TIMESINDONESIA, MALANG – Penduduk Indonesia 98% mengkonsumsi beras sebagai pangan pokok, kebutuhan beras berkorelasi positif dengan jumlah penduduk, kebutuhan beras meningkat seiring pertambahan penduduk. Untuk itu ketersediaan beras harus selalu terjaga, berkelanjutan dan ditingkatkan. Namun saat ini luas lahan sawah yang subur semakin sempit disertai penurunan produktivitas padi sawah dapat mengancam produksi beras nasional . Ketahanan pangan nasional perlu dipertahankan dengan beberapa usaha yang perlu dilaksanakan secara simultan diantaranya pengendalian konversi lahan pertanian, mencetak lahan pertanian baru dan intensifikasi sistem pertanian dengan menerapkan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas dan mempertahankan kualitas lingkungan.
Namun upaya untuk berswasembada beras dihadapkan kepada berbagai kendala, diantaranya adalah jenis tanah yang mendominasi. Ultisol merupakan tanah yang memiliki sebaran yang cukup luas di Indonesia yaitu mencapai 45,794 juta ha atau sekitar 25% penyebaran tanah di Indonesia . Meskipun kebutuhan padi akan besi lebih tinggi dari tanaman lain tetapi kadar besi melebihi > 300 ppm bersifat toksik dan dapat menimbulkan pengaruh sekunder yaitu menurunkan penyerapan unsur hara lain termasuk unsur fosfat yang merupakan unsur penting bagi tanaman.
Fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk mentransfer, menghapus, menstabilkan atau menurunkan kontaminan di tanah dan air. Azolla mycrophylla merupakan salah satu fitoabsorber tumbuhan air . Pemberikan alternative bahan organik yang mengandung Nitrogen tinggi menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu diantaranya adalah Azolla sp , selain besi yang tinggi pada tanah Ultisol, p ermasalahan lain dari tanah sawah adalah pencucian nitrat (NO 3-) yang disebabkan oleh aktivitas mikroba melalui proses reduksi NO 3- atau NO 2- menjadi NO, N 2O dan N 2 . Peningkatan retensi Fe dan hara dapat dilakukan dengan pemberian biochar sekam padi.
Perlu adanya penelitian dalam memecahkan masalah tersebut diatas dan penelitian ini ber tujuan untuk m enganalis is besarnya nilai pertumbuhan biomassa Azolla mycrophylla dari pengelolaan budidaya yang berbeda , menganalis is mitigasi keracunan Fe melalui pemberian bahan amelioran terhadap pertumbuhan dan produksi padi , dan m engembangkan potensi Azolla mycrophylla - Biochar sekam
padi dalam meningkatkan produktivitas padi sawah . Adapun tahapan penelitian terdiri dari 3 tahap yaitu b udidaya azolla pada beberapa taraf pengelolaan berdasarkan persentase naungan dan tinggi genangan , mitigasi keracunan Fe pada tanah ultisol baru dibuka , potensi Azolla mycrophylla – biochar sekam padi dalam meningkatkan produktivitas padi sawah .
Penelitian budidaya Azolla mycrophylla dan percobaan tanaman padi di rumah kasa dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning pada 0,577° LU dan 101,424°BT ketinggian 33 m dpl, sedangkan analisis kimia tanah dan tanaman dilaksanakan di Laboratorium Central Plantation Servives Pekanbaru. P ercobaan lapangan dilaksanakan di Lahan Sawah di Desa Muara Kelantan, Kec. Sungai Mandau, Kab. Siak, Pekanbaru .
Penelitian tahap pertama merupakan budidaya Azolla mycrophylla pada kondisi tinggi genangan dan intensitas matahari yang berbeda dengan perlakuan pemberian naungan 50% dan 75%. Hal ini dila ndasi dari pemikiran bahwa suatu hal yang mustahil suatu teknologi bisa diterapk an jika bahan baku tidak tersedia atau sulit didapatkan . Tingginya suhu di Propinsi Riau perlu dilakukan penelitian apakah Azolla mycrophylla dapat tumbuh dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa k ombinasi tanpa naungan dan kedalaman air 5,0 cm Azolla mycrophylla dapat tumbuh subur dan berpotensi diaplikasikan pada lahan pertanian dengan kondisi suhu dan intensitas cahaya matahari tinggi terutama pada sawah yang tergenang dengan kedalaman air yang bervariasi.
