Wisata
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Bagi pecinta wisata, wajib hukumnya untuk berkunjung ke Labuan Bajo, Flores, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kenapa? Karena salah satu destinasi pariwisata prioritas Kementerian Pariwisata ini bukan hanya surga wisata seni budaya.
Tapi juga punya pemandangan alam nan mempesona dan menyuguhkan segudang pemandangan Sunset terindah.
Seperti diketahui, Labuan Bajo berada di bawah pengelolaan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), satuan kerja di bawah Kementerian Pariwisata. Tugasnya, melaksanakan percepatan pembangunan pariwisata terintegrasi di kawasan pariwisata Labuan Bajo.
Kawasan ini meliputi 11 kabupaten koordinatif yang meliputi Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, Alor, dan Bima. Termasuk kawasan otoritatif seluas 400 hektar di Hutan Bowosie, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Di bawah kepemimpinan Direktur Utama, Dwi Marhen Yono, pada Sabtu, 26 Juli 2025, BPOLBF melaunching event Weekend at Parapuar. Sesuai dengan namanya, ajang inovasi ini digelar pada akhir pekan, pukul 16.00-18.00 WITA.
Lokasi event di Natas Parapuar, sebuah ruang publik sekaligus showcase budaya Manggarai di Kawasan Pariwisata Terpadu Parapuar.
Dengan tajuk "Cultural Event at Sunset Hills", disitu disuguhkan ragam seni budaya lokal masyarakat Manggarai Barat. Eksotisme yang disajikan secara apik berpadu harmonis dengan syahdunya suasana sunset atau matahari terbenam menciptakan pengalaman tak terlupakan. Yang membuat hati berbunga dan betah berlama-lama.
“Weekend at Parapuar, merupakan event seni budaya yang digelar setiap akhir pekan, untuk menyambut, menghibur dan memperkenalkan seni budaya masyarakat Manggarai Barat, kepada para wisatawan,” ucap Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, Jumat (1/8/2025).
Putra daerah Banyuwangi tersebut juga membeberkan bahwa Labuan Bajo memiliki segudang destinasi wisata dengan pemandangan Sunset yang super duper indah. Diantaranya ada di Bukit Silvia, Kawasan Ujung Kulon, Escape Bajo, Plataran Bajo, Meruorah Bajo, Pantai Binongko, Pantai Pede, Golomori, Kawasan Water Front dan Kawasan Kampung Ujung.
“Di Labuan Bajo, Sunset terjadi antara pukul 17.30-18.30 WITA. Pemandangan matahari tenggelam terindah ada disini,” ungkap Marhen.
Cuaca yang cenderung panas dan terik, membuat kualitas Sunset di Labuan Bajo menjadi lebih maksimal. Apalagi dengan view lautnya yang cantik berhias pulau-pulau kecil berjajar. Jadi, siapa pun yang berwisata di Labuan Bajo, dijamin bakal terpesona. Untuk ber swafoto, tentunya makin berkesan.
Berwisata di Labuan Bajo, masih kata Merhen, wisatawan pun akan menemukan healing yang berkualitas. Bagaimana tidak, daerah di ujung barat pulau yang terkenal dengan kopinya ini memiliki seabreg tempat wisata ciamik. Sebut saja, Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, Pulau Kalong, Pink Beach, Golomori, Natas Parapuar dan masih banyak lagi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, tahun 2024 terdapat 411.349 wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo. Dengan rincian 181.586 atau 44 persen wisatawan nusantara dan 229.763 atau 56 persen adalah wisatawan manca negara.
Dengan kekayaan seni budaya, penorama alam nan perawan, pemandangan Sunset hingga ragam kuliner tradisional yang nikmat. Ditambah inovasi yang terus dicetus Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, dipastikan bakal mewujudkan wisata Labuan Bajo naik kelas. Pastinya, kunjungan wisata ke Labuan Bajo, pun akan terus meningkat. Yuk berwisata ke Labuan Bajo, Flores, Manggarai Barat, NTT!. (*)
| Pewarta | : Syamsul Arifin |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Eks Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong Ditunjuk sebagai Pelatih Baru Uslan HD
Steven Knight Janjikan Kisah James Bond Lebih Berani
Rojali, Mal dan Etika Konsumsi Belanja Urban
Menjadi Pemimpin dalam Keberagaman
KAI Daop 8 Surabaya Permudah Pembatalan Tiket Terdampak KA Anjlok
Ketakutan Negara pada Simbol One Piece Saat Bumi Menjerit
Fenomena Bendera One Piece, Wamendagri: Enggak Masalah
Ahmad Tomi Wijaya Resmi Pimpin Halaqoh BEM Pesantren se-Indonesia 2025-2027
Pekan ASI Sedunia, RS Premier Surabaya Luruskan Miskonsepsi Susu Formula
Bupati Pangandaran Letakkan Batu Pertama Cath Lab, RSUD Pandega Siap Jadi Rujukan KJSU KIA