TIMESINDONESIA, SLEMAN – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengingatkan seluruh wali asuh dan wali asrama Sekolah Rakyat (SR) agar menjaga lingkungan belajar dari tiga dosa besar pendidikan, yakni perundungan, kekerasan fisik maupun seksual, serta intoleransi
“Saya ingin ini menjadi komitmen kita. Ada tiga yang tidak boleh terjadi di Sekolah Rakyat yang disebut dengan tiga dosa besar pendidikan,” kata pria yang akrab disapa Gus Ipul itu saat membuka pelatihan pengasuhan dan pengelolaan asrama Sekolah Rakyat tahun 2025 di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (10/9/2025).
Apabila para wali asuh dan wali asrama menemukan tiga dosa besar itu, Gus Ipul meminta mereka untuk segera melapor pada pihak yang berwenang.
“Kalau para wali asrama, wali asuh melihat tanda-tanda ini, segera laporkan dan kita carikan solusi,” ujarnya, dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta.
Ia lalu menekankan, baik guru, wali asuh, maupun wali asrama memiliki peran yang sangat strategis dalam menjaga anak-anak di sekolah berasrama tersebut.
Tidak hanya mendampingi siswa dalam pendidikan formal, Gus Ipul menyampaikan guru, wali asuh, dan wali asrama berperan pula memastikan siswa Sekolah Rakyat tumbuh di lingkungan yang aman dan inklusif.
Diketahui, pelatihan pengasuhan dan pengelolaan asrama Sekolah Rakyat tahun 2025 berlangsung 10–13 September dan diikuti 526 peserta dari seluruh Indonesia, di mana 118 di antaranya hadir langsung di Yogyakarta. Mereka dibekali pemahaman tugas, empati, serta kesabaran dalam mendampingi siswa agar dapat melayani dengan hati dan prosedur yang tepat.
Sekolah Rakyat merupakan kebijakan pemerintah melalui Inpres Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem. Selain pendidikan gratis, siswa juga mendapatkan layanan kesehatan, makan bergizi, jaminan sosial, hingga perbaikan rumah keluarga.
Gus Ipul berharap melalui pelatihan itu para wali asuh dan wali asrama dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Di samping itu, mereka pun diharapkan bisa meningkatkan rasa empati dan kesabaran dalam mendampingi siswa.
"Pelatihan ini agar mereka bisa melayani dengan hati, melayani dengan prosedur yang ada," ujar Gus Ipul. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Bali Dinyatakan Berstatus Darurat selama Sepekan
Antara Ijazah dan Lapangan Kerja yang Tak Nyata
Skandal Dana Diklat PKN Tingkat II: Pejabat Pemkot Banjar Terlibat Dugaan Penilepan Rp125 Juta
Uji Kelayakan Calon Hakim Agung, Anggota DPR Tanya Diana Malemita Ginting soal Pajak Karbon
Banjir Bali, Tim SAR Gabungan Evakuasi 142 Korban Selamat
Livoli Divisi Utama 2025, LavAni Kembali Menangkan Laga Kedua
PORDA XVII DIY Resmi Dibuka di Gunungkidul, Bupati Sleman Targetkan Juara Umum Empat Kali Beruntun
Dishub Jatim: Koridor VII Trans Jatim Siap Beroperasi Oktober 2025
Kritik Ketua HMI Kota Banjar terhadap Rencana Pengadaan Mobil Dinas Pemkot Banjar
Uang Negara Nganggur di BI Rp425 T, Menkeu Purbaya: Itu Biang Sulitnya Cari Kerja!