TIMESINDONESIA, BLITAR – Sejumlah akademisi dari Universitas Islam Blitar (Unisba Blitar) bersama Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur (UPNVJT) menggagas program inovatif bertajuk Model Edupreneurship Berbasis Komunitas untuk Optimalisasi Daya Tarik dan Lonjakan Wisatawan di Destinasi Pantai Pudak yang Berkelanjutan.
Program ini menjadi bagian dari Kolaborasi Membangun Bangsa (Kosabangsa) yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat. Kegiatan dilaksanakan di Desa Ngadipuro, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar pada periode Oktober hingga Desember 2025.
Desa Ngadipuro diketahui memiliki Indeks Desa Membangun (IDM) yang masih tergolong rendah, yaitu berada di peringkat 23.232 nasional. Kondisi ini dipengaruhi oleh keterbatasan infrastruktur, rendahnya akses pendidikan, dan minimnya penghasilan warga yang sebagian besar bekerja sebagai petani musiman dan buruh tani.
Ketua pelaksana kegiatan, Dr. Yuhanin Zamrodah, S.P., M.Agr., menjelaskan bahwa kegiatan Kosabangsa di Ngadipuro berfokus pada pemberdayaan komunitas dan UMKM lokal melalui pendekatan edupreneurship.
“Melalui pendekatan berbasis komunitas, kami ingin masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi pelaku utama dalam pengembangan potensi wisata dan ekonomi kreatif di desanya,” ujar Yuhanin.
Dalam program ini, para akademisi UNISBA bersama tim pendamping UPNVJT yang terdiri dari Dr. Wahyu Dwi Lestari, S.Pd., M.T., Dr. Zainal Abidin Achmad, S.Sos., M.Si., M.Ed., dan Diana Aqidatun Nisa, ST., M.Ds., menggelar serangkaian pelatihan intensif.
Pelatihan tersebut mencakup label dan kemasan produk, membatik, visual branding, digital marketing, pencacahan sampah, hingga pembuatan paving blok ramah lingkungan.
Salah satu potensi terbesar Desa Ngadipuro adalah keberadaan Pantai Pudak, destinasi wisata alam yang mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal. Lonjakan kunjungan ini turut meningkatkan pendapatan warga, namun di sisi lain menimbulkan persoalan baru seperti pengelolaan sampah yang belum optimal.
Menurut Dr. Endah Siswati, S.I.P., M.S.W., permasalahan tersebut menjadi fokus pendampingan agar pertumbuhan ekonomi melalui wisata tetap berjalan berkelanjutan.
“Kami mengarahkan masyarakat untuk melihat sampah bukan hanya sebagai masalah, tetapi juga sebagai peluang ekonomi. Misalnya, dengan mengolah sampah menjadi produk paving blok atau bahan daur ulang bernilai jual,” ujarnya.
Selain wisata alam, Desa Ngadipuro juga memiliki UMKM batik lokal yang menjadi identitas budaya masyarakat setempat. Namun, produksi dan pemasaran batik tersebut masih dilakukan secara tradisional tanpa pemanfaatan teknologi modern.
Luhur Aditya Prayudhi, S.P., M.Agr., menambahkan bahwa pendampingan UMKM batik menjadi salah satu fokus utama agar produk lokal dapat bersaing di pasar digital.
“Melalui pelatihan digital marketing, kami harapkan produk UMKM batik Ngadipuro bisa menembus pasar lebih luas, sekaligus memperkuat branding wisata Pantai Pudak,” ucapnya.
Program Kosabangsa ini diharapkan menjadi langkah awal bagi Desa Ngadipuro untuk bertransformasi dari desa tertinggal menuju desa mandiri dan berdaya saing. Kolaborasi akademisi lintas universitas ini menjadi bukti nyata bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting dalam menggerakkan roda pembangunan daerah berbasis pengetahuan dan teknologi.
Dengan penerapan model edupreneurship berbasis komunitas, masyarakat didorong untuk tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga pencipta peluang ekonomi baru melalui sektor wisata dan UMKM berkelanjutan.
“Desa Ngadipuro memiliki potensi luar biasa. Jika masyarakat terus diberdayakan dan teknologi terus diterapkan, bukan tidak mungkin Pantai Pudak akan menjadi ikon wisata edukatif dan berkelanjutan di selatan Blitar,” tutup Dr. Yuhanin.(*)
| Pewarta | : Zaenal Arifin |
| Editor | : Imadudin Muhammad |
Amerika dan Tiongkok Adu Cepat Kuasai Tambang Helium-3 di Bulan
Ommo.. Drakor Legendaris Princess Hours akan Dibikin Reboot
Pemkab Banjarnegara Gelar Resmi Pelepasan Sekda Indarto dan Istri
Bupati Trenggalek Perintakan Warga Rawan Bencana Segera Mengungsi
Hak Jawab Kementan: Ke TEMPO Bukan Pembredelan, tapi Upaya Uji Kebenaran
KGB Open II 2025 Dibuka, 600 Peserta dari Berbagai Daerah Siap Berlaga di Kota Banjar
Tanam Mangrove Bersama Kaka Slank, Gubernur Khofifah Ajak Lintas Elemen Wujudkan NZE 2060
Strategi Menkeu: Dana Rp200 T di Himbara Bikin Likuiditas Melejit
Prabowo Ngebut Bangun Kereta di Luar Jawa, AHY Beberkan Alasannya
Festival Kopi Jalanan Sukses Sulap Kota Lama Surabaya Jadi Hub Kolaborasi Pemuda