TIMESINDONESIA, MALANG – Di tengah hiruk pikuk kota Malang yang semakin padat, kehadiran Noqdis Coffee menawarkan sesuatu yang berbeda.
Bukan hanya sekadar tempat menikmati kopi, kafe slow bar di Jalan Joyo Utomo Merjosari ini menjadi ruang pelarian bagi mereka yang rindu suasana alam yang damai.
Menjunjung tagline “Kopi dan Petualang”, Noqdis Coffee menghadirkan pengalaman menyeruput kopi sambil menikmati nuansa gunung dan sunset, seolah semesta menyambut pulang untuk berbenah.
Pemilik Noqdis Cafe, Sidqon Aksani (28), mengaku konsep ini lahir dari pengalamannya sebagai pendaki gunung sejak 2012. Rutinitas pekerjaan membuatnya jarang naik gunung, padahal rasa rindu terhadap pemandangan alam selalu hadir.
Dari situlah muncul gagasan untuk menghadirkan nuansa alam di sebuah kafe. “Saya ingin orang merasakan ketenangan seperti di gunung, tanpa harus bepergian jauh,” jelas Sidqon.
Menu andalan Noqdis Coffee hadirkan citarasa yang khas. (FOTO: Beril Bestarino OS/TIMES Indonesia)
Konsep tersebut kemudian diwujudkan dalam desain kafe yang memadukan gaya industrial dengan sentuhan simpel ala Jepang. Warna putih mendominasi interior, memberi kesan bersih dan tenang.
Yang membuat Noqdis Coffee semakin unik adalah penggunaan kursi dan meja berbasis perlengkapan outdoor, sesuatu yang jarang ditemui di kafe-kafe lain di Malang. Identitas ini menegaskan kedekatan Noqdis dengan tema petualangan.
Tidak berhenti di desain, Noqdis Coffee juga memperkuat konsepnya lewat sajian kopi. Menu yang ditawarkan berfokus pada manual brew, filter, hingga espresso-based. Sidqon, yang juga aktif mengikuti kompetisi manual brew di tingkat lokal hingga nasional, ingin menghadirkan kopi dengan kualitas yang sepadan dengan suasana yang ditawarkan.
Menu andalan seperti Kopi Susu Edelweiss Creamy, terinspirasi dari bunga abadi Edelweiss di pegunungan, menjadi ciri khas yang tak mudah ditemukan di tempat lain.
Hamparan sawah yang luas seolah menghadirkan pesona gunung di sebrang Noqdis Coffee. (FOTO: Beril Bestarino OS/TIMES Indonesia)
Sejak berdiri pada Desember 2021, Noqdis Cafe terus berkembang. Dari awal yang sederhana berupa angkringan di Kayutangan, kini Noqdis sudah memiliki dua cabang, yakni di Merjosari dan Kota Batu.
Meski berkembang, identitas “Kopi dan Petualang” tetap dijaga. Bagi Sidqon, Noqdis bukan sekadar kafe, melainkan ruang di mana orang bisa beristirahat sejenak dari penat kota sambil menikmati suasana yang mengingatkan pada alam terbuka.
Dengan perpaduan konsep unik, desain sederhana, dan sajian kopi berkualitas, Noqdis Coffee hadir sebagai bukti bahwa ketenangan alam bisa ditemukan bahkan di jantung kota. (*)
Pewarta | : Hilmi Amirul Huda (MG) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Mafindo Deepfake dan Penipuan Digital Jadi Ancaman Serius Tahun 2025
Tamu Ambalan SMKN 1 Pacitan Didorong Jadi Generasi Mandiri dan Berkarakter
150 Ribu Guru Akan Dapat Beasiswa Kuliah D4–S1 Kemendikdasmen pada 2026
Presiden Prabowo dan Presiden Lula Bahas Kemitraan Global Negara Berkembang
Evaluasi dan Optimalisasi Program MBG Perlu Libatkan Partisipasi Masyarakat
INFO GRAFIK: Persiapan Timnas Indonesia Jelang Piala Dunia U-17
Pelanggan McLaren Australia Kini Beralih ke Mesin Hybrid
Heboh Perceraian Selebritis, Netizen 'Senggol' Jin Dasim
Hotel Tugu Lombok Granted The First Michelin Key in Indonesia
Restorasi Gambut Jadi Fondasi Ketahanan Iklim Indonesia