TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Kecelakaan bus pariwisata yang merenggut 9 korban jiwa di jalur Bromo mendorong Polres Probolinggo mengambil langkah proaktif. Selain menangani kasus hukum, pihak kepolisian juga mengeluarkan rekomendasi penting untuk mencegah terulangnya insiden serupa.
Kapolres Probolinggo AKBP M. Wahyudin Latif mendesak instansi terkait agar segera membangun jalur darurat di area rawan kecelakaan. Usulan ini muncul setelah bus yang dikemudikan oleh tersangka Albahri (60) mengalami rem blong dan menabrak tebing.
"Kami merekomendasikan kepada PU agar membangun jalur darurat di kawasan rawan," jelas AKBP Latif dalam jumpa pers, Senin (22/9/2025).
Selain jalur darurat, Polres Probolinggo juga meminta Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Probolinggo untuk melaksanakan ramp check atau inspeksi keselamatan kendaraan secara rutin, terutama pada akhir pekan.
Pengecekan ini dianggap vital untuk memastikan semua kendaraan pariwisata, khususnya bus, dalam kondisi laik jalan sebelum memasuki jalur wisata yang menantang.
"Kami juga merekomendasikan kepada Dishub untuk melaksanakan ramp check setiap akhir pekan," tambah Kapolres.
Kapolres Latif menekankan bahwa faktor utama penyebab kecelakaan adalah kelalaian dan ketidakpatuhan terhadap aturan lalu lintas, baik dari sisi pengemudi maupun kondisi kendaraan. Ia berharap rekomendasi ini bisa menjadi langkah nyata untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan para wisatawan di jalur Bromo.
"Keselamatan harus dijadikan kebutuhan, bukan sekadar kewajiban," katanya.
Kecelakaan yang terjadi tidak terlepas dari kondisi jalan menuju kawasan Gunung Bromo yang dikenal ekstrem dan penuh tantangan. Terutama di wilayah Sukapura dan Lumbang, yang didominasi oleh tanjakan dan turunan yang sangat curam, tikungan tajam, serta medan yang licin.
Dengan kondisi jalan yang demikian, Polres Probolinggo juga mengimbau para pengendara untuk lebih waspada. Kendaraan bertansmisi matik tidak direkomendasikan untuk digunakan di jalur ini karena sistem pengeremannya tidak cocok untuk medan curam dan berisiko tinggi mengalami rem blong.
Tragedi yang menimpa bus pariwisata rombongan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember pada Minggu (14/9/2025) menambah daftar panjang catatan kelam di jalur Bromo. Kecelakaan tersebut menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai puluhan penumpang lainnya.
Berdasarkan penyelidikan kepolisian, bus yang mengangkut 55 orang ini mengalami rem blong saat menuruni turunan tajam di Jalan Raya Boto, Kecamatan Lumbang.
Sang sopir, Albahri, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka, diduga lalai karena memindah gigi dari posisi rendah ke tinggi, serta terus-menerus menginjak rem hingga kampas panas dan tidak berfungsi.
Bus yang melaju tak terkendali akhirnya menabrak pembatas jalan dan sebuah sepeda motor, sebelum akhirnya terperosok ke parit. (*)
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Muhammad Iqbal |
Spanyol Jadi Negara Eropa Pertama Terapkan Embargo Senjata Total ke Israel
Susunan Pengurus Golkar Pacitan Masih dalam Proses Penyusunan
Disamarkan dengan Jagung dan Sawi, 297 Batang Ganja Terungkap di Papua
Bank Jatim Jazz Traffic Festival 2025 Hadirkan Musik Lintas Genre
Sentuh 862.734 Penerima, Capaian Program Makan Bergizi Gratis NTB Lampaui Rata-Rata Nasional
Wakil Ketua DPRD Surabaya Optimistis Pembiayaan Alternatif Berdampak pada Pertumbuhan Ekonomi
23 Paskal Hadirkan Ikon Baru Gaya Hidup Bandung
Merajut Kualitas Pendidikan dari Atap yang Runtuh
Pemprov Bali Genjot Ekspor Produk UMKM ke Uni Eropa
TACB Bondowoso dan Ahli Geologi Teliti Struktur Bata Kuno di Prajekan