TIMESINDONESIA, MALANG – Upaya pencegahan kasus bullying dan bunuh diri di kalangan pelajar terus digencarkan. Yayasan Mahargijono Schutzenberger Indonesia melalui program Indonesia Sehat Jiwa (ISJ) resmi melantik 170 pelajar di Kota Malang sebagai Peer Support Buddy Anti-Bullying & Suicide Prevention Squad pada Jumat (26/9/2025) di Hall Lantai 2, Malang Creative Center (MCC).
Acara ini menandai peluncuran gerakan teman sebaya yang dilatih menjadi garda terdepan dalam mencegah perundungan dan kasus bunuh diri di lingkungan sekolah. Para relawan berasal dari lebih 70 sekolah di Malang Raya. Jumlah tersebut bahkan melampaui target awal panitia yang hanya menyiapkan sekitar 50 peserta.
Sofi Ambarini, Ketua Yayasan Mahargijono Schutzenberger Indonesia sekaligus pendiri ISJ, menegaskan bahwa kehadiran para duta anti-bullying ini sangat penting. Mereka akan menjadi sahabat pertama yang siap mendengar, merespons, dan memberikan dukungan awal kepada teman sebaya di sekolah.
“Pemilihan duta anti-bullying ini adalah salah satu cara untuk mencegah kasus perundungan di masa depan. Kami ingin mendidik generasi muda agar lebih sadar, berempati, dan mampu membantu sesama,” ujarnya.
Para relawan akan dibekali beragam keterampilan, mulai dari asesmen kesehatan mental, cara merespons curhat teman dengan tepat, hingga kemampuan mendengarkan dengan empati. Mereka juga akan didampingi oleh guru BK di sekolah, psikolog, dan psikiater dari Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB).
Sofi menyoroti bahwa kasus bullying di sekolah masih terus meningkat, sementara penanganannya belum maksimal jika hanya mengandalkan tenaga ahli. Karena itu, ISJ menghadirkan strategi berbeda dengan memberdayakan generasi muda itu sendiri.
“Kalau hanya mengandalkan psikiater atau psikolog, jumlahnya tidak akan pernah cukup. Justru generasi muda harus terlibat aktif menyelesaikan masalah yang ada di generasi mereka,” tegasnya.
Selain pelatihan dasar, kegiatan para Peer Support Buddy juga akan diwarnai dengan edukasi kreatif sesuai minat pelajar, seperti bedah buku, menggambar, mendongeng, hingga diskusi kelompok. Dengan cara ini, diharapkan mereka mampu menyebarkan kesadaran secara lebih dekat dan menyenangkan.
Untuk menjaga keberlanjutan program, ISJ menyiapkan sistem pendampingan berlapis, mulai dari peer support, konselor, support group, hingga psikolog klinis dan psikiater. Model pendampingan ini diharapkan dapat memperkuat daya tahan mental pelajar sekaligus menekan angka bullying dan bunuh diri di kalangan generasi muda.
Dengan hadirnya 170 Peer Support Buddy dari 70 sekolah lebih di Malang, ISJ optimistis gerakan ini menjadi langkah konkret dalam membangun sekolah yang aman, sehat, dan ramah bagi seluruh pelajar. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Fitur Gahar Seri Xiaomi 17 Pro, Mulai Chipset Bertenaga Hingga Layar Ekstra
Ivana Nurshipa, Menginspirasi Generasi Muda Cianjur Lewat Olahraga dan Panggung Budaya
Livoli Divisi Utama 2025, TNI AU Electric Menempatkan Satu Tiket ke Final Four
Purbaya Tegaskan Anggito Abimanyu Sah Jadi Ketua LPS Sesuai UU
Setelah Investree, Giliran Bos Kresna Life dan Wanaartha Jadi Target Polri
Belanda Pulangkan 28 Ribu Fosil Manusia Purba Dubois ke Indonesia
Buher Pimpin Humas Polda Metro Jaya, Harapan Baru Komunikasi Publik Polri
Buron Dana Ilegal Rp2,7 Triliun, Eks CEO Investree Adrian Gunadi Dipulangkan OJK dari Qatar
Mengkaji Ulang Keberadaan UU PPLH
Diskusi Bersama, Wali Kota Kediri-Universitas Brawijaya Bahas Sinergi Pengembangan Kota-Kampus