TIMESINDONESIA, MALANG – Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial RI, Fatma Saifullah Yusuf, menegaskan pentingnya menjaga mutu produk karya penyandang disabilitas agar mampu bersaing di pasar umum. Menurutnya, masyarakat harus membeli produk disabilitas karena kualitasnya, bukan semata-mata karena rasa iba.
“Kita membeli bukan karena kasihan, tapi karena menghargai karya mereka,” ujar Fatma saat mengunjungi stand Dmart Yayasan Tithiek Tenger di Cerita Spectra Coffee and Eatery, Jalan Kalpataru, Kota Malang, Senin (13/10/2025).
Fatma mencontohkan produk batik ciprat buatan penyandang disabilitas dan ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) yang sudah menjalani pemulihan. Menurutnya, batik ciprat memiliki potensi besar untuk menembus pasar lebih luas jika kualitas dan ukuran produk disesuaikan dengan kebutuhan pembeli.
“Misalnya batik, kalau panjangnya hanya dua meter, tentu kurang ideal untuk pakaian atas-bawah. Jadi tetap perlu penyesuaian agar produk mereka benar-benar siap jual,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Fatma juga menyampaikan bahwa Kementerian Sosial tengah menyiapkan program kurasi produk UMKM disabilitas untuk meningkatkan mutu dan daya saing di pasar. Ia bahkan mengusulkan pembentukan platform marketplace khusus agar produk disabilitas lebih dikenal dan mudah diakses masyarakat luas.
“Kita ingin produk mereka punya bargaining point yang kuat. Jadi perlu ada kurasi dan pendampingan kualitas,” ujarnya.
Selain meninjau pameran batik, souvenir, dan karya seni topeng, Fatma juga membeli langsung beberapa produk buatan anak disabilitas sebagai bentuk apresiasi. Ia menekankan bahwa penghargaan terbaik bagi karya disabilitas adalah membeli karena kualitas, bukan belas kasihan.
Dalam kunjungannya, Fatma turut menyerahkan bantuan kepada 17 anak disabilitas binaan Yayasan Tithiek Tenger, berupa kebutuhan pokok, perlengkapan sekolah, dan kipas angin.
Pembina Yayasan, Maria Carmela Nur Indri Hariani, menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan dukungan Kemensos. “Kami bahagia melihat anak-anak mendapatkan bantuan sekaligus motivasi untuk terus berlatih. Program Ibu Fatma juga sangat positif bagi perkembangan UMKM disabilitas,” ujar Maria.
Kunjungan ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan menjelang Hari Disabilitas Internasional (HDI) yang akan diperingati pada 3 Desember mendatang. Kemensos tengah mengumpulkan karya terbaik dari sekolah luar biasa (SLB), yayasan, dan komunitas disabilitas untuk ditampilkan dalam pameran nasional.
Fatma berharap, melalui pameran dan dukungan pelatihan seperti membatik bersama pembatik profesional, para penyandang disabilitas semakin mandiri dan mampu menembus pasar nasional hingga internasional.
“Kalau bukan kita yang menghargai karya mereka, siapa lagi?” kata Fatma. (*)
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Danantara: Evaluasi Menyeluruh Solusi Utang KCIC
BPJPH Perkuat Upaya Diplomasi Halal Global dengan Rusia
Paragon Corp Dukung Pengembangan SLB di Gresik, Karyawan Turun Langsung ke Lapangan
Komdigi Dukung Sanksi Tegas Trans7 Buntut Konten Pesantren
Menteri PU: Fokus Infrastruktur 2026 Tetap Dukung Astacita Prabowo
Santri dan Polemik Trans7
Menkeu Purbaya Siap Tindak Tegas Oknum Bea dan Cukai yang Hambat UMKM
LMI Raih Penghargaan Nasional dari Mandaya Awards
Potensi Besar TPA Supiturang di Proyek PSEL Pusat, Aglomerasi Malang Raya Solusi Pemenuhan Syarat
PLN Icon Plus Percepat Transisi Energi Nasional Lewat Virtual Power Plant Bali