Eksplorasi kandungan nitrogen dalam Azolla mycrophylla secara nyata berkontribusi sebagai sumber nitrogen. Pertumbuhan yang cepat dan besarnya biomassa yang dihasilkan menjadi alternatif pemanfaatan lebih luas pada beberapa bentuk biomassa azolla . Hasil analisis N total (%) beberapa kondisi Azolla mycrophylla adalah sebagai berikut azolla segar 40,3%, kering 3,0%,kompos tanpa pupuk kandang 2,76%, kompos azolla dengan pupuk kandang 1, 94%. Penelitian tahap kedua merupakan penelitian mitigasi keracunan Fe pada tanah ultisol baru dibuka . Upaya pencucian besi yang dapat dilakukan umumnya dengan penggenangan berkala.
Namun upaya tersebut seringkali memiliki pengaruh yang tidak menguntungkan bagi tanaman. Penggenangan berkala seminggu digenangi diikuti seminggu kering selama pertumbuhan padi pada tanah inceptisol yang disawahkan cenderung menurunkan hasil karena unsur Fe dan hara tercuci. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya lain terhadap pencucian besi agar dapat menekan kehilangan hara. Hasil penelitian menunjukkan bahwapemberian bahan ameliorasi biochar sekam padi dikombinasikan dengan Azolla mycrophylla mampu memberikan pertumbuhan dan produksi tanaman padi terbaik.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan umum bahwa Azolla mycrophylla merupakan tumbuhan paku air yang adaptif dan berpotensi dikembangkan di Prop.Riau, produktivitas tanah Ultisol yang baru disawahkan dengan kadar besi tinggi dapat ditingkatkan dengan penggunaan Azolla mycrophylla dan bahan ameliorasi biochar sekam padi.
Kesimpulan umum tersebut didasarkan pada beberapa kesimpulan dari beberapa percobaan yang telah dilakukan sebagai berikut budidaya Azolla mycrophylla pada persentase naungan yang berbeda memberikan pertumbuhan biomassa terbaik pada kedalaman air 5,0 cm dengan kondisi suhu dan intensitas cahaya matahari tinggi tanpa naungan , penggenangan berkala secara signifikan mem pengaruhi pertumbuhan dan hasil padi ( Oryza sativa L.) pada tanah Ultisol yang baru dibuka, yang dicirikan oleh keasaman tinggi (pH 4,70) da n konsentrasi Fe²⁺ (4881 ppm) .
Perlakuan penggenangan dua minggu –pengeringan dua minggu menghasilkan produktivitas padi tertinggi berbeda tidak nyata dengan penggenangan terus -menerus, dengan perbaikan pada tinggi tanaman, jumlah anakan, dan bobot gabah. Penggunaan Azolla mycrophylla dengan biochar sekam padi 2 0 ton/ha menunjukkan produktivitas padi terbaik , potensi Azolla mycrophylla berkombinasi dengan biochar sekam padi 2 0 ton/ha mampu meningkatkan produktivitas padi sawah dengan produksi GKG sebesar 17,6 ton/ha.
***
*) Oleh: Sri Utami Lestari, Mahasiswa Doktor Ilmu Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
Editor | : Dhina Chahyanti |
Film Animasi Netflix 'KPop Demon Hunters' Kalahkan Horor di Box Office
Suhu Bromo di Bulan Agustus dan September, Perlukah Sewa Jaket?
James Gunn Pastikan Sekuel Superman Segera Digarap
Israel Membunuh Lima Jurnalis AP, Reuters dan Al Jazeera
Stasiun di Banyuwangi Kini Makin Ramah Bagi Ibu Menyusui dan Anak
PT Brawijaya Multi Usaha Dukung Gerakan Indonesia Hijau Satu Dekade TIMES Indonesia
Jambret di Bondowoso Ambil Tas Calon Jamaah Umrah Hampir Dihakimi Massa
Atasi Resiko Banjir Luapan Musim Penghujan, Pemkab Malang Rehab Jembatan Krapyak
Buku Discover Disaster: Komando Gubernur Khofifah Penting Redam Bencana dan Covid-19
Zumba dan Aerobik Bernuansa Merah Putih, Meriahkan Peringatan HUT RI ke 80 di Favehotel Kediri