TIMESINDONESIA, SLEMAN – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sleman (P3KP2KB Sleman) terus menguatkan peran ayah dalam pengasuhan anak melalui program “Gerakan Ayah Sayang Anak” (GASA). Program ini digelar sejak September hingga November 2025 di 86 kalurahan se-Kabupaten Sleman.
Sekretaris Dinas P3KP2KB Sleman, Dra. Dwi Wiharyanti, M.Si, menyampaikan bahwa hingga akhir Oktober, kegiatan telah berlangsung di 82 titik dan ditargetkan rampung seluruhnya pada awal November. Program ini dikemas dalam bentuk talk show dan edukasi masyarakat yang melibatkan calon ayah, para ayah, dan tokoh masyarakat.
“Gerakan Ayah Sayang Anak ini bukan sekadar slogan, tapi ajakan agar para ayah hadir secara fisik, psikis, dan emosional dalam tumbuh kembang anak-anaknya,” ujar Dwi, Kamis (16/10/2025).
Dwi menjelaskan, GASA merupakan langkah strategis dalam menghadapi fenomena “fatherless”, kondisi ketika anak tumbuh tanpa kehadiran atau keterlibatan ayah. Fenomena ini terbagi menjadi dua: Pertama, Ketidakhadiran fisik, misalnya karena perceraian, kematian, atau pekerjaan yang membuat ayah jauh dari keluarga. Kedua, Ketidakhadiran emosional, yaitu ayah berada di rumah namun tidak terlibat secara psikologis dan emosional dalam pengasuhan anak.
Melalui GASA, Dinas P3KP2KB memberikan edukasi agar para ayah lebih aktif berinteraksi dengan anak dan mendukung peran ibu dalam keluarga. Salah satu bentuk dukungan nyata dari pemerintah adalah adanya cuti dua hari bagi ayah saat istri melahirkan, yang diharapkan dapat mempererat ikatan emosional antara ayah dan anak sejak dini.
Program ini diharapkan mampu mengubah budaya pengasuhan di masyarakat Sleman, dari yang selama ini berfokus pada peran ibu, menjadi pengasuhan kolaboratif antara ayah dan ibu.
Dinas juga menjalankan berbagai kegiatan pendukung, seperti Gerakan Ayah Mengantar Anak ke Sekolah, serta edukasi bagi calon ayah agar lebih memahami pentingnya keterlibatan mereka dalam tumbuh kembang anak.
Menurut UNICEF (2021), sekitar 20,9 persen anak di Indonesia tumbuh tanpa peran ayah, baik karena perceraian, kematian, maupun pekerjaan yang memisahkan. Angka ini menempatkan Indonesia di peringkat kelima dunia, setara dengan sekitar 3 juta anak yang mengalami kondisi fatherless.
Data Susenas 2021 menunjukkan jumlah anak usia dini di Indonesia mencapai 30,83 juta jiwa, dengan sekitar 2,99 juta di antaranya kehilangan sosok ayah. Sementara BPS (2021) mencatat hanya 37,17 persen anak usia 0–5 tahun yang diasuh oleh ayah dan ibu kandung secara bersamaan.
Fenomena fatherless berdampak signifikan terhadap perkembangan anak, karena ketiadaan figur ayah dapat memengaruhi banyak aspek kehidupan mereka. “Ketiadaan figur ayah bisa memengaruhi banyak aspek kehidupan anak, mulai dari emosi hingga perilaku,” tambah Dwi.
Anak yang tumbuh tanpa peran ayah berisiko mengalami gangguan emosional seperti rasa minder, kesulitan beradaptasi dengan lingkungan, hingga kehilangan kepercayaan diri.
Dari sisi psikologis, mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan ketidakmampuan dalam mengambil keputusan. Kondisi ini juga berpotensi memicu perilaku menyimpang, terutama pada anak laki-laki yang kehilangan sosok panutan, sehingga mereka kerap mengalami kebingungan dalam membentuk jati diri dan memahami peran gender yang sehat.
Melalui GASA, Pemerintah Kabupaten Sleman berharap peran ayah tidak lagi dianggap sekadar pencari nafkah, tetapi juga sebagai pendamping utama dalam membentuk karakter dan masa depan anak. (*)
Pewarta | : A. Tulung |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Wow Kru Topi Jerami Punya Kostum Baru di One Piece: Into the Grand Line
Danantara: Evaluasi Menyeluruh Solusi Utang KCIC
BPJPH Perkuat Upaya Diplomasi Halal Global dengan Rusia
Paragon Corp Dukung Pengembangan SLB di Gresik, Karyawan Turun Langsung ke Lapangan
Komdigi Dukung Sanksi Tegas Trans7 Buntut Konten Pesantren
Menteri PU: Fokus Infrastruktur 2026 Tetap Dukung Astacita Prabowo
Santri dan Polemik Trans7
Menkeu Purbaya Siap Tindak Tegas Oknum Bea dan Cukai yang Hambat UMKM
LMI Raih Penghargaan Nasional dari Mandaya Awards
Potensi Besar TPA Supiturang di Proyek PSEL Pusat, Aglomerasi Malang Raya Solusi Pemenuhan Syarat