TIMESINDONESIA, MALANG – Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi salah satu pilar penting dalam membentuk generasi yang cerdas sekaligus berkarakter. Kesadaran itulah yang mendorong SD IT Iqra’ 1 Kota Bengkulu menerapkan sistem manajemen mutu pendidikan agama Islam secara terstruktur. Langkah ini tidak hanya menekankan pencapaian akademik, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Dalam penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa sekolah ini berupaya menerapkan manajemen mutu secara menyeluruh, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga evaluasi. Kepala sekolah, guru, hingga siswa dilibatkan aktif dalam setiap proses untuk memastikan tujuan pendidikan tercapai sesuai standar.
Perencanaan manajemen mutu PAI dimulai dengan penetapan visi, misi, dan standar kualitas pembelajaran. Standar ini mencakup kompetensi siswa baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Artinya, siswa tidak hanya dituntut menguasai teori, tetapi juga menghayati nilai-nilai spiritual dan mengamalkannya.
Selain itu, sekolah juga menyusun kurikulum PAI yang relevan dengan kebutuhan zaman. Kurikulum ini tidak hanya menekankan pada hafalan, melainkan mendorong siswa untuk menginternalisasi ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) juga menjadi bagian penting agar proses belajar berlangsung efektif, kreatif, dan interaktif.
Tahap berikutnya adalah pengorganisasian. Dalam hal ini, peran kepala sekolah menjadi sangat vital. Kepala sekolah tidak hanya bertugas sebagai manajer pendidikan, tetapi juga motor penggerak yang memastikan visi sekolah berjalan sesuai nilai-nilai keislaman.
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum memiliki tugas memastikan kegiatan akademik dan keagamaan berjalan selaras. Guru PAI, sebagai ujung tombak, dituntut kreatif dalam mengajar dengan pendekatan yang variatif, serta mampu menggunakan teknologi pembelajaran. Tak kalah penting, siswa juga diberi peran aktif. Mereka tidak hanya menerima materi, tetapi juga ikut serta dalam kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah, tahfidz Al-Qur’an, hingga kegiatan sosial keagamaan.
Dalam tahap pelaksanaan, sekolah menekankan tiga hal utama: kurikulum, kompetensi guru, dan budaya mutu. Kurikulum PAI di SD IT Iqra’ 1 dirancang untuk menjaga keseimbangan antara akademik, moral, dan spiritual siswa. Guru PAI diberikan pelatihan dan workshop agar terus mengembangkan kompetensi pedagogis serta mampu mengikuti perkembangan zaman.
Penerapan budaya mutu juga menjadi perhatian utama. Sekolah menerapkan sistem audit internal, evaluasi berkelanjutan, serta memastikan standar mutu pendidikan dijaga di semua lini. Dengan demikian, proses pembelajaran tidak hanya berjalan, tetapi benar-benar memenuhi kualitas yang diharapkan.
Evaluasi manajemen mutu PAI di sekolah ini tidak hanya fokus pada hasil ujian dan tugas akademik. Lebih dari itu, evaluasi juga menyasar sikap, perilaku, dan keterampilan siswa. Bagaimana mereka menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari menjadi indikator keberhasilan yang penting.
Kualitas guru juga menjadi sorotan dalam evaluasi. Guru PAI tidak hanya diukur dari penguasaan materi, tetapi juga integritas moral dan kemampuan menjadi teladan. Evaluasi kurikulum pun dilakukan secara berkala untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar pendidikan nasional maupun standar Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT).
Hasil penerapan manajemen mutu ini terlihat dari meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan keagamaan. Mereka lebih aktif dalam shalat berjamaah, menghafal Al-Qur’an, serta kegiatan sosial berbasis nilai Islam. Siswa juga menunjukkan karakter Islami yang lebih kuat, tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan rumah dan masyarakat.
Guru pun merasakan manfaat dari penerapan manajemen mutu ini. Dengan pelatihan yang berkelanjutan, mereka lebih percaya diri dalam mengajar dan mampu menggunakan metode pembelajaran yang lebih menarik serta relevan.
Penerapan manajemen mutu Pendidikan Agama Islam di SD IT Iqra’ 1 Kota Bengkulu menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan Islam bisa berjalan seimbang antara akademik dan karakter. Dengan perencanaan yang matang, pengorganisasian yang terstruktur, pelaksanaan yang konsisten, dan evaluasi yang menyeluruh, sekolah ini berhasil menciptakan suasana belajar yang Islami, modern, sekaligus berkualitas.
Penelitian ini menyarankan agar sekolah terus memperkuat kompetensi guru, memanfaatkan teknologi pembelajaran, serta mengembangkan evaluasi yang lebih menyeluruh pada aspek sikap dan keterampilan siswa. Harapannya, SD IT Iqra’ 1 Bengkulu dapat menjadi model bagi sekolah Islam terpadu lainnya dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam.
Dengan manajemen mutu yang terjaga, pendidikan agama Islam tidak hanya menjadi mata pelajaran, tetapi juga menjadi fondasi yang membentuk generasi cerdas, religius, dan berakhlak mulia.
***
*) Oleh: Syukri Amin, Mahasiswa Program Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
Editor | : Dhina Chahyanti |
Film Animasi Netflix 'KPop Demon Hunters' Kalahkan Horor di Box Office
Suhu Bromo di Bulan Agustus dan September, Perlukah Sewa Jaket?
James Gunn Pastikan Sekuel Superman Segera Digarap
Israel Membunuh Lima Jurnalis AP, Reuters dan Al Jazeera
Stasiun di Banyuwangi Kini Makin Ramah Bagi Ibu Menyusui dan Anak
PT Brawijaya Multi Usaha Dukung Gerakan Indonesia Hijau Satu Dekade TIMES Indonesia
Jambret di Bondowoso Ambil Tas Calon Jamaah Umrah Hampir Dihakimi Massa
Atasi Resiko Banjir Luapan Musim Penghujan, Pemkab Malang Rehab Jembatan Krapyak
Buku Discover Disaster: Komando Gubernur Khofifah Penting Redam Bencana dan Covid-19
Zumba dan Aerobik Bernuansa Merah Putih, Meriahkan Peringatan HUT RI ke 80 di Favehotel Kediri