TIMESINDONESIA, SURABAYA – Lantunan melodi delapan lagu daerah yang diaransemen modern oleh Alffy Rev menggema serentak. Lebih dari 8.000 penari, dari usia 5 tahun hingga 70 tahun, turut ambil bagian dalam puncak perayaan Indonesia Menari 2025 yang digelar secara serentak di 11 kota, menghidupkan kembali kekayaan seni pertunjukan Nusantara dengan sentuhan yang segar dan inklusif.
Kompetisi tahunan persembahan Indonesia Kaya ini telah menjelma menjadi festival akbar yang melampaui batas usia dan latar belakang. Antusiasme masyarakat tak terbendung, terbukti dari total 35.000 pendaftar.
Tahun ini, Indonesia Menari tidak hanya hadir di enam kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, dan Palembang, tetapi juga menyambangi lima kota baru, yaitu Surabaya, Balikpapan, Manado, Bekasi, dan Karawang.
"Peningkatan jumlah pendaftar ini dipengaruhi oleh pertambahan jumlah kota penyelenggara dari tahun ke tahun dan karena sudah banyak yang menantikan kembalinya diadakan kegiatan Indonesia Menari ini," ujar Renitasari Adrian, Program Director Indonesia Kaya, Selasa (14/10/2025).
Keseruan peserta Indonesia Menari 2025 di Surabaya, yang disaksikan langsung pengunjung mal.
Data pendaftar, katanya, menunjukkan dominasi usia 25–35 tahun sebesar 42 persen, namun rentang usia peserta yang melebar dari 5 hingga 70 tahun menunjukkan ajang ini benar-benar merangkul semua generasi. Partisipasi perempuan pun jauh melampaui laki-laki dengan angka 77 persen.
"Surabaya mencatatkan diri sebagai kota dengan pendaftar terbanyak, sementara Palembang menjadi kota dengan kuota peserta terbesar," kata Renita.
Memasuki penyelenggaraan ke-10, sekaligus menjadi bagian dari perayaan 12 tahun Galeri Indonesia Kaya, ajang ini membuktikan konsistensinya sebagai wadah apresiasi tari Nusantara yang dikemas modern.
"Format kelompok minimal lima hingga maksimal tujuh orang diwajibkan mengenakan kostum bertema etnik modern," ungkapnya.
Uniknya, seluruh peserta membawakan koreografi yang sama, yakni karya Bathara Saverigadi Dewandoro, penari dan koreografer muda peraih juara di Indonesia Mencari Bakat.
Koreografi yang menonjolkan detail gerakan tangan khas daerah ini diiringi medley delapan lagu daerah, antara lain "Sinanggar Tulo" (Sumatera Utara) hingga "Rasa Sayange" (Maluku), yang diaransemen apik oleh Alffy Rev, menciptakan perpaduan tradisi dan kontemporer yang memukau.
"Melalui #MenaridiMall, kita bukan hanya menampilkan tarian, tetapi merayakan keberagaman dengan bergerak bersama," tutur Renita.
"Semoga Indonesia Menari terus menjadi inspirasi bagi generasi masa kini dan mendatang untuk melestarikan warisan Nusantara," pungkasnya. (*)
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Jelang Kunjungan Wapres, Kapolda Malut Pimpin Langsung Operasi Pengamanan
Pemerintah Siapkan 10 Proyek Waste to Energy Nasional
Gus Ulib Tegaskan Tidak Ada Feodalisme di Lingkungan Pesantren
Kecam Trans7, PKB Kabupaten Malang: Harus Minta Maaf dan Sowan Kiai
Pesantren Kediri Tuntut Maaf Langsung Trans7 atas Tayangan Dinilai Hina Ulama dan Santri
PWNU Jateng Siap Kelola MBG: Pesantren Lebih Berpengalaman Masak untuk Ribuan Santri
Kejati Sumut Tahan 2 Eks Pejabat BPN Terkait Korupsi Aset Lahan 8.077 Hektar
Rembuk Kebudayaan Bersama Pemangku Budaya, Kupas Isu Strategis
ISNU Kota Probolinggo–Kemenag Kolaborasi Dampingi UMKM Raih Sertifikat Halal
Badan Siber Ansor Jatim Endus Motif Ideologis Kasus Trans7