TIMESINDONESIA, MALANG – Upaya pelestarian musik tradisional kembali digaungkan lewat gelaran Nusantara Bernyanyi 3, sebuah lomba bernyanyi tahunan yang digelar oleh Museum Musik Indonesia (MMI), Malang.
Lomba ini terbagi dalam beberapa kategori, yaitu solo vokal untuk jenjang SD dan SMP, paduan suara untuk SD dan SMP, serta lomba yel-yel khusus bagi pendukung finalis.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melestarikan kembali kekayaan musik tradisional Nusantara sekaligus menjaring bakat-bakat muda di bidang tarik suara.
"Lewat ajang ini, kami harap dapat melahirkan generasi penyanyi muda unggul yang berkontribusi dalam kemajuan musik Indonesia," ungkap Ratna Sakti Wulandari, kepala MMI saat konferensi pers di Museum Musik Indonesia, Sabtu (26/7/2025).
Pendaftaran dibuka mulai 31 Mei hingga 31 Juli 2025 dan dapat dilakukan secara daring melalui tautan yang tercantum pada poster resmi.
Selain itu, peserta juga dapat mendaftar langsung ke MMI (Selasa-Minggu, pukul 10.00-15.00). Menariknya, lomba ini gratis atau tidak dipungut biaya sepeserpun.
Setiap peserta diberi kebebasan untuk memilih satu lagu, sesuai ketentuan kategori. Untuk solo vokal tersedia pilihan lagu Ayam Den Lapeh, Bubuy Bulan, Tari Bali, Kampuang Nan Jauh Dimato, Turi-Turi Putih, Dayung Sampan, Sudah Berlayar, Angin Mamiri, Buka Pintu, dan Tanduk Majeng.
Sementara untuk kategori paduan suara, peserta bisa memilih lagu Saputangan Babuncu Ampat, Sinaggar Tulo, Ondel-Ondel, Sajojo, Selayang Pandang, Jamuran, Tanjung Perak, Yamko Rambe Yamko, Poco-Poco, Aceh Lon Sayang dengan satu lagu wajib yang harus dinyanyikan bersama, yakni Mars Museum Musik Indonesia.
Penilaian lomba akan berfokus pada tiga aspek utama: teknik vokal, pembawaan, dan penampilan. Dewan juri terdiri dari para musisi, guru vokal, dan akademisi yang berpengalaman di bidangnya. Khusus di babak final, juri-juri yang bertugas merupakan profesional bersertifikasi.
"Supaya tetap adil dan objektif, jajaran juri pun selalu diperbarui setiap tahunnya," tutur Stephanie Prima Prasetyowati, ketua pelaksana lomba.
Tiga juara terbaik akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai, sertifikat dan trophy. Dan yang menarik, tahun ini akan ada pemenang Kostum Tradisional Terbaik, yang hanya akan diberikan kepada satu orang saja.
Lewat ajang ini, semangat mengenalkan kembali kekayaan musik tradisional Indonesia kepada generasi muda diharapkan semakin bergelora. (*)
Pewarta | : Tasya Luthfiany Widyadhana [MBKM] |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
29 Tahun Kudatuli, Ribka Tjiptaning Sebut 27 Juli 1996 Sebagai Tonggak Reformasi
Wawan Wood dan Jeep Willys: 14 Tahun, 7 Jambore, Satu Komunitas
Eri Cahyadi: Koperasi Kelurahan Merah Putih Bisa Jadi Penggerak Ekonomi Kerakyatan
Demam Layangan di Majalengka, Tradisi Lama yang Kembali Mengudara
Polres Bondowoso Selidiki Video Penganiayaan Remaja yang Viral di Media Sosial
SPBU di Bondowoso Kehabisan BBM, Diduga Pasokan Tersendat Akibat Penutupan Gumitir
Gubernur Khofifah Apresiasi Sekolah Rakyat Ponorogo yang Layani Siswa SD, SMP dan SMA
Optimalisasi Bonus Demografi ASN Gen Z
BMKG Imbau Waspadai Suhu Panas Hingga 34 Derajat
Halal Fest 2025 Hasilkan Donasi Rp1,8 Miliar untuk Palestina