TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) melalui Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia (Pusdiklat SDM) telah mengeluarkan surat keputusan nomor 143 Tahun 2025 terkait Kurikulum Pelatihan Penerapan Teknik Agroforestri Berbasis Kopi.
Keputusan Kepala Pusdiklat SDM Kemenhut yang dikeluarkan pada 8 Juli 2025 lalu ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan tanaman kopi terhadap perubahan iklim dengan pengelolaan menggunakan teknik agroforestri dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi melalui Pelatihan Penerapan Teknik Agroforestri Berbasis Kopi.
Sebagai upaya pengembangan kurikulum teknik agroforestri berbasis kopi yang dibuat Pusdiklat SDM Kemenhut, Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) menginisiasi program kerja sama dengan International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC) yakni Coffee Master Trainers Upgrading (MUG): Indonesia Coffee Export Development.
Pengembangan kurikulum teknik agroforestri berbasis kopi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi para Master Trainer (MT) guna mendorong praktik budidaya kopi berkelanjutan oleh petani di dua wilayah intervensi, Aceh dan Sumatera Utara.
“Penyusunan kurikulum dengan melibatkan banyak pihak dapat menghasilkan sebuah program pelatihan yang baik, dapat menjawab kebutuhan nyata di lapangan. Hal itu telah ditempuh dalam penyusunan Kurikulum Pelatihan Penerapan Teknik Agroforestri Berbasis Kopi ini,” ucap Kepala Pusdiklat SDM Kemenhut, Kusdamayanti dalam keterangan pers yang diterima TIMES Indonesia, Selasa (23/9/2025).
Menurutnya, kurikulum pelatihan ini juga disusun dengan menerapkan kaidah-kaidah penyusunan kurikulum pelatihan berbasis kompetensi untuk meningkatkan ranah pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja para peserta pelatihan.
“Selain metode pelatihan secara klasikal, dalam kurikulum ini pun telah tersedia metode pelatihan yang memungkinkan untuk penggunaan teknologi komunikasi dan internet kekinian dalam penyelenggaraan pelatihan, seperti penggunaan learning management system (LMS) Kementerian Kehutanan, video tele conference dan bentuk-bentuk pembelajaran jarak jauh secara elektronik (online) lainnya,” ujarnya.
Sistem yang Menjanjikan dan Berkelanjutan
Salah satu Grand Master Trainer (GMT) SCOPI sekaligus tim penyusun kurikulum, Arief Wicaksono mengatakan bahwa agroforestri pada budidaya kopi merupakan sistem yang menjanjikan untuk menciptakan pertanian yang berkelanjutan, menguntungkan, dan ramah lingkungan. Ia mengungkapkan, manfaat sistem ini dapat dirasakan secara ekologis maupun ekonomis.
“Secara ekologis, agroforestri berbasis kopi berperan dalam konservasi tanah dan air, pelestarian keanekaragaman hayati, penambahan unsur hara, peningkatan cadangan karbon, serta pengendalian hama dan penyakit, sementara secara ekonomi, sistem ini terbukti memberikan nilai tambah yang lebih tinggi dibanding kebun kopi monokultur, termasuk dalam hal peningkatan produksi mutu, dan cita rasa kopi, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan pendapatan petani,” kata Arief.
Hal serupa juga diungkapkan GMT SCOPI sekaligus tim penyusun kurikulum, Bambang Haryanto yang menambahkan bahwa dengan rampungnya kurikulum pelatihan penerapan teknik agroforestri berbasis kopi, diharapkan dapat dimanfaatkan lembaga pelatihan dan lembaga terkait untuk mengembangkan kapasitas petani, pendamping petani, penyuluh pertanian maupun penyuluh kehutanan dalam membina masyarakat.
“Sehingga profitabilitas kopi dapat meningkat baik produksi maupun kualitasnya dan pendapatan petani meningkat. Adanya kurikulum ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat kapasitas pendamping budidaya kopi, khususnya dalam konteks agroforestri dan Perhutanan Sosial,” sebutnya.
Hingga tahun 2025, tercapai 10,64% atau 354 dari total 3.326 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di seluruh wilayah Indonesia yang telah mengembangkan budidaya kopi di wilayah kelola perhutanan sosial dan kurikulum ini diharapkan dapat menjadi acuan pelatihan yang komprehensif dan aplikatif, dalam mewujudkan sistem pertanian yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
SCOPI akan menindaklanjutinya dengan melengkapi kurikulum dengan membuat modul Agroforestri Berbasis Kopi. Modul ini akan menjadi bahan pembelajaran yang dirancang bersama para ahli yang memiliki pengetahuan dan juga pengalaman langsung dalam penerapan agroforestri dan juga budidaya kopi.
SCOPI akan mengundang Anggota SCOPI maupun mitra strategis SCOPI untuk bersama-sama menyusun modul. Modul ini akan menjadi alat penting dalam pembelajaran, baik dalam konteks formal maupun informal, yang memungkinkan penyuluh lapangan maupun petani kopi di Perhutanan Sosial untuk belajar secara mandiri dan terstruktur. (*)
Pewarta | : Ahmad Nuril Fahmi |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
TACB Bondowoso dan Ahli Geologi Teliti Struktur Bata Kuno di Prajekan
Kebiasaan Generasi Emas Indonesia
Kafilah DIY Siap Berlaga di MQKN 2025, Paku Alam X Beri Restu dan Pesan Khusus
Hari Tani Nasional: Petani Pahlawan Pangan Indonesia
KPAI Minta Pemerintah Dengarkan Pendapat Anak Penerima Makan Bergizi Gratis
SPPG di Slipi Punya Cara Tersendiri agar Anak Tak Bosan dengan Makan Bergizi Gratis
Mensos Sebut 330 Ribu Penerima Bansos Jadi Keluarga Mandiri Tiap Tahun
Pemkot Yogyakarta Bagikan 52 Alat Bantu untuk Disabilitas
Livoli Divisi Utama 2025 Samator Taklukkan Ganevo
Cerdas Cermat Guru SMP se-Kabupaten Malang, Mencari Guru Inspiratif