TIMESINDONESIA, BLITAR – Komoditas kopi Blitar mulai menggeliat seiring naiknya permintaan pasar. Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang), menyelenggarakan Sosialisasi Indikasi Geografis (IG) sebagai babak baru perjalanan kopi Blitar menuju perdagangan internasional.
Acara ini menghadirkan narasumber Djoko Soemarno, S.P., M.P., Ahli Indikasi Geografis Kopi dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) Jember. Serta diikuti oleh berbagai pemangku kepentingan, mulai dari perangkat daerah, kelompok tani, koperasi, pelaku usaha, akademisi, hingga perwakilan lembaga keuangan dan perkebunan yang lokasinya di kawasan lereng Gunung Kawi sisi barat. Meliputi Kecamatan Kesamben, Selorejo, Doko, Wlingi dan Gandusari.
Plt. Kepala Bappedalitbang, Rully Wahyu Prasetyowanto mengatakan, kegiatan ini menjadi langkah awal strategis untuk mendorong pengakuan resmi Indikasi Geografis Kopi Arabika Blitar. Sekaligus memperkuat posisi kopi lokal sebagai salah satu komoditas unggulan daerah.
"Kopi Arabika Blitar, khususnya yang tumbuh di Kecamatan Doko, memiliki cita rasa khas dan nilai budaya yang tinggi, namun belum mendapatkan pengakuan Indikasi Geografis. Sosialisasi ini menjadi langkah awal yang penting untuk membentuk Masyarakat Pelindungan Indikasi Geografis (MPIG) dan menyusun Dokumen Deskriptif, sebagai syarat administratif pendaftaran IG,” terang Rully.
Pemerintah Kabupaten Blitar berharap terbentuk sinergi dan komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan. Kegiatan ini tidak hanya berhenti pada sosialisasi, tetapi berlanjut pada pembentukan MPIG yang solid, tersusunnya Dokumen Deskriptif yang komprehensif, hingga lahirnya sertifikat Indikasi Geografis Kopi Arabika Blitar.
"Dengan begitu, kopi kita dapat bersaing di pasar nasional dan internasional, serta memberi kesejahteraan bagi petani,” tandasnya.
Narasumber dari Puslitkoka memberikan penjelasan mengenai konsep, manfaat, serta tata cara pendaftaran Indikasi Geografis, termasuk pentingnya peran MPIG dalam menjaga konsistensi mutu produk kopi. Peserta juga mendapatkan pemahaman tentang langkah teknis survei geografis untuk mendukung penyusunan Dokumen Deskriptif Kopi Arabika Blitar.
Aris Setiono, satu diantara petani muda Kecamatan Doko yang menggeluti budidaya kopi mengaku sangat terbantu fasilitasi dari Pemkab Blitar ini. Walaupun terbitnya Sertifikasi IG tidak berpengaruh signifikan pada harga kopi di pasaran, namun sertifikasi tersebut bisa menambah kepercayaan para pengusaha kopi akan keberadaan kopi produksi petani lereng Kawi.
"Kopi Blitar makin diketahui dan diakui keberadaannya. Kami petani di lereng Kawi makin percaya diri menawarkan ke pengusaha, pabrik kopi atau pedagang skala internasional. Karena kalau dilihat di IG, oo...memang benar ada tanaman kopi di Blitar. Letaknya disini, luasan segini. Gak bakalan bohong ke buyer," ungkapnya.
Kopi Arabika lereng Kawi memang memiliki karakter rasa yang unik. Fruty aftertaste-nya yang kuat didapat dari kontur lahan basah dengan ketinggian antara 1000 - 1300 MDPL. Namun kapasitas produksi Kopi Arabika lebih sedikit dibandingkan dengan kopi Rabusta. Menurut Aris, perbandingannya sangat jauh. Seperti 100 ton untuk kapasitas produksi Robusta dan sekitar 5-7 ton untuk kopi Arabika.
Aris berharap, setelah proses IG Arabika selesai, sertifikasi IG untuk Robusta juga mendapat fasilitas dari Pemkab Blitar. Selama ini Aris telah mengekspor kopinya ke Arab Saudi dan China dalam jumlah kecil. Karena permintaan kopi di pasar nasional saja makin tahun makin tinggi.
"Ibarat kalau sudah ada sertifikasi IG itu kami sudah pegang KTP. Sudah legal diakui keberadaannya. Saya berterima kasih sekali difasilitasi Pemkab Blitar. Semoga setelah IG Arabika, menyusul IG Robustanya juga diurus. Biar kopi Blitar makin bersaing di pasar global," pungkasnya. (D)
| Pewarta | : Erliana Riady |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Putra Mahkota Surakarta Umumkan Diri Sebagai Pakubuwono XIV
DPRD Jatim Bentuk Pansus BUMD, Sri Wahyuni: BUMD jangan Jadi Beban
Masuk Prioritas Pembangunan Nasional, Kota Malang Bakal Jadi Kota Metropolitan
Jatim Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi, Khofifah: Kolaborasi Jadi Kunci
Jonathan Bailey jadi Pria Terseksi Sedunia 2025
Menko Pangan Cek Harga Pupuk di Bondowoso, Pastikan Dijual Sesuai HET
Titisan Dewi Rengganis Bakal Tampil Memukau di Opening Seven Lakes Festival Probolinggo 2025
Polda Jatim Siagakan Personel dan Peralatan Hadapi Musim Bencana
KAMMI Apresiasi Sufmi Dasco, Ratusan Pekerja Michelin Selamat dari PHK
Beras Fortifikasi Tidak Harus Beras Premium