TIMESINDONESIA, JAKARTA – Aktris muda berbakat Korea Selatan, Kang Seo-ha, harus menyerah pada usia 31 tahun setelah perjuangan panjang melawan kanker lambung. Berita duka ini dikonfirmasi oleh media Korea Selatan, Sports Kyunghyang, pada Senin (14/7/2025). Kepergian Kang Seo-ha menjadi pengingat pilu tentang keganasan penyakit ini.
Lantas, apa sebenarnya kanker lambung yang telah merenggut nyawa sang aktris?
Menurut informasi yang dilansir dari Mayo Clinic, kanker lambung, atau dalam istilah medis disebut kanker gastrik, adalah kondisi di mana sel-sel abnormal tumbuh secara tidak terkendali di lapisan dalam lambung.
Lambung sendiri merupakan organ vital dalam sistem pencernaan, terletak di bagian tengah atas perut, tepat di bawah tulang rusuk, dengan fungsi utama mencerna dan memproses makanan sebelum nutrisinya diserap tubuh.
Pertumbuhan sel kanker ini bisa terjadi di bagian mana saja dari lambung. Menariknya, di banyak negara, kanker lambung umumnya bermula di bagian utama lambung. Namun, di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, sering kali ditemukan di area pertemuan antara kerongkongan (esofagus) dan lambung, yang dikenal sebagai gastroesophageal junction.
Salah satu tantangan terbesar dalam mendeteksi kanker lambung adalah sifat gejalanya yang samar pada stadium awal. Banyak penderita tidak merasakan gejala signifikan hingga penyakitnya mencapai tahap lanjut.
Gejala awal yang bisa muncul seringkali mirip gangguan pencernaan biasa, seperti:
Ketika penyakit sudah lebih serius, melansir Mount Elizabeth bahwa gejala lanjutan yang lebih mengkhawatirkan dapat timbul:
Meskipun penyebab pasti kanker lambung masih menjadi misteri, beberapa faktor risiko telah teridentifikasi. Mereka yang berusia di atas 50 tahun lebih rentan. Selain itu, kondisi seperti radang lambung jangka panjang (gastritis kronis), pola makan tinggi garam dan makanan asap, riwayat keluarga dengan kanker lambung, serta infeksi bakteri Helicobacter pylori atau virus Epstein-Barr, semuanya dapat meningkatkan risiko.
Individu dengan riwayat operasi lambung, perokok aktif, dan mereka yang sering terpapar zat berbahaya seperti asbes atau bahan kimia industri tertentu juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Fakta menarik lainnya, laki-laki lebih berisiko terkena kanker lambung dibandingkan perempuan.
Jika tidak ditangani dengan serius, kanker lambung dapat memicu komplikasi berbahaya:
Peluang kesembuhan tertinggi terjadi jika kanker masih terlokalisasi di lambung dan belum menyebar. Dalam kondisi ini, operasi pengangkatan tumor menjadi pilihan utama. Terapi tambahan seperti kemoterapi atau radioterapi mungkin diberikan sebelum atau sesudah operasi untuk meningkatkan efektivitas. Sayangnya, banyak kasus baru terdeteksi saat kanker sudah menyebar, membuat pengobatan lebih kompleks dan peluang sembuh menurun drastis.
Meskipun tidak ada jaminan pasti untuk mencegah kanker lambung, Anda dapat mengambil beberapa langkah proaktif untuk mengurangi risikonya secara signifikan:
Pewarta | : Hendarmono Al Sidarto |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Atasi Masalah Pertanian dan SDM, Pemkot Batu Jalin Kerja Sama Strategis dengan Unisma Malang
Presiden Luncurkan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, Begini Arahan Wali Kota Kediri
Polres Pelabuhan Tanjung Perak Tindak 369 Pelanggar Lalin Melalui ETLE
Dukung Asta Cita Presiden Prabowo, KDMP di Jatim Terbanyak Nasional
153 Koperasi Kelurahan Merah Putih Surabaya Resmi Diluncurkan
Diduga Rem Blong, Truk Tronton Gandeng Nyungsep di Tikungan Dekat Jembatan
Ketua KPK Tekankan Peran Kampus dalam Pemberantasan Korupsi
Pemkot Malang Rancang Tambahan OPD Baru, DPRD Minta Urgensi dan Manfaat Jadi Prioritas
Optimistis Posisi Puncak FORNAS VIII, Gubernur Khofifah: Rebut Medali Maksimal
Pemilik Pabrik di Malang Gugat Bank Panin Dubai Syariah, Protes Lelang Aset Jaminan yang Dibeli Sendiri Dengan Nilai Tak Wajar