TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) mulai melakukan audit bangunan pondok pesantren di berbagai daerah di Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk memastikan keamanan, kelayakan, dan keselamatan gedung pesantren, terutama bagi yang sudah berusia tua dan menampung ribuan santri.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti menyampaikan bahwa audit ini merupakan tahap awal dalam upaya pemerintah memperkuat standar keselamatan bangunan pendidikan berbasis keagamaan.
“Saat ini Kementerian PU akan melakukan audit terlebih dahulu terhadap pondok pesantren yang sedang melakukan pembangunan,” ujar Diana di Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Diana menjelaskan bahwa audit dilakukan secara bertahap oleh jajaran Direktorat Jenderal Cipta Karya. Tim teknis telah disebar ke berbagai daerah untuk melakukan identifikasi dan pemeriksaan lapangan.
“Ada 80 pondok pesantren yang dilakukan identifikasi oleh teman-teman dari Direktorat Jenderal Cipta Karya,” ungkapnya.
Audit ini menyasar bangunan pesantren yang dinilai memiliki risiko tinggi, terutama yang telah berdiri lebih dari 100 tahun, berlantai empat atau lebih, dan menampung lebih dari 1.000 santri. Pemeriksaan mencakup keandalan struktur, sistem keamanan, serta kelayakan fungsi bangunan.
Selain itu, tim juga memantau penambahan bangunan baru di kompleks pondok pesantren yang berpotensi memengaruhi kekuatan struktur utama.
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menegaskan dukungan penuh terhadap kebijakan ini. Ia memastikan seluruh jajaran teknis dari Direktorat Jenderal Cipta Karya telah diterjunkan untuk mempercepat proses audit dan pendataan.
“Kami sudah mengerahkan tim Cipta Karya yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memastikan audit berjalan sesuai standar keamanan bangunan,” jelas Dody.
Selain memastikan keselamatan bangunan, Kementerian PU juga mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan pesantren.
Melalui program Pelatihan dan Uji Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi Terampil, pemerintah memberikan kesempatan bagi para santri untuk memperoleh keahlian dasar di bidang konstruksi dan teknik sipil.
Program ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto, agar para santri tak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang dapat mendukung pembangunan di lingkungan pondoknya.
“Diharapkan para santri yang terlibat dalam kegiatan pembangunan di pesantrennya masing-masing memiliki bekal keterampilan dasar dan memahami aspek keselamatan kerja konstruksi,” tutur Dody.
Melalui langkah ini, pemerintah berharap bangunan pondok pesantren di seluruh Indonesia tidak hanya kokoh secara fisik, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran yang aman dan layak bagi seluruh santri. (*)
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Imadudin Muhammad |
Real Madrid Bidik Sapu Bersih Sebelum Jeda Internasional
Perpusnas Dukung Program MBG dengan Bahan Bacaan Berkualitas untuk Tingkatkan Literasi
Derby London, Inilah Prediksi Susunan Pemain Tottenham vs Chelsea
APEC 2025: Para Pemimpin Sepakati Deklarasi Gyeongju Perkuat Perdagangan dan Investasi
Bertemu Presiden Korsel, Prabowo Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Pertahanan
Pemerintah Arab Saudi Tolak Rencana Messi Main di Saudi Pro League
UB Ungguli ITB Sebagai Kampus Penerima Beasiswa Unggulan Terbanyak 2025
Arab Saudi Pangkas Masa Berlaku Visa Umrah Jadi 30 Hari, Berlaku Mulai Pekan Depan
SPBU BP di Kota Malang Akhirnya Kembali Beroperasi, Antrean Kendaraan Langsung Mengular
Potret UMKM yang Tersisih di Era 5.0