menggambar, yang menurutnya menjadi ruang untuk menenangkan diri.
Dalam hal ini sebelum dikenal di panggung nasional, Jeje terlebih dahulu mencatat prestasi di tingkat daerah. Pada ajang MMCT DIY 2025, ia berhasil meraih gelar Winner Miss Culture Tourism – Education 2025.
Kemenangan tersebut membuka jalannya untuk tampil di ajang nasional Puteri Pariwisata Indonesia (PPWI) 2025. Di ajang tersebut, Jeje tak hanya masuk Top 8, tetapi juga dinobatkan sebagai Most Elegance.
“Tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan, baik mental, fisik, maupun materi,” ujarnya dalam wawancara eksklusif bersama TIMES Indonesia, pada Rabu (17/9/2025) mengisahkan tentang perjalanannya mengikuti kompetisi itu.
Bagi Jeje, pariwisata tidak semata tentang keindahan alam dan budaya, melainkan juga soal akses dan keadilan. Ia menyoroti masih banyak destinasi wisata di Indonesia yang belum ramah bagi penyandang disabilitas, lansia, maupun kelompok rentan.
Karena itu, ia mengusung advokasi pariwisata inklusif. “Pariwisata harus bisa dinikmati semua orang tanpa terkecuali,” kata Jeje.
Menurutnya, inklusivitas adalah wujud kepedulian, keadilan, sekaligus kemanusiaan yang seharusnya dihadirkan dalam pembangunan wisata Indonesia.
Lebih jauh sambung Jeje, menjadi bagian dari Top 8 Puteri Pariwisata Nasional menghadirkan peluang besar baginya untuk memperluas jejaring, mempromosikan budaya, sekaligus memperkuat advokasinya.
Namun, ia menyadari bahwa sorotan publik dan persaingan yang ketat menuntut konsistensi dan mental baja. Ke depan, ia berharap dapat terus mengembangkan diri dan memberikan dampak nyata.
“Berharap ingin keberadaan saya tidak berhenti di ajang ini saja, tetapi benar-benar bermanfaat bagi pariwisata, budaya, dan masyarakat,” tutur pemilik akun media sosial Instagram @jennifer_henrys ini.
Lanjut Jeje, bahwa generasi muda memiliki tanggung jawab penting menjaga warisan leluhur. Ia menekankan bahwa anak muda tidak cukup hanya menjadi penonton, melainkan harus menjadi agen perubahan.
"Revitalisasi tradisi, digitalisasi kearifan lokal, hingga inovasi kreatif dalam mengemas budaya adalah langkah yang ia pandang perlu dilakukan. Dengan begitu, budaya tidak hanya sekadar peninggalan masa lalu, tetapi juga identitas kolektif yang memperkuat Indonesia di kancah global," pungkasnya. (*)
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Ronny Wicaksono |
Meta Luncurkan Hyperscape di Meta Connect 2025, Bawa Dunia Virtual Fotorealistik ke Quest 3
Inovasi Fermentasi Ampas Tahu dan Kulit Nanas Mahasiwa UNAIR Juara Kompetisi Ilmiah
Kemdiktisaintek Gelontorkan Rp177 Miliar untuk 794 Proposal Hilirisasi Riset
Viral Bensin Diduga Tercampur Air di Tangerang, Pertamina Buka Suara
Google Bakal Perluas ''Discover Feed'', Tampilkan Konten dari Media Sosial hingga YouTube Shorts
Fakultas Syariah UIN KHAS Jember Luncurkan PTSP, Rektor Beri Respon Positif
Griya Songgolangit dan Bougenvil, Kos Rasa Rumah Kedua untuk Mahasiswa Malang
Eksekusi Putusan Cerai Talak Rentan Menjadi Diskriminasi Sistemik Pada Perempuan
Wapres Gibran Apresiasi Fasilitas Sekolah Rakyat 29 Jayapura, Dorong Siswa Disiplin dan Berprestasi
BAZNAS Kota Malang Kolaborasi dengan Dinkes, Dorong Pencegahan Penyakit Menular Lewat Sosialisasi UU Zakat