TIMESINDONESIA, JOMBANG – Santri tidak hanya dituntut taat beragama, tetapi juga harus berpikiran terbuka dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Dengan begitu, semangat iman, Islam, dan ihsan bisa diwujudkan dalam kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.
Pesan itu menjadi benang merah dalam bedah buku “Nyantri Dimanapun Kapanpun Tetap Santri” karya M Rudi Cahyono. Bedah buku digelar di SMK Plus Khoiriyah Tebuireng, Jombang, Minggu (19/10/2025).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) Nahdlatul Ulama Kecamatan Diwek sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025.
Acara yang dihadiri lebih dari 100 peserta, terdiri dari santri pondok pesantren, siswa SMA/SMK, serta pelajar madrasah aliyah, berlangsung semarak dan penuh inspirasi.
Turut hadir sebagai narasumber Mukani (pengurus LTN PWNU Jatim); Mochammad Fauzan (anggota DPRD Jombang) serta M. Rudi Cahyono selaku penulis. Acara dipandu Chalimatus Sa’diyah, mahasiswa Universitas PGRI Jombang (UPJB).
Ketua panitia Hari Prasetia menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian menuju puncak Hari Santri Nasional. “Puncaknya nanti akan digelar kirab santri pada 22 Oktober 2025,” ujarnya.
Dalam sesi bedah buku, Rudi Cahyono mengungkapkan bahwa karya yang ditulisnya merupakan refleksi perjalanan spiritual dan sosialnya sebagai santri sejak sebelum mondok.
“Buku ini berisi pengalaman nyata yang saya alami sendiri. Tidak ada campur tangan kecerdasan buatan (AI) di dalamnya, karena AI secanggih apapun tidak bisa merasakan kehidupan seorang santri,” tegas dosen Universitas Islam Tribakti Lirboyo, Kediri ini.
Sementara itu, Mochammad Fauzan mengapresiasi semangat generasi muda, khususnya kalangan santri, yang berani menulis dan berkarya di tengah kemajuan teknologi.
“Buku ini menjadi inspirasi bagi santri untuk sukses di masa depan. Sekarang tidak ada lagi batasan bagi santri untuk berkiprah di berbagai bidang,” ujar mantan aktivis itu.
Legislator muda ini menambahkan, kehadiran santri dalam berbagai sektor strategis sangat penting agar arah kebijakan pemerintah tetap berpihak pada rakyat.
Senada dengan itu, Mukani, pengurus LTN PWNU Jatim sekaligus dosen STAI Darussalam Nganjuk, menegaskan bahwa santri masa kini bukan hanya berkutat pada urusan keagamaan, tetapi juga memiliki peran luas di ranah sosial, pendidikan, dan ekonomi.
“Santri sekarang telah menjelma menjadi sosok yang serba bisa. Karena itu, menulis adalah cara untuk meneladani ulama-ulama Nusantara yang sangat produktif dalam berkarya,” ujarnya.
Mukani juga mendorong para santri untuk mulai menulis kisah dan pengalaman sehari-hari mereka. “Tulisan sederhana dari kehidupan santri bisa menjadi inspirasi besar bagi bangsa menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Ronny Wicaksono |
Sumber Sira Putukrejo, Oase Ketenangan di Selatan Malang
Pesantren dalam Perdebatan
Wujudkan Legislator Tangguh, Anggota DPRD Jatim Cahyo Harjo Membangun Regulasi Responsif
Jadi Magnet Dunia, Penari Diaspora dari Amerika Bakal Tampil di Gandrung Sewu 2025
Angkat Tesis Kebijakan Pembangunan Pelabuhan Laut, Bambang Haryo Raih Magister Ilmu Politik
Blockchain dan Ilusi Keamanan Investasi Digital
Rayakan HUT ke-61 Partai, DPD Golkar Maluku Berbagi Seribu Paket Sembako
Kisah Nola Ekanita, Apoteker di Pelosok Sumbar; Bukan Sekadar Tugas, tapi Pengabdian
Luar Biasa, Desa Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Desa Wisata Terbaik PBB
Berawal dari Laporan Warga, Polrestabes Surabaya Amankan 34 Pria dalam Pesta Sesama Jenis