Peristiwa Daerah

Smart Kopi Kedasih: Harum Kopi yang Bangkitkan Ekonomi Lereng Bromo

Senin, 27 Oktober 2025 - 14:05 | 3.02k
Universitas Panca Marga  dan Universitas Trunojoyo Madura memperkuat daya saing petani kopi Lereng Bromo dengan ragam pelatihan proses produksi hingga pemasaran.(foto: UTM)
Universitas Panca Marga dan Universitas Trunojoyo Madura memperkuat daya saing petani kopi Lereng Bromo dengan ragam pelatihan proses produksi hingga pemasaran.(foto: UTM)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Udara sejuk di lereng selatan Gunung Bromo kini berpadu dengan aroma kopi yang menggoda dari Desa Kedasih. Desa yang dulunya identik dengan pertanian tradisional ini perlahan bertransformasi menjadi sentra kopi rakyat yang kreatif dan berdaya saing.

Semua berawal dari program Smart Kopi Kedasih, hasil kegiatan Hibah Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemendikbudristek Tahun 2025 yang digagas oleh Tim Dosen Universitas Panca Marga bekerja sama dengan Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Advertisement

Program yang berjalan mulai September hingga Oktober 2025 ini digerakkan oleh tim lintas disiplin yang diketuai Djoko Wahyudi, bersama Novita Lidyana, Linda K. Supraptiningsih, dan Amanatuz Zuhriyah sebagai anggota.

Mereka melibatkan mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) serta mitra lokal, di antaranya Kelompok Tani Toto Tentrem 1 dan PKK Desa Kedasih.

Inovasi dari Lereng Bromo

Smart-Kopi-Kedasih-UTM-2.jpgTim Dosen Universitas Panca Marga dan Universitas Trunojoyo Madura sinergi membantu petani kopi Desa Kedasih di kawasan lereng Gunung Bromo.

Salah satu terobosan penting dari program ini adalah penerapan alat pengering kopi tipe Dom Dryer hasil rancangan dosen teknik. Teknologi ini mampu memangkas waktu pengeringan biji kopi dari sepuluh hari menjadi hanya tiga hingga empat hari, dengan hasil yang lebih seragam dan berkualitas tinggi.

Tak hanya itu, limbah kulit kopi yang semula terbuang kini dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair (POC). Inovasi ini tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga membantu petani menekan biaya pupuk hingga 15 persen.

Peran Ibu-Ibu PKK: Dari Dapur ke Dunia Digital

Smart-Kopi-Kedasih-UTM-3.jpgTim Pengabdian Masyarakat melatih pembuatan POC (puouk cair organik) daei limbah kopi.

Keberhasilan Smart Kopi Kedasih juga tak lepas dari peran ibu-ibu PKK. Mereka dilatih mengolah biji kopi sangrai dan bubuk dengan merek Kopi Kedasih, serta belajar desain kemasan dan strategi promosi digital.

Melalui akun Instagram @kopikedasih.id dan WhatsApp Business, produk mereka kini menjangkau pasar yang lebih luas.

“Dulu kami hanya membantu panen. Sekarang kami punya usaha sendiri berkat pelatihan ini,” ujar Ngasri, Ketua PKK Desa Kedasih.

Kopi yang Memperkuat Komunitas

Smart-Kopi-Kedasih-UTM-4.jpg

Selain berdampak pada ekonomi, program ini juga memperkuat kelembagaan masyarakat. Kelompok tani kini memiliki AD/ART, struktur organisasi yang aktif, serta sistem pembukuan sederhana. Pemerintah Desa Kedasih turut mendukung dengan menyediakan coffee corner dan mempromosikan Kopi Kedasih sebagai ikon desa wisata.

Ketua tim, Djoko Wahyudi, menuturkan bahwa capaian ini menjadi langkah awal menuju tahap pengembangan berikutnya.

“Tahun depan kami menargetkan pengembangan Dom Dryer berbasis IoT, diversifikasi produk kopi, dan pembentukan koperasi Kopi Kedasih Bersatu. Harapannya, Desa Kedasih bisa menjadi model nasional pemberdayaan masyarakat berbasis kopi rakyat,” ujarnya optimistis. (*)

Pewarta: Tim Universitas Trunojoyo Madura

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES