TIMESINDONESIA, LABUAN BAJO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan ruang udara di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, untuk sementara dalam kondisi aman dari ancaman abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki yang kembali erupsi sejak 19 September 2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, menjelaskan bahwa meski abu sempat terpantau hingga wilayah udara Manggarai Barat, pemantauan satelit terbaru serta laporan pilot menunjukkan kondisi kini sudah bersih. “Hingga tadi malam pukul 22.00 WITA masih ada indikasi sebaran abu, namun pagi ini laporan pilot dan citra satelit memastikan tidak ada abu vulkanik di atas Labuan Bajo,” kata Maria, Minggu (21/9/2025).
Menurutnya, verifikasi keamanan penerbangan tidak hanya mengandalkan satelit, tetapi juga laporan langsung dari pilot yang melintas. “Area yang masuk poligon sebaran abu wajib dihindari dengan membuat rute penerbangan baru. Jadi informasi ini sangat krusial bagi keselamatan penerbangan,” tegasnya.
Maria menambahkan, meski erupsi kali ini tidak bersifat eksplosif, aktivitas vulkanik yang terus berlangsung menghasilkan suplai abu yang konsisten di udara. Jika pola angin bertiup dari timur-tenggara secara stabil tanpa disertai hujan, abu dapat terakumulasi dan menyebar jauh, termasuk ke wilayah Manggarai Barat.
“Semakin tinggi kolom abu, semakin besar peluangnya terbawa angin ke berbagai arah. Itu sebabnya informasi dalam Volcanic Ash Advisory (VA) selalu membedakan level ketinggian sebaran abu,” jelasnya.
Pemantauan satelit terakhir menunjukkan abu vulkanik sudah tak terdeteksi lagi di ruang udara Manggarai Barat. Hal ini bisa terjadi karena abu tertutup awan atau sudah terurai menjadi partikel halus.
Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih tinggi. Pada periode 19–20 September 2025, terekam 27 kali gempa letusan, disertai berbagai jenis gempa vulkanik dan tremor. Kolom abu tercatat bervariasi antara 800 hingga 6.000 meter.
“Asap juga terlihat keluar dari rekahan di sisi barat laut gunung. Kondisi ini mengindikasikan adanya zona lemah yang berpotensi menjadi jalur erupsi baru,” ujar Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid.
BMKG menegaskan akan terus melakukan pemantauan real-time bersama otoritas penerbangan untuk memastikan jalur udara tetap aman. Pilot dan maskapai diimbau mengikuti perkembangan informasi terkini agar penerbangan di kawasan Nusa Tenggara Timur berjalan tanpa gangguan. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Partai Gerindra DIY Sukses Kawal Danais 2026 Tetap Rp1 Triliun, Warga Yogyakarta Sambut Lega
Wali Kota Hasto Wardoyo Ajak Warga Yogyakarta Bergerak Bersama Cegah Stunting
Cerita Kecintaan Bima Bayu Aji, Pemuda asal Magetan, pada Budaya Jawa
Jember Road Race Championship 2025 Jadi Ajang Gairahkan Sport Tourism
Pemkab Probolinggo Pulangkan Janazah Pekerja Migran dari Negeri Seberang
Pasar Minggu Legi Latar Cendhani, Wisata Unik Bernuansa Tradisional di Sendang Duwur Lamongan
Indonesian Custom Show 2025 di Jogja: Talk With Hand, Saat Karya Bicara Lebih Lantang dari Kata
Tiket Penerbangan Fly Jaya Jember - Jakarta PP Sudah Tersedia
Zulfa Laila Febriani Hadirkan Gagasan Sabda Lembur untuk Kemajuan Daerah
Polisi di Riau Diciduk karena Edarkan 1 Kg Sabu