Demam Berdarah Merebak, Cahyo Harjo Fogging Kampung Nyamplungan

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Wabah demam berdarah masih saja melanda Surabaya dan sekitarnya. Tiga warga terpapar. Guna mengantisipasi perluasan wabah tersebut, Ketua DPC Gerindra Surabaya Cahyo Harjo Prakoso bersama Tim BHS Peduli melakukan gerak cepat turun ke setiap rumah, membawa mesin fogging tanpa menunda lama.
Kali ini pengasapan berlangsung di Jalan Nyamplungan Baloka Surabaya. Dilakukan bersama perangkat RT dan RW setempat.
Advertisement
Cahyo bahkan terlihat mengoperasikan mesin fogging sendiri ke beberapa titik rumah, sembari menempelkan stiker Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Aksi itu bukan tanpa alasan, bahkan jauh sebelum ini, Cahyo bersama Tim BHS Peduli kerap mendapati laporan warga.
Berawal dari tiga warga Jalan Nyamplungan Balokan yang terpapar demam berdarah, satu dewasa dan dua anak-anak.
Melihat warganya terpapar, perangkat RT dan jajarannya melaporkan kejadian tersebut ke Puskesmas setempat.
“Ada tiga warga yang terkena, dan saya langsung lapor ke Puskesmas, meminta penyemprotan atau foging di rumah warga,” tutur Abdul Cholik, Ketua RT 02 Nyamplungan Balokan, Selasa (22/7/2025).
Namun, laporan tersebut belum juga direspon, ia pun mengadukan hal tersebut ke Ketua RW, dan memutuskan minta bant ke Ketua DPC Partai Gerindra Kota Surabaya Cahyo Harjo Prakoso. Gayung bersambut, tanpa butuh waktu yang lama Cahyo menyetujui penyemprotan.
“Beberapa waktu yang lalu kami mendapatkan laporan tentang demam berdarah dan meminta penyemprotan atau fogging,” ujar Cahyo.
Di samping itu, penyemprotan ini juga bertujuan untuk mencegah dan mengantisipasi perluasan nyamuk penyebab demam berdarah.
Cahyo mengatakan, sebagai bagian dari pemerintah, ia hadir membantu masyarakat melakukan fogging.
“Kami juga bagian dari pemerintahan di Provinsi Jatim maupun Kota Surabaya, ingin hadir membantu memberikan fogging di wilayah ini, agar masyarakat disini terlindungi dari musibah maupun penyakit demam berdarah,” tutur Anggota Komisi E DPRD Jatim ini.
Terkait dengan persyaratan perawatan pertama yang banyak dikeluhkan masyarakat, Cahyo menjelaskan sudah lama keluhan masyarakat ini menjadi evaluasi Partai Gerindra. Penanganan pertama dari BPJS ada persyaratan yang harus dipenuhi.
“Ada syarat-syarat administrasi BPJS atau kriteria pasien yang dirawat di RS atau fasilitas kesehatan yang tinggi. Menurut kami, persyaratan tersebut standartnya terlalu tinggi, Hal ini makin memperburuk kondisi warga kita atau pasien,” ujarnya di sela-sela pelaksanaan fogging.
Berdasarkan persyaratan yang membebankan warga, maka pihaknya melakukan evaluasi dengan mengajak pihak BPJS Kesehatan pusat maupun regional 8 di Wilayah Jatim.
Hasilnya, BPJS akan melakukan perbaikan mengenai standart penerimaann pasien yang selama ini sudah diterapkan BPJS.
“Hal ini murni dari BPJS Kesehatan mengenai apa saja yang bisa dicover beserta standarisasi kriteria penyakitnya. Kalau dinas kesehatan dan rumah sakit hanya bisa memberikan pandangan atau masukan saja,” ungkapnya.
Sejauh ini menurut Cahyo, BPJS sudah mempunyai kepedulian memiliki komitmen memperbaiki regulasinya, agar bisa memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin terhadap masyarakat. Termasuk bagi pasien yang terdeteksi demam berdarah. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |