TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap informasi yang belum terverifikasi atau bersifat hoaks, menyusul laporan adanya ancaman bom di salah satu sekolah internasional di Jakarta yang ternyata tidak terbukti.
“Inilah yang menjadi kesadaran bagi kita semua bahwa informasi yang muncul sering kali setelah dicek ternyata tidak benar, atau istilahnya sekarang banyak sekali hoaks,” ujar Prasetyo dalam keterangan suara yang diterima, Sabtu (11/10/2025), mengutip Antara.
Menurutnya, kejadian tersebut menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati dan bijak dalam menerima serta menyebarkan informasi, terutama yang berkaitan dengan isu keamanan publik.
“Apalagi kalau sudah menyangkut gangguan keamanan, terlebih isu bom di tempat pendidikan, itu sangat sensitif,” ujarnya.
Prasetyo menambahkan, pemerintah terus berkoordinasi dengan sejumlah lembaga terkait, termasuk Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan Polri, untuk memastikan keamanan publik tetap terjaga.
“Koordinasi pasti dilakukan, tapi tidak perlu semuanya disampaikan ke publik. Pesan Presiden kepada kita adalah tetap waspada, selalu cek kebenaran informasi, dan jangan mudah terpancing isu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prasetyo menegaskan kembali pesan Presiden agar masyarakat tetap fokus pada hal-hal produktif dan tidak terjebak dalam isu yang disebarkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
“Ada pekerjaan rumah yang jauh lebih penting daripada meladeni isu menyesatkan yang hanya membuat resah,” katanya.
Sebelumnya, North Jakarta Intercultural School (NJIS) di kawasan Kelapa Gading menerima pesan ancaman bom dari nomor asing dengan kode negara +234 yang diketahui berasal dari Nigeria.
Pesan tersebut dikirim pada Selasa (7/10) sekitar pukul 05.09 WIB ke nomor pihak marketing sekolah. Pelaku mengklaim telah menanam bom di lingkungan sekolah dan menuntut tebusan sebesar 30.000 dolar AS dalam bentuk mata uang kripto Bitcoin.
“Kami punya bom di sekolahmu. Bom akan meledak dalam 45 menit. Jika tidak setuju, bayar 30.000 dolar Amerika ke alamat Bitcoin kami,” demikian isi pesan ancaman tersebut.
Pihak sekolah segera melaporkan ancaman itu ke kepolisian. Polsek Kelapa Gading bersama tim Penjinak Bom (Jibom) Detasemen Gegana Polda Metro Jaya melakukan penyisiran di seluruh area sekolah pada Rabu (8/10) pagi.
Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko menjelaskan, sebanyak 21 personel Gegana diterjunkan untuk memeriksa setiap sudut sekolah, termasuk ruang kelas, laboratorium, dan area bermain anak.
“Penyisiran dilakukan untuk memastikan keamanan sekolah. Tidak ditemukan benda mencurigakan atau bahan peledak,” kata Seto.
Hingga kini, pihak kepolisian masih menelusuri jejak digital pengirim pesan ancaman tersebut. Dugaan sementara, pesan dikirim dari luar negeri menggunakan nomor virtual.
Pemerintah mengapresiasi langkah cepat aparat kepolisian dalam menangani ancaman tersebut, sekaligus mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarluaskan kabar yang belum jelas sumbernya.
“Isu keamanan adalah hal serius. Jangan sampai masyarakat justru ikut memperkeruh suasana dengan menyebar ulang informasi yang belum tentu benar,” tutup Prasetyo. (*)
Pewarta | : Ferry Agusta Satrio |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Final Four Livoli Divisi Utama 2025, Bank Jatim Bangkit, Libas Rajawali O2C 3-0
Rahasia Turunkan Kadar Gula dalam Nasi dengan Cara Simpel untuk Diabetes
Akses Gerbang Tol Padalarang Timur Diubah, Pengendara Diminta Waspada
Haul Solo Jadi Berkah Ekonomi Warga, Omzet Sewa Rumah Tembus Jutaan Rupiah
Rem Blong, Truk Hino Hantam Dua Tiang Listrik di Cianjur
74 Penerbangan Ngurah Rai Terganggu Akibat Listrik Padam
Sleman Quattrick! Bupati Harda Dorong Semangat Juara di Musorkab KONI
AKPI Perkuat Profesi Kurator, Siap Menjadi Mitra Pembangunan Hukum dan Ekonomi
Utut Adianto Turun Gunung Konsolidasi Kader PDI Perjuangan Banjarnegara, Ini Tujuannya
Tweet for the Planet: Ketika Kicauan Burung Jadi Alarm Kondisi Bumi