TIMESINDONESIA, MALANG – Pengamat ketahanan pangan nasional Brigjen Pol (Purn) Faisal Abdul Naser menegaskan bahwa peran Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kini tidak hanya sebatas menjaga keamanan dan ketertiban, tetapi juga menjadi pelopor ketahanan pangan nasional.
Menurut Faisal, sepanjang 2025 Polri telah mengambil berbagai langkah strategis dari hulu hingga hilir sektor pangan. Mulai dari keterlibatan dalam panen raya, dukungan ekspor komoditas, edukasi kepada petani, hingga perlindungan hukum dari praktik mafia pangan. “Inisiatif strategis ini nyata membantu menjaga stabilitas sosial-ekonomi sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi krisis pangan global,” ujarnya di Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Data terbaru FAO menunjukkan bahwa lebih dari 864 juta orang di dunia menghadapi kelaparan akut sepanjang 2024. Lonjakan harga pangan global juga terjadi, bahkan negara maju seperti Jepang dan Filipina telah menetapkan status darurat pangan.
“Situasi ini diperparah dengan perubahan iklim ekstrem, konflik geopolitik, serta fluktuasi harga komoditas dunia. Indonesia memang relatif stabil, tetapi tetap menghadapi masalah klasik seperti alih fungsi lahan, distribusi yang timpang, hingga lemahnya posisi tawar petani,” jelas Faisal yang juga menjabat sebagai Chairman Executive Liaison Staff PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.
Ia menegaskan, isu ketahanan pangan tidak bisa dipandang hanya sebagai persoalan ekonomi atau pertanian semata, melainkan telah menjadi fondasi bagi stabilitas sosial dan kedaulatan bangsa.
Peran Polri dalam sektor pangan dinilai semakin nyata. Selain menjaga keamanan, Polri aktif memberantas praktik penimbunan bahan pokok, distribusi pupuk palsu, serta kartel pangan yang merugikan petani dan konsumen.
Dalam kondisi darurat seperti bencana alam, Polri juga turun langsung menyalurkan logistik pangan dan menjaga stabilitas distribusi di lapangan. “Keterlibatan Polri dalam forum lintas sektor di daerah menjadikannya bagian penting dari ekosistem pangan nasional,” tegas Faisal.
Hal tersebut, lanjutnya, sejalan dengan nilai-nilai Tribrata dan Catur Prasetya yang menjadi pedoman moral bagi setiap personel Polri.
Faisal mencontohkan keberhasilan Polri dalam mendukung panen raya jagung di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, pada kuartal II-2025. Panen tersebut dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan menghasilkan ekspor 1.200 ton jagung ke Sarawak, Malaysia.
Selain itu, Polri bersama Bulog menginisiasi pembangunan 18 gudang penyimpanan di 12 provinsi dengan kapasitas total 18 ribu ton. Gudang ini tidak hanya menjadi tempat penyimpanan, tetapi juga pusat pengolahan yang mampu menyerap ratusan ton jagung per hari.
“Inisiatif ini vital untuk memperlancar distribusi hasil panen sekaligus menjaga ketersediaan pangan di seluruh pelosok negeri,” jelasnya.
Meski banyak capaian, Faisal mengingatkan bahwa masih ada pekerjaan besar dalam membangun ekosistem pangan nasional. Peternakan, misalnya, masih menghadapi keterbatasan pakan lokal dan lemahnya sistem pembibitan. Selain itu, rantai pasok pangan sering terganggu oleh ulah mafia dan spekulan.
“Di sinilah peran Polri menjadi sangat vital. Polri harus menindak tegas mafia pangan, sekaligus memberi perlindungan hukum bagi petani, UMKM, dan pelaku industri pangan. Dengan begitu, iklim usaha bisa lebih sehat dan adil,” tegasnya.
Presiden Prabowo Subianto juga disebut memberikan apresiasi kepada Polri atas keterlibatan langsung dalam mendukung produksi pangan. Program penanaman jagung yang digagas Polri dinilai sejalan dengan agenda pemerintah dalam membangun ketahanan pangan berkelanjutan.
Menurut Faisal, proyek ini merupakan langkah jangka panjang yang harus melibatkan seluruh elemen, baik pemerintah maupun swasta. “Jika hanya mengandalkan mekanisme pasar, petani kita yang tidak punya fondasi kuat justru bisa terpinggirkan. Maka, peran negara bersama Polri menjadi sangat penting,” ungkapnya.
Faisal yang merupakan alumni PPSA XXIV Lemhannas RI 2023 ini berharap, dengan komitmen bersama, Indonesia dapat membangun sistem pangan yang tangguh, berkelanjutan, dan mampu menjamin kesejahteraan rakyat.
“Polri telah menunjukkan bahwa mereka bukan hanya penegak hukum, tetapi juga mitra strategis dalam menjaga sawah hingga meja makan rakyat Indonesia. Ini langkah maju menuju kedaulatan pangan nasional,” tutupnya. (*)
Pewarta | : Zaenal Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |
Muhamad Al Akhyar Dilantik Direktur Perumda Aneka Usaha Karya Praja Banjarnegara
Kapolri Resmikan Patung Tokoh Sejarah Polisi Istimewa
Program Makan Bergizi Gratis di Jatim Sudah Capai 1,9 Juta Penerima
DPD GMNI Jawa Timur Dukung Langkah Strategis Gubernur Soal Relaksasi Kenaikan PBB-P2
Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Malang Menanti Sekda yang Menyalakan Cahaya Birokrasi
Dukungan Eddy Soeparno untuk Penugasan Baru Zulhas: Menteri Sat-Set!
Hari Juang Polri Simbol Perjuangan Kepolisian
Penemuan Jasad Tergantung Gegerkan Lapas Cianjur
Warga Yogyakarta Bisa Vaksinasi Rabies Gratis untuk Hewan Peliharaan Mulai 1 September 2025
Gugatan PMH PT Sinar Baru Banjar terhadap PT APL, Mediasi Lanjutan Digelar 3 September