TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – style="text-align:justify">Pemkot Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun lingkungan sekolah yang ramah, aman, dan peduli kesehatan mental. Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, program Sekolah Sehat Jiwa (SSJ) kembali digulirkan tahun 2025 dengan melibatkan para guru serta siswa SMP dan sederajat.
Program ini menjadi salah satu langkah nyata Pemkot Yogyakarta dalam mendukung Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 80 Tahun 2024 tentang Rencana Aksi Daerah Upaya Kesehatan Jiwa 2024–2028. Tujuannya sederhana namun penting: menciptakan sekolah yang tidak hanya fokus pada prestasi akademik, tetapi juga peduli pada kesehatan mental seluruh warganya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Bidang P2P Dinkes Kota Yogyakarta, dr. Iva Kusdyarini, menegaskan SSJ dirancang agar guru dan siswa memiliki bekal pengetahuan dasar terkait kesehatan jiwa. Mereka dilatih untuk mengenali gejala awal gangguan psikologis, melakukan skrining sederhana, hingga memberikan konseling dasar sebelum merujuk ke guru BK atau psikolog puskesmas.
“Harapannya sekolah punya ‘first aider’ yang siap menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dini masalah psikologis siswa. Mereka diajarkan prinsip Psychological First Aid agar bisa mengamati, mendengarkan, dan menindaklanjuti dengan tepat,” ungkap Iva, Selasa (30/9/2025).
Sejak 2023, SSJ sudah diuji coba di empat sekolah: SMP Negeri 3, SMP Negeri 7, SMP Taman Dewasa Jetis, dan SMP Bopkri 3. Hasilnya cukup positif, sehingga tahun ini program diperluas ke empat sekolah baru, yaitu SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Kanisius Gayam, dan MTs Mu’allimat Kota Yogyakarta.
Kegiatan orientasi tahun 2025 sendiri berlangsung pada 8–11 September lalu dengan melibatkan 42 peserta yang terdiri dari guru BK, guru UKS, dan tujuh siswa per sekolah. Mereka nantinya diharapkan menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah, menjelaskan program ini dilakukan dengan dua strategi utama.
Pertama, membentuk agen teman sebaya dari kalangan siswa yang dapat menjadi pendengar sekaligus penolong awal bagi teman yang menghadapi masalah psikologis. Kedua, mengoptimalkan peran guru UKS, guru BK, serta jejaring puskesmas dalam mendampingi siswa secara lebih profesional.
“Sekolah harus jadi ruang aman. Dengan SSJ, kita ingin membangun ekosistem pendidikan yang bisa merespons permasalahan kesehatan jiwa sejak dini, termasuk mencegah kasus bullying yang sering muncul di kalangan remaja,” jelasnya.
Kondisi ini semakin relevan dengan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, yang mencatat tingkat depresi remaja di Indonesia mencapai 2 persen, namun hanya 10,4 persen yang mencari pengobatan. Angka tersebut mengindikasikan masih banyak anak muda yang menanggung beban psikologis tanpa pendampingan.
“Melalui SSJ, intervensi preventif bisa dilakukan lebih cepat. Anak-anak tidak lagi harus menunggu masalahnya membesar baru ditangani, tetapi bisa segera mendapat pertolongan di lingkup sekolah,” tambah Lana.
Dengan berkembangnya kasus kesehatan mental di kalangan remaja, sekolah dipandang sebagai benteng kedua setelah keluarga. Program SSJ tidak hanya sebatas pelatihan, melainkan gerakan kolektif agar sekolah benar-benar menjadi ruang belajar yang sehat secara fisik dan mental.
Pemkot Yogyakarta optimistis, dengan kolaborasi lintas sektor, SSJ akan melahirkan generasi muda yang lebih tangguh, empatik, dan siap menghadapi tantangan zaman. (*)
Pewarta | : A Riyadi |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Angka Perceraian PNS di Pemkot Probolinggo Cukup Tinggi
Kasus Penyalahgunaan ITAS Investor, WN China Jadi Tersangka
Wushu Kota Probolinggo Sabet 8 Medali di Kejurprov Jawa Timur
Rossi Hernawati: SOP Kesehatan Banjar Perlu Fleksibel di Situasi Darurat
Lestari Moerdijat: Butuh Keseimbangan antara Ilmu dan Iman untuk Wujudkan Generasi Muda Berdaya Saing
700 Personel Ikuti Apel, Bupati Banjarnegara Pastikan Kesiapan Hadapi Bencana
Pemkot dan DPRD Surabaya Sepakati KUA-PPAS APBD 2026, Percepatan Pembangunan Jadi Prioritas
PKB Sidoarjo Bantu Evakuasi dan Galang Donasi Korban di Ponpes Al-Khoziny
Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 Angkat Wisata Olahraga Indonesia ke Dunia
Bupati Banjarnegara Lantik PNS dan Serahkan SK Pengangkatan PPPK Tahap II 2